Saturday, March 26, 2016

BERUBAH atau MATI.

RAJAWALI merupakan jenis unggas yg mempunyai umur paling panjang di dunia, dpt mencapai 70 thn. Tapi utk mencapai umur itu seekor RAJAWALI hrs membuat keputusan besar pd umurnya yg ke 40.

Saat umur 40 thn, cakarnya mulai menua, paruh menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dada. Sayapnya mjd sgt berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga menyulitkan saat terbang. Saat itu, ia hanya mempunyai 2 pilihan: Menunggu kematian atau menjalani proses transformasi yg menyakitkan selama 150 hari.

Saat melakukan transformasi itu, ia harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung utk kemudian membuat sarang di tepi jurang, berhenti dan tinggal di sana selama proses berlangsung.

Pertama, ia hrs mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dr mulutnya, dan kemudian menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yg baru tumbuh itu, ia hrs mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yg baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yg panjang dan menyakitkan.

5 bulan kemudian, bulu2 yg baru sudah tumbuh. Ia mulai dapat terbang kembali.  Dengan paruh dan cakar baru, ia mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!

Dalam kehidupan, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yg BESAR untuk memulai sesuatu proses PEMBARUAN.  Berani  membuang kebiasaan2 lama yg mengikat, meskipun itu adalah sesuatu yg menyenangkan dan melenakan.

Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal2 baru, kita mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yg terpendam, mengasah keahlian kita sepenuhnya dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan!

Tantangan terbesar untuk berubah ada di dalam diri sendiri...Bersediakah Anda Berubah....??

https://yudoprasonto.wordpress.com/2010/02/23/kisah-burung-rajawali-dan-7-prinsip-hidupnya/

Jangan Salahkan Cinta

Mengambil posisi duduk di depan kami, sepasang anak muda ini begitu menikmati trailer yang sedang diputar sambil menunggu film utamanya akan diputar nanti. Tanpa mereka sadari ternyata mereka salah posisi. What? Iya...salah posisi ruangan bioskopnya.

Pasangan muda yang lain sedang sibuk mencari posisi duduknya, bolak-balik memastikan nomer dan letak yang mereka pilih dan akhirnya ditegurlah mereka yang menduduki tempatnya. "Mas, itu tempat duduk  kami deh, coba cek tiketnya?" Lalu si pria mengeluarkan tiketnya dan bilang, "oh iya...salah!" Wanita pasangannya sambil menahan malu menepuk punggung prianya sambil berkata, "gimana sih...." (Menunduk sambil mulai berdiri dan geser ... keluar ruangan)

Jangan salahkan Cinta. Iya...jangan salahkan Cinta, 14 tahun dia menunggu dan akhirnya hanya bisa berkata, "ada air mineral...?" Oh...please, salahkan saja prianya. Kenapa? Karena jelas dia yang memegang tiket, berarti dia yang membeli dan mengajak si wanita nonton (meski nggak tahu juga uangnya dari si wanita, hehehehe). Jadi dia memang tidak mengecek ulang saat masuk ruangan bioskopnya, sudah benar belum nomer ruangannya? Yaah...cinta kadang memang buta katanya, atau mungkin sudah tertutupi rasa hangatnya asmara di sore menjelang malam minggu ini? Ah...entahlah.

Sekali lagi jangan salahkan cinta, meskipun mereka harus menghadapi kenyataan bahwa kehidupan tidak hanya sekedar memilih film yang kita sukai, membayar tiketnya, masuk keruangan duduk diposisi yang kita bayar sambil menikmati jagung meleduk dan minuman Segar? Lalu film mulai diputar...selesai kemudian pulang. Oh...man, life is not so freakin simple like that but you can enjoy your life in a simple ways.

"Hidup itu terlalu singkat, jadi ciumlah dengan perlahan, tertawalah dengan lepas, mencintai dengan sungguh dan memaafkan dengan segera." Seseorang menulisan demikian untuk mengingatkan betapa kita perlu menikmati kehidupan ini, meskipun membuat kesalahan sekalipun kita masih bisa belajar darinya. Jangan salahkan cinta...karena cinta tidak akan salah jika dia tidak mengalami dehidrasi ringan...tanpa bermaksud menyindir dan membawa nama iklan itu, ah...anda mungkin mengalaminya, betapa cinta begitu kuat efeknya.

Seorang bijak mengatakan, "Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah." Jadi? Nikmatilah...bahwa belajar juga lewat kesalahan, salah masuk, tempat duduk dan kenikmatan bisa mendewasakan dan membuat hidup lebih berarti.

Friday, March 25, 2016

Salut

Saya nggak tahu namanya, jarang-jarang ketemu bule makan di kantin ukm pusat perbelanjaan besar seperti hari ini. Dengan santai dan pede dia berjalan mengitari beberapa tempat penjual makanan dan akhirnya menjatuhkan pilihan pada pecel ayam, lengkap...plus nambah minta digorengin 4 tempe...saya tahu karena suaranya cukup jelas pagi ini dengan bahasa Indonesia yang lancar dan suasana kantin juga masih belum terlalu ramai.

Lanjut dia memesan rujak dengan sambelnya, minumnya cuma sebotol air mineral dingin. Dan...hebat...makan ayam, tempe dan buah-buahan rujak semuanya dia cocol ke sambal yang menurut saya nggak biasa buat para bule.

Eh, ya sudahlah ya...ngapain saya ribut ngurusin makan seorang bule? Apa jangan-jangan dia lagi ngirit makanya cari tempat makan bukan di food court dan food society plus resto- resto yang lain yang bejibun banyaknya. Yaah...malah nyari-nyari alasan ini namanya saya. Yang jelas...senang lihat orang asking makan makanan asli Indonesia dengan lahap, itu tandanya nikmat. No matter where you eat and how much is the price...yang paling important itu adalah...bagaimana kita menikmatinya! Dengan ucapan syukur atau dengan deg-degan habis itu ngitung-ngitung sisa uang ... Maklum lagi tanggal tua nih! Hahahahaha...anyway, Selamat menikmati keberkahan anda hari ini.

Sunday, March 20, 2016

KEBENARAN TERWUJUD DALAM PERILAKU

🐝.  KEBENARAN TERWUJUD DALAM PERILAKU.                      Copas

Hiduplah seorang Guru yang bijaksana.
Suatu hari sang Guru menyuruh muridnya yang gagu untuk turun gunung,

"Besok, sebarkanlah ajaran Kebenaran yang telah ku kabarkan kepada semua orang."

Muridnya yang gagu itu merasa rendah diri dan  segera menulis di atas kertas,

"Maafkan saya, Guru...
Bagaimana mungkin saya dapat menyebarkan ajaran Guru, saya ini kan gagu ?

Mengapa Guru tidak menyuruh murid lain saja yg tentu mampu mengabarkan ajaran Guru dengan lebih baik?"

Sang Guru tersenyum dan meminta muridnya merasakan sebiji anggur yang di berikan olehnya.

"Anggur ini manis sekali," tulis muridnya
Sang Guru kembali memberikan sebiji anggur yg lain.

"Anggur ini masam sekali," tulis muridnya

Kemudian Gurunya melakukan hal yang sama pada seekor burung beo.

Biarpun di beri anggur yang manis maupun masam beo itu tetap saja mengoceh, "Masam... masam..."

Sang Guru menjelaskan pada muridnya, "Kebenaran bukanlah untuk di hafal,
bukan pula cuma untuk di pelajari,
tapi yang terutama adalah untuk di praktekkan dalam kehidupan sehari-sehari.

Kita jangan seperti sebuah sendok yang penuh dengann madu, tapi tidak pernah mengetahui manisnya madu itu.

Kita jangan seperti beo yang pintar mengoceh, tapi tidak mengerti apa yang di ocehkannya.

Mungkin kau memang tidak mampu berbicara dengan baik, tapi bukankah kau bisa bicara Kebenaran dengan cara-cara lain, misalnya menulis buku ?

Dan yang lebih penting, bukankah perilaku mu yang sesuai dengan kebenaran akan menjadi panutan bagi yang lain?

Itulah cara mengajar yang Terbaik :
- TELADANKAN, KEBENARAN DALAM PERILAKU MU, BUKAN CUMA DALAM OMONGANMU."
Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

🙏.  God bless you All

Friday, March 18, 2016

Kura-kura dan Kalajengking

Karena tidak mampu berenang, seekor kalajengking suatu hari meminta seekor kura-kura agar memberinya tumpangan di punggung untuk menyeberangi sungai. "Apa kamu gila?" teriak kura-kura itu. "Kamu akan menyengatku pada saat aku berenang dan aku akan tenggelam".

Kalajengking itu tertawa sambil menjawab, "Kura-kura yang baik, jika aku menyengatmu, engkau akan tenggelam dan aku akan ikut bersamamu. Kalau begitu, apa gunanya? Aku tidak akan menyengatmu karena ini berarti kematianku sendiri!"

Untuk beberapa saat, kura-kura itu berpikir tentang logika dari jawaban tersebut. Akhirnya dia berkata, "Kamu benar. Naiklah!". Kalajengking itu naik ke punggung kura-kura tadi. Namun baru setengah jalan, dia menyengat kura-kura itu dengan sengit.

Sementara kura-kura mulai tenggelam perlahan-lahan menuju dasar sungai dengan kalajengking di atas punggungnya, dia mengerang dengan pedih, "Kamu sudah berjanji, namun sekarang engkau menggigitku! Mengapa? Sekarang kita sama-sama celaka."

Kalajengking yang tenggelam itu menjawab dengan sedih, "Aku tidak dapat menahan diri. Memang sudah tabiatku untuk menyengat."

Pelajari karakter seseorang sebelum menjadikannya sebagai kawan. Peran yang dia mainkan akan mempengaruhi kehidupan Anda!

Amsal 13:20
Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.

Penebang Kayu Kehilangan Kapak

Alkisah, ada seorang penebang kayu. Suatu hari dia kehilangan kapaknya, sehingga dia tidak bisa bekerja. Dia mencurigai tetangganya yang mencuri kapaknya.

Pagi itu ketika sang tetangga berangkat & menutupi peralatan kerjanya dengan kain, rasanya kapaknya pasti disembunyikan disana, apalagi tetangga ini senyumnya terasa tidak tulus. Pasti dia pencurinya.

Besoknya, tetangganya bahkan terasa jadi ramah berlebihan karena biasanya jarang menyapa, kali ini menyempatkan berbasa-basi. Apalagi dilihat hasil tebangan kayunya dua hari ini banyak sekali, pasti dia menebang menggunakan kapak curiannya.

Semakin dipikir semakin yakin.

Pada hari ketiga baru disadari ternyata kapaknya tersimpan di laci dapur. Istrinya yg sedang keluar kota menyimpankan disana. Senang benar hatinya karena kapaknya dapat ditemukan kembali.

Dia amati lagi tetangganya yang lewat, dan dia merasa tetangga ini tidak berkelakuan seperti pencuri & senyumnya juga tulus-tulus saja. Bahkan percakapannya terasa sangat wajar dan jujur. Dia heran kenapa kemarin dia melihat tetangganya seperti pencuri?

Persepsi membentuk kenyataan, pikiran kita membentuk sudut pandang kita.

Apa yang kita yakini akan semakin terlihat oleh kita sebagai kenyataan.

Sebagai contoh, apapun yang dilakukan orang yang kita cintai adalah baik dan benar. Anak nakal dianggap lucu, kekasih pelit dianggap berhemat, orang cerewet dibilang perhatian, keras kepala dibilang berprinsip & makanan tidak enak dibilang bergizi.

Hidup tidak pernah & tidak ada yang adil, tidak ada benar salah, kita ciptakan sudut pandang kita sendiri. Kita menemukan apa yang kita ingin temukan. Apa yang terlihat bukan kenyataan, kenyataan adalah siapa kita & bagaimana kita memandang semuanya itu. Pandangan kita berubah mengikuti perubahan jaman & keadaan.

Segalanya mengalir dalam dimensi ruang dan waktu. Mari kita renungkan.

Sumber: FB kisah2 inspiratif

Thursday, March 17, 2016

Cerita Kopi Lagi

@TwitFAKTA: Kafein dalam kopi dapat meredakan rasa nyeri dan 40 persen lebih efektif dalam mengobati sakit kepala.

Sepertinya twit diatas cocok sekali dengan apa yang biasanya istri saya alami kalau hari sudah menjelang sore, kerjaan menumpuk plus ngurusin rewelnya orang-orang di kantornya...dan kopi adalah teman sekaligus obat yang manjur dengan situasi itu. Entah mungkin karena tersugesti juga atau memang sedemikian kuat efek nikmat dari kopi yang jelas benar-benar membantu mengurangi beban dikepala bukan beban di dompetnya, hahahahaha!

Terimakasih Tuhan sudah menciptakan kopi dan menumbuhkannya plus memberikan kreativitas pada mereka yang menemukan, mengolah dan meraciknya dengan luar biasa hingga menciptakan minuman yang nikmat dan sehat (sehat menurut twit diatas lho...nyatanya bisa mengobati sakit kepala). Bila tidak ada penemuan kopi menjadi minuman dan semakin majunya jaman membuatnya dapat diracik sedemikian rupa sangatlah luar biasa bukan hasil ciptaan dan Sang Penciptanya?

Terimakasih Tuhan, buat saya nikmat kopi segelas tiga ribu yang saya nikmati di warkop pinggir jalan itu nggak kalah dengan kopi kafe puluhan ribu. Nikmat bukan karena sekedar tempat, harga, dan tampilan kopinya, tapi nikmatnya adalah ketika segelas kopi bertemu dengan pengalaman dan pembelajaran dari mereka yang "menikmati" hidup dengan cara mereka masing-masing.

Yuuuk...sruppuuut lagi!

Wednesday, March 16, 2016

Membersihkan Pikiran

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini?

Menutupi telapak tangan saja sulit.

Tapi kalau daun kecil ini menempel di mata kita, maka tertutuplah bumi.

Begitu juga bila diri kita ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan di mana-mana.

Bahkan Bumi ini pun akan tampak buruk.

Jangan pernah menutup mata kita, walau hanya dengan daun yang kecil.

Jangan menutupi diri kita dengan sebuah pikiran buruk, walau hanya seujung kuku.

Bila diri kita tertutup, maka tertutuplah semua.

Air yang banyak di lautan luas yang dalam takkan pernah sanggup menenggelamkan sebuah perahu kecil yang ada di atasnya, kecuali kalau air itu mulai masuk ke dalam perahu.

Demikian juga dengan hidup ini, gosip & segala penilaian negatif akan selalu ada di sekeliling kita.

Namun semuanya itu takkan sanggup menenggelamkan kita, kecuali kita membiarkan semua itu masuk ke dalam pikiran kita.

Menjaga pikiran itu bukanlah tanggung jawab orang lain, melainkan adalah tanggung jawab kita masing-masing.

Kita tidak bisa menyalahkan orang lain untuk setiap masalah yang hadir dalam hidup kita bila kita sendiri tidak bertanggung jawab, karena sudah membiarkan “sampah” masuk & mengotori hidup kita.

Kita harus menyaring apapun yang masuk melalui pikiran kita sebagai pintu gerbangnya. Bila pikiran kita BAIK, maka akan terasa nyaman hidup kita. Jangan lengah.

Sumber: FB kisah2 inspiratif

Monday, March 14, 2016

Belajar Sopan

Arti kata sopan santun/so·pan san·tun/ n menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah budi pekerti yang baik; tata krama; peradaban; kesusilaan.

Saya mengutip kata sopan diatas untuk mengingatkan diri saa sendiri. Entah itu digunakan jelas pada keadaan atau pun pada seseorang terutama yang lebih tua usianya dari saya. Sebenarnya memang saya jengkel alias kesal bin bete gara-gara masalah parkir.

Sore sebelum menjemput istri kadang saya mampir ke sebuah warkop dipinggir jalan. Memang nggak ada tempat pas yang buat parkir karena saya juga biasanya parkir mepet di depan gerbang rumah seseorang. Nah ceritanya sudah ada sebuah mobil model city car yang sudah nangkring mepet sampai dekat tempat nyuci gelas warkop, jadi akhirnya saya sedikit mepet lagi. Eh, lagi asyik ngobrol tiba-tiba saya diminta mindahin motor oleh si tukang warkop. Lha waktu mindahin motor yang punya mobil, ibu-ibu setengah baya sok kaya dan songong gayanya tanpa melihat muka sedikit teriak dengan nada nggak enak pada saya, " kalau parkirnya kaya gitu gimana saya bisa mundurin mobil..."
Uaaaseem....saya menahan diri sambil melotot sih, maaf ya saya memang nggak punya mobil dan nggak bsmisa nyetir tapi paling nggak saya pernah belajar nyetir pakai mobil bapak saya, bisa tahu kok...itu masih lega dan lebar kalau cuma mau mundur kebelakang, belokin ke arah kiri baru maju.

Akhirnya saya nanya sama tukang warkopnya, ternyata dia juga nggak tahu plus nggak kenal siapa ibu-ibu songong tadi. Kayaknya tamu kantor di seberang jalan. Cukup ngelus dada saja sambil ngelanjutin ngobrol sama tukang jualan nasi dari Malang yang benar-benar sudah malang melintang di dunia hitam dan jakarta.

Ah, semoga kalau berkahnya saya bisa punya mobil saya harusnya belajar ngalah dan lebih sopan lagi. Paling nggak bisa mengingat lagi kalau saya pernah naik motor dan kadang cuma disepelekan saja.

Sunday, March 13, 2016

Makan Malam Di Rumah Duka

Malam ini kami berdua berkunjung ke rumah duka di daerah Cijantung untuk memberikan simpati dan ucapan dukacita atas berpulangnya mama dari istri adiknya kakak ipar. Nah...susah kan ngejelasinnya? Ya pokoknya gitulah. Setiap kali datang di rumah duka itu selalu mengingatkan bahwa kapanpun, dimanapun, bagaimanapun kita bukanlah pemilik hidup kita sebenarnya, ada DIA yang berada diatas semua kehidupan dan yang menentukan hidup dan mati kita.

Namun bagian yang terbaik adalah bukan hanya merenung dan mengevaluasi kehidupan. Yang baik malam ini adalah bahwa saya pertama kali makan di rumah duka dengan menu ala Batak, asli pertama kali. Bukan berarti nggak pernah makan pas ada kedukaan, tapi ini beneran beda, hahahaha...di ajak kakak ipar langsung menuju tempat mengambil makan ala prasmanan, nasi, daging babi masak apa nggak tau namanya, ayam kentang bumbu kuning, ikan teri pedas, sayur daun singkong tumbuk. Wow...banget sih! Hahahahaha...secara saya yang orang jawa jarang-jarang lihat ada model yang seperti ini.

Bersyukurnya adalah kita berdua belum makan malam dari rumah. Kita pikir bisalah nanti setelah melayat mampir dulu makan, bisa milih banyak makanan di pinggir jalan Jakarta ini kan? Ternyata ini bagian berkat kita. Lumayan...ngirit! Mesakipun pulangnya nglewatin Martabak Bangka Asli Sonny yang sudah kira-kira setahunan (lebay dikit...) Nggak mampir buat beli. Ya sutralah....ini bisa buat sarapan atau bekal Abby besok sekolah.

Eniwei, selalu ada hal-hal yang bisa dipelajari dan diceritakan untuk terus mengingatkan bahwa ada waktu menikmati dan bersukacita, ada waktu susah dan bersedih juga!

"Lebih baik pergi ke rumah duka daripada ke tempat pesta. Sebab kita harus selalu mengenang bahwa maut menunggu setiap orang."
Pengkhotbah 7:2 (BIMK) 

Saturday, March 12, 2016

Kawalan Pagi Ini

"Semoga kebaikan dan kejujuran mengawal aku, sebab aku berharap kepada-Mu."
Mazmur 25:21 (BIMK) 

Secangkir kopi Bali oleh-oleh dari teman mengiringi pagi saya dan juga gatot iwel dari singkong dengan taburan kelapa parut menambah keindahan pagi ini. Tadinya berharap akan bisa bangun pagi ternyata sudah jam 7 lebih baru turun dari kasur. Itupun juga karena agak sedikit sesak nafas, entah karena kecapekan atau memang cuacanya sedang tidak bersahabat.

Saya menikmati bacaan saya pagi ini di buku Coffee Break with God untuk mengawali spirit saya. Paling tidak membangkitkan sebuah ucapan ayukur sederhana dan doa bagaimana Tuhan senantiasa memberikan kebaikan dan berkat pada saya. Hari ini saya berharap dengan ayat yang Tuhan berikan kiranya kebaikan dan kejujuran mengawal kehidupan saya, karena harapan saya hanyalah ada di dalam Tuhan Yesus saja.

Apakah anda juga demikian seperti saya? Semoga....

Friday, March 11, 2016

Sahabat

Saturations Jiwa dalam Tubuh Berbeda – Itulah Sahabat

Periksalah kembali persahabatan yang pernah anda rajut. Apakah masih terbentang disana? Atau anda telah melupakan-nya jauh sebelum ini. Bekerja keras dan meniti jalan karier bukan berarti memisahkan anda dari persahabatan.

Beberapa orang mengatakan bahwa menjadi pemimpin itu berteman sepi; selalu mengerjakan apapun sendiri. Memang pohon yang menjulang tingi berdiri sendiri. Perdu yang rendah tumbuh bersemak-semak. Demikianlah hidup yang ingin anda jalani? Bukan.

Jangan kacaukan karier dengan kehidupan yang semestinya. Persahabatan merupakan bagian dari kehidupan anda. Binalah persahabatan. Anda akan merasakan betapa kayanya hidup anda. berbagi kesedihan pada sahabat, dapat mengurangi kesediahan. Berbagi kebahagiaan pada sahabat, memperkokoh kebahagiaan.

Orang bijak bilang bahwa sahabat adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda. Dan sahabat anda yang terdekat adalah keluarga anda. Barangkali, itulah mengapa bersahabat meringankan baban anda, karena di dalam persahabatan tidak ada perhitungan.

Di sana anda belajar menghindari hal-hal yang tidak anda setujui, dan senantiasa mencari hal-hal yang anda sepakati. Itu juga mengapa persahabatan adalah kekuatan. Sebagaimana kata pepatah, hidup tanpa teman, mati pun sendiri.

"Seorang sahabat selalu setia kepada kawan, tapi seorang saudara ikut menanggung kesusahan." Amsal 17:17 (BIMK) 

Thursday, March 10, 2016

Antara Tantangan dan Rantangan

Tantangan adalah apa yang membuat hidup menarik dan menaklukannya adalah yang membuat hidup ini berarti.

Rantangan adalah apa yang membuat perut anda tenang dan menikmatinya adalah sebuah berkah.

Selamat menikmati Tantangan dan Rantangan!


Wednesday, March 9, 2016

Ikan Kecil dan Air

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Sang Ayah berkata kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.”

Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengar percakapan itu dari bawah permukaan air, ikan kecil itu mendadak gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai tahukah kamu dimana tempat air berada? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.”

Ternyata semua ikan yang telah ditanya tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil itu semakin kebingungan, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal yang sama, “Dimakah air?”

Ikan sepuh itu menjawab dengan bijak, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita semua akan mati.”

Apa arti cerita tersebut bagi kita. Manusia kadang-kadang mengalami situasi yang sama seperti ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai ia sendiri tidak menyadarinya.

Sumber: Kisah-kisah Inspiratif

Malas akan Mati

"Si pemalas yang tak mau bekerja; membunuh dirinya dengan keinginannya." Amsal 21:25 (BIMK) 

Bermalas-malasan kadang memang enak, nggak harus mengerjakan hal-hal yang perlu. Ya bisa saja bermalas-malasan itu dibutuhkan nmaun kenyataannya tidak akan menghasilkan apa-apa.

Bekerja selain menjadi kebutuhan adalah perintah besar yang Allah ingin kita lakukan. Adam bekerja untuk mengelola taman Eden sebelum kejatuhannya dalam dosa. Bahkan setelah dia jatuh dalam dosa haruslah dia bekerja lebih keras lagi untuk menghidupi dirinya, istrinya dan keturunannya.

Saya sangat bersyukur bisa bekerja, apapun yang saya kerjakan adalah wujud berkat yang harus saya kelola dengan sebaik-baiknya. Seperti seorang Ibu dan anaknya yang setiap hari saya temui dalam perjalanan ke tempat kerja, pemulung ini berusaha sepenuh dan sekuat tenaganya untuk menyambung hidupnya.

Penulis kitab kebijaksanaan mengatakan siapa yang malas akan dibunuh oleh keinginannya. Karena hasratnya yang besar untuk mendapatkan dan memiliki sesuatu tidaklah sebanding dengan usahanya. Dan saya percaya lama-kelamaan akan mati dalam kehidupannya. Mati semangatnya, mati jiwanya untuk menggerakkan kemauannya memperoleh sesuatu, mati rohnya karena tidak menyadari ada penggilan besar dari setiap hal yang bisa dia lakukan, bahkan mati jasmaninya karena tanpa bekerja dia tidak bisa makan untuk mendapatkan kekuatan tubuhnya supaya hidup.

Mari bersemangat dan tidak menjadi malas. Karena mereka yang bersyukur dan memelihara hidupnya dengan bekerja adalah orang yang berbahagia dengan menikmati hidup sekaligus bersyukur at as penyertaan Tuhan dalam kehidupannnya.

Kuda Dalam Sumur

Seekor kuda terperosok ke dalam sumur yang sudah kering. Karena sudah tidak mungkin menolong kuda tersebut, maka orang-orang di kampung memutuskan untuk menutup sumur itu. Mereka ingin mengubur kuda itu hidup-hidup supaya bangkainya tidak mengganggu dan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Merekapun bergotong royong mengangkut tanah dan memasukkannya ke dalam sumur. Lalu, apa yang terjadi? Setiap ada tanah yang mengena punggungnya, kuda itu selalu membuangnya ke bawah lalu memindahkan kakinya ke atas tanah tersebut. Semakin tinggi tanah menutupi sumur, maka semakin tinggi pula posisi kuda itu. Sehingga akhirnya ia bisa keluar dari sumur dengan selamat.

Pesan Moral Ke 1:
Begitulah gambaran kita dalam hidup ini. Ketika perjalanan hidup melemparkan beban dan masalah ke punggung kita, maka kesampingkanlah lalu berdirilah dengan kokoh di atasnya, maka suatu saat nanti semua itu akan menaikkan posisi kita ke puncak.

Pesan Moral Ke 2:
Ketika orang-orang meremehkanmu, menghinamu bahkan berusaha menjatuhkanmu... mencelakaimu... justru upaya itu berbalik memberi keberuntungan kepadamu yang terus berjuang, bertahan & pantang menyerah.

sumber: facebookpage

Sehabis Hujan Sore Ini

Deres banget hujannya sampai kamar ketahuan kalau ada bocornya. Ya mau gimana kan nggak bisa benerin juga, kayaknya sih hujan plus angin kenceng makanya air juga ikut muter kemana-mana.

Nggak bisa ikutan tidur siang padahal pengen banger, secara cocok banget hawanya. Cuma saya rasanya kok puanas banget. Ya sudah sambil ngadem di depan tivi eh...malah jadi laper. Walhasil tergoda juga untuk masak mie instan, padahal rencannya mulai hari ini makan sehat dimulai. Pagi sarapan kopi hitam dan roti sepotong, siang tumis wortel dan buncis karbonya kentang. Eh...ternyata sorenya nggak kuat...hahahaha!

Nyari daun ginseng dikebun depan buat nambahin mie-nya biar sedep jadi ada ijo-ijonya, motongin sosis punya Abby yang nggak dimakan-makan buat pengganti telor biar jadi tambahan protein dan dengan waktu   5 menit kemudian...tersaji panas-panas, mie instan selera pedas ala saya plus daun ginseng dan sosis.

Selamat menikmati libur hari raya Nyepi dan kenangan Gerhana Matahari Total 2016 yang katanya bakalan ada lagi nanti di tahun 2042. Semua makhluk berbahagia termasuk saya dengan kenikmatan sehabis hujan sore ini....endeeeeessss!

Monday, March 7, 2016

Kisah Tikus

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan istrinya, saat membuka sebuah bungkusan. Ada mainan pikirnya. Tapi dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan, “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati ada perangkap tikus di dalam rumah!”

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya dan berkata. ‘Ya, maafkan aku Pak Tikus. Aku tahu memang ini masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tidak ada masalah. Jadi jangan buat aku sakit kepala lah.”

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, “Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di dalam rumah!”

‘Wah aku menyesal dengan kabar ini.” Si kambing menghibur dengan penuh simpati. “Tetapi tidak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdo’a. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam do’a-do’aku!”

Tikus kemudian berbelok menuju si lembu.
‘Oh! Sebuah perangkap tikus?” jadi saya dalam bahaya besar ya?” kata lembu sambil ketawa, berteleran air liur.

Jadi tikus itu kembalilah ke rumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia merasa sungguh-sungguh sendiri.

Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menagkap mangsa. Istri petani berlari melihat apa saja yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematok tangan istri petani itu. Petani iktu bergegas membawanya ke rumah sakit.

Si istri kembali ke rumah dengan tubuh mungil, demam. Dan sudah menjadi kebiasaan, setiap orang sakit demam, obat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat. Petani itupun mengasah pisaunya, dan pergi ke kandang, ,mencari ayam untuk bahan supnya.

Tapi, bisa itu sungguh jahat, si istri tak kunjung sembuh. Banyak tetangg yang datang membesuk dan tamupun tumpah ruah ke rumahnya. Iapun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa kambing di kandang itu dijadikan gulai. Tapi itu tidak cukup, bisa itu tak dapat taklukan. Si istri mati, dan berpulh orang datang untuk mengurus pemakaman, juga selamatan. Tak ada cara lain, lembu di kandang itupun dijadikan panganan untuk puluhan rakyat dan peserta selamatan,

Kawan, apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu pikir itu masalah itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada “perangkap tikus” di dalam rumah, seluruh “ladang pertanian” ikut menanggung resikonya. Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan daripada kebaikanya.

Sumber: kisah2 inspiratif

"Kami minta juga, Saudara-saudara, tegurlah dengan rukun orang yang tidak mau bekerja; tabahkan hati orang yang takut; tolonglah orang yang perlu ditolong dan sabarlah terhadap semua orang." 1 Tesalonika 5:14 (BIMK)

Saturday, March 5, 2016

MMAR (Mahal Mahal Ada Rejekinya)

Diruang tunggu setelah perikasa gigi siang ini.

Abby, "pap, satu jam lagi udah boleh makan lho...."
Papi, "iya...terus mau makan apa dan dimana?"
Abby, " di d'cost aja, sudah lama sekali pap kita nggak kesana"
Papi, " tapi, papi uangnya tinggal sedikit nih...gimana dong?"
Abby, " iyaa...mahal-mahal nanti ada rejekinya"
Ahahahahahahaha.....
Tertawa keras saya di ruang tunggu.

Abby, " dari Tuhan Yesus pap rejekinya...." Lanjut dia menjelaskan kata-katanya.

Kadang iman saya yang secuil dan masih ragu ini seringkali masih saja sangsi dengan cara dan penyertaan Tuhan. Dialah Allah yang menyediakan. Yang mencukupkan dan juga memberikan apa yang kita butuhkan.

Sesederhana pemikiran Abby siang ini seharusnya saya menikmati kehidupan dan mengerjakan iman saya bahwa hidup setelah melewati tantangan dan halangan (sakit gigi dan nahan lapar sejam) harus dirayakan dengan makan enak ala bintang lima harga kaki lima yang dia inginkan, dan tetap mempercayai sepenuhnya harga mahal ada rejekinya! Iyaaa....harga mahal pasti ada rejekinya. Terimakasih untuk obrolannya ya Bby.

"Mengapa tidak belajar menyenangi hal-hal kecil? Karena begitu banyak hal kecil yang berpengaruh besar" Slamet Riyadi - penulis