Thursday, December 30, 2021

Mengatasi Kesulitan Hidup


Mengatasi Keruwetan Hidup!

Tahun 2021 hampir berakhir, siapa yang tidak mengalami masalah di masa pandemi ini? Hampir semua orang. Ruwet, iya seruwet kabel bergulung yang saya foto, saling bertumpuk dan bakalan butuh effort untuk menguraikannya. 

Lalu bagaimana cara mengatasinya? Dari Psychology Today memberikan cara menghadapi keruwetan hidup, antara lain :
1. Meditasi
2. Bersikap Terbuka dan Berserah Diri
3. Selalu Bersyukur dan Berdoa
4. Menghadapi Rasa Takut
5. Meningkatkan Optimisme
6. Melihat Sudut Pandang Lain

Menurut saya sih semuanya baik yang bisa dilakukan diatas, tetapi tidak akan mengatasi keruwetan hidup, enam hal diatas hanya bisa untuk menghadapi saja. Kalau mau mengatasi ya jelas harus naik, biar diatas! Diatas keruwetan, jadi bisa mengatasi. Kalau dibawah namanya jadi membawahi, gitu kan? Hahahaha, hidup sudah seruwet kabel-kabel itu, jangan ditambahi lagi ya. Mari lebih selow tapi jangan melow!

Selamat menikmati akhir tahun 2021, jangan lupa mengatasi supaya bisa menghadapi!

Saturday, December 25, 2021

Ngopi di Bethlehem


"Silahkan Mas Yusuf dinikmati singkong rebusnya, maaf itu budhe  masih di dapur masak air buat kopinya. Gimana, rasanya sekarang jadi bapak?" Tanya Pakdhe tempat Yusuf dan Maria menginap malam itu. "Hmm, deg-deganlah Pakdhe, namanya juga pengalaman pertama, anak pertama dan spesial ini." Jawab Yusuf sembari menggigit singkong hangat di depannya, wajahnya masih terlihat lelah menunggu istrinya melahirkan, juga pegal kakinya belum tuntas diistirahatkan setelah perjalanan yang cukup lama dan jauh dari kampungnya sampai Bethlehem. Pandangannya melayang jauh, senyumnya tertahan melihat bayi dibungkus kain lampin dan ditaruh dipalungan itu. Masih teringat kata malaikat yang datang di mimpinya sembilan bulan yang lalu, "jangan takut...", Ah rasanya dunia sedang berubah dengan cepat. 

Tepukan dipundaknya menyadarkan lamunan, "Mas, ini kopinya ya, kalau mau ditambah gula ambil sendiri disini, maaf tadi budhe agak lama bikin airnya." "Oh, iya budhe nggak papa, sekalian mau ngerepotin boleh nggak dibikinin teh anget manis buat istri saya?" "Tenang mas Yusuf, sudah kok saya bikin buat mbak Maria ya, monggo dinikmati lagi singkongnya nggih?" Kemudian budhe berlalu dari hadapan Yusuf, keceriaannya memberi semangat tersendiri di malam dingin itu. Seruputan kopi ala budhe di Bethlehem malam itu menemani Yusuf mengencangkan tali iman percayanya, berdiri dan menghampiri istrinya, mengelus rambutnya dan memandang bayi dalam palungan itu, dia berkata kepada Maria, "kita bisa ya bu, kita bisa!" Dirapikan selimut usang yang dibawanya dari Nazaret menutupi tubuh Maria. 

Masih ada sedikit sisa kopi yang belum habis, Yusuf ambil kembali mengambil cangkirnya dan menyeruput, dalam hati dia berkata, "aku bakoh, malang-malang putung, rawe-rawe rantas!" Lalu menyelonjorkan kakinya dan kantuk mulai menghampiri. Hari ini dia menjadi bapak!


Friday, December 24, 2021

Natal 2021


Katanya mbah Winston Churchill, "Natal adalah musim bukan hanya untuk sukacita, tetapi juga refleksi." Lha iya memang bener juga, sejak pandemi melanda saya nggak pernah lagi refleksi. Dan bulan lalu tempat langganan refleksi tutup, jadi makin bingung mau refleksi dimana yang enak, murah, cocok gitu. Eh, ini bukan pijat ya? Ternyata refleksi yang lain, hehehehe. Menurut kbbi refleksi memiliki arti,  yang pertama gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar. Yang kedua gerakan otot (bagian badan) yang terjadi karena suatu hal dari luar dan di luar kemauan atau kesadaran. Dan yang ketiga yaitu cerminan; gambaran. Tapi sebenarnya sih saya beneran pengen pijat refleksi dan beneran belum menemukannya. Nah, yang dimaksud mbah Churchill mungkin adalah refleksi diri, katanya refleksi diri merupakan bagian dari proses introspeksi diri, dengan jalan melihat kembali dan merenungkan berbagai hal yang telah terjadi di dalam hidup.

Tahun 2021 hampir berakhir, saya memang jarang membuat refleksi lalu berlanjut menjadi resolusi. Tapi tahun ini sepertinya harus saya catat, tuliskan dan mejadikannya kenangan tersendiri. Kenapa? Karena saya masih bisa bernafas, padahal sudah hampir kehilangan nafas. Meskipun sering terjadi serangan asma yang menyusahkan pernafasan, kali ini bukan paru-paru, tapi jantung. Hidup dan bernafas adalah pemberian surga yang terbaik. Seperti tulisan Yakobus, "Setiap pemberian yang baik dan hadiah yang sempurna datangnya dari surga, diturunkan oleh Allah, Pencipta segala terang di langit." Natal, hidup dan bernafas adalah pemberian yang baik, hadiah yang sempurna buat saya, keluarga dan buat anda semua.

Selamat merayakan dan menikmati sukacita Natal. Allah beserta kita semua!

Thursday, December 23, 2021

Alasan


Menurut Wikipedia arti alasan adalah proses penyampaian kesimpulan dari data. Alasan terdiri atas bukti (data), tuntutan (kesimpulan), dan pemikiran yang membenarkan gerakan dari data menuju kesimpulan. Sedangkan menurut kbbi arti alasan adalah
dasar bukti (keterangan) yang dipakai untuk menguatkan pendapat (sangkalan, perkiraan, dan sebagainya). Hal yang menjadi pendorong (untuk berbuat). Hal yang membenarkan perlakuan tindak pidana dan menghilangkan kesalahan terdakwa. Dasar. Asas. Hakikat. Banyak banget ternyata sebuah kata alasan ini artinya, dan saya juga kadang membenarkan diri dengan kata alasan. 

Si leher beton Mike Tyson mengatakan, "Tuhan membiarkan semuanya terjadi dengan satu alasan. Semua itu adalah sebuah proses belajar dan kamu harus melewati setiap tingkatannya." Hmm, sepertinya ada benarnya juga ya, alasan mengapa akhir tahun 2021 menjelang Natal saya harus menerima kenyataan bahwa kondisi kesehatan saya tidak baik-baik saja. Sepanjang minggu masih saja mencari-cari alasan apa sebenarnya penyebabnya, meskipun dari dokter orthopedi, dokter penyakit dalam dan dokter jantung sudah mengungkapkan banyak sekali alasannya mengapa bisa terjadi pada tubuh saya. Namanya juga manusia ya, kadang memang begitu, eh begini sih! 

Yang paling pasti adalah alasan mengapa Natal itu penting, alasan sorga inilah yang membuat saya begitu percaya bahwa segala sesuatu ada dalam skenario surga. Yohanes 3:16 (BIMK)  menyatakan seperti ini, "Karena Allah begitu mengasihi manusia di dunia ini, sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan mendapat hidup sejati dan kekal." Untuk hal lain dalam kehidupan saya, alasan apalagi yang harus saya cari? Seharusnya cukup dengan menerima, mengenal dan menghidupi alasan Surga yang turun ke bumi di Natal ini. Karena kasih karunia itu cukup, ya cukup!

Monday, December 20, 2021

Biar Nggak Bosan


Untuk menguji kesabaran selanjutnya adalah harus pasien harus datang untuk finger print dan konsul ke dokter spesialisnya, tetapi yang terjadi setelah pengen cepat-cepat dan terburu-buru malahan sampai di tempat ternyata sudah habis jatahnya. So? Ya besok harus balik lagi, padahal tadi pagi disuruh datang, nggak ada keterangan kalau sudah penuh atau nggak terima rujukan dan pasien lagi. Menahan emosi sih tapi ya apa mau dikata, memang begini prosesnya.

Jadi, saya tahu kadang memang Tuhan mengijinkan candaan untuk mengajarkan sesuatu. Biar nggak bosan dirumah, pergilah keluar sebentar melihat dunia luar, capek dan bosan kan tidura melulu, keluar sebentar makan, nonton sebentar, tiduran lagi, scroll medsos, gitu aja terus. Iya, bisa melihat selain dirumah, tapi tetap ada belajarnya, sabar, iya ... sabar ya Mos!

Nama Itu Penting

Saya sih memang tidak setuju dengan perkataan Shakespeare tentang "apa arti sebuah nama?", ya tentu saja jelas berarti buat saya. Bayangkan jika tanpa nama yang jelas, terus saya akan panggil istri saya sebut saja mawar gitu? Atau hanya dengan kata dia, dia...diapain dong? Hahahaha. Nah penting kan ternyata memiliki nama yang jelas.

Clarissa adalah nama yang awalnya berasal dari nama Jerman yaitu Clarice. Nama Clarice sendiri dikembangkan dari nama Clara yang berasal dari kata sifat dalam bahasa Latin yaitu “clarus” yang berarti “terang, jernih, terkenal”. Begitulah harapan yang terkandung dalam nama yang saya pilih untuk anak saya, Clarissa saya taruh di tengah namanya supaya terangnya menyebar dengan merata dalam kehidupannya.

Untunglah, Yusuf tidak seperti saya.  Beberapa waktu sebelum anak saya lahir, saya sibuk mencari nama buat saya. Pada saat dia hendak memikirkan untuk memutuskan pertunangannya dengan Maria secara diam-diam, ketika tertidur malaikat datang kepadanya dalam mimpi dan memberikan perintah bukan pilihan, dan perintahnya jelas , "Sementara ia memikirkan hal itu, ia tertidur dan bermimpi melihat malaikat berdiri di sisinya. "Hai Yusuf, anak Daud, " kata malaikat itu, "janganlah engkau ragu-ragu memperistri Maria, karena anak yang dikandungnya itu dari Roh Kudus!
Ia akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau harus menamai anak itu Yesus (artinya ‘Juruselamat’), sebab Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Matius 1:20-21 (FAYH). Begitulah kebenarannya, pemberian nama Yesus bukan sekedar pikiran manusia, tapi kehendak surgawi yang harus diwujudkan dalam ragawi bayi anak Maria. Bukan nama biasa, bukan sembarang nama, nama yang mengubahkan peradaban, mengubahkan kehidupan, dan mengubahkan dunia. Yesus, nama yang menyelematkan dari dosa. Natal tanpa Yesus adalah kemustahilan, skenario surga mencatatkan bahwa nama Yesus akan jadi tonggak sejarah baru. Proyek penyelamatan yang sebenarnya dalam diri manusia diturunkan dari surga, dan kemanusiaan sejati juga keillahian yang murni menyatu. Natal tanpa nama Yesus adalah keharusan!

Lalu bagaimana dengan nama saya? Ah nggak usah dibahas ya, nama anda sendiri? Ya coba dicari saja, sekiranya bisa menambah kekuatan dan keimanan kenapa tidak, ya, kan? Selamat menyongsong natal, mengingatkan bahwa sebuah nama itu berarti, penting dan bermakna!

Penghiburan


"Dalam kesusahan dan kesesakanku, perintah-perintah-Mu menghibur aku." Mazmur 119:143 (FAYH)