Wednesday, January 15, 2014

Berhentilah Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Hampir setiap waktu kita selalu membandingkan diri dengan orang lain. Tapi, pernahkah Anda bertanya apa alasannya?

Mengapa Anda sering mengintip laman Facebook teman dan merasa inferior karenanya? Mengapa saat melihat foto-foto orang lain yang lebih langsing, sedang berlibur, atau tampil dengan rambutnya yang berkilau kita malah merasa minder?

Jika kita mau jujur, alasan utama mengapa kita sering membandingkan diri dengan orang lain adalah karena kita mencari hal-hal di luar yang bisa membuat kita merasa lebih baik menjadi diri kita. Karena menjadi diri kita saat ini tidak cukup, tidak pernah cukup.

Memang memiliki seorang role model yang menginspirasi kita untuk tidak takut menulis buku atau mencoba ikut lari marathon bisa berdampak positif dan menyehatkan. Tetapi jika hobi Anda mengintip kehidupan orang lain justru menghasilkan rasa frustasi, iri, atau merasa tidak cukup baik, ini adalah tanda Anda harus berhenti membandingkan diri.

Mulailah melihat ke dalam diri dan kenali kebenaran sejati. Dari pada fokus pada hal-hal di luar, cobalah menyelami diri lebih dalam. Dengan demikian Anda akan lebih menghargai dan mensyukuri apa yang sekarang dimiliki.

Berikut 5 cara yang bisa kita lakukan untuk lebih terhubung dengan diri sendiri dan berhenti membandingkan.

1. Biarkan mengalir
Hampir setiap hari kita dibombardir oleh informasi atau berita dari media, teman, iklan, keluarga, atau rekan kerja. Tanpa sadar hal itu bisa mendikte bagaimana kita harus hidup. Cobalah untuk tetap sadar dan membiarkan semua informasi itu mengalir keluar dan tak perlu diserap.

2. Dengarkan hati
Kita lebih mudah mendengarkan suara-suara di sekitar kita dibanding dengan suara hati sendiri. Cobalah secara aktif bertanya pada diri sendiri, apa yang sebenarnya Anda inginkan? Apa yang benar-benar Anda pikirkan? Jawaban yang muncul akan mengejutkan Anda.

3. Matikan
Cobalah berpuasa gadget satu hari dalam seminggu, dengan demikian Anda akan lebih peka pada hal-hal di sekitar Anda. Salah satu bonusnya adalah Anda menjadi lebih dekat dan benar-benar hadir untuk orang-orang tercinta.

4. Waktu hening
Cara terbaik untuk terhubung dengan diri sendiri adalah membuat waktu hening. Ini bisa berarti Anda melakukan meditasi, yoga, atau hanya duduk diam menikmati alam. Setiap aktivitas yang membantu Anda fokus pada pernapasan akan membuat Anda lebih mudah masuk ke dalam diri.

5. Menerima diri
Langkah akhir untuk menghentikan sikap suka membandingkan diri adalah menerima apa adanya diri kita, baik dan buruknya, tanpa menghakimi. Terima juga kebaikan dan keburukan orang lain, bisa jadi teman yang Anda anggap orang paling beruntung sebenarnya memiliki masalah sendiri, atau teman kerja yang sangat menyebalkan itu juga memiliki kebaikan hati.

http://female.kompas.com

Wednesday, January 8, 2014

Ibu, Belajarlah Hal-hal Ini dari Ayah

Tak bisa disangkal kalau memang ibu tahu apa yang terbaik untuk keluarganya terutama untuk anak-anak.
Hubungan yang tercipta antara ibu dan anak telah terbentuk semenjak anak masih berada dalam kandungan. Pengaruh kasih sayang ibu terhadap perkembangan emosi buah hatinya sangat penting. Meski begitu, fungsi dan bimbingan ayah kepada anak juga sama pentingnya. Bahkan, pernah dilakukan penelitian yang mempelajari bahwa bayi lima bulan yang banyak menghabiskan waktu dengan ayah mereka menjadi jauh lebih ceria, cepat bicara, dan banyak tertawa. 

Maka dari itu, untuk para ibu, jangan meremehkan makna kehadiran ayah karena pada dasarnya orangtua saling melengkapi. Kesempurnaan cinta dan kasih sayang ibu memang tidak ada bandingannya, tetapi jangan juga mengabaikan kemampuan ayah untuk anaknya karena ada beberapa hal dari sisi ayah yang bisa dipelajari oleh ibu.

1. Ayah tak terlalu memusingkan masalah kecil
Jika kepangan rambut si kecil tak terlalu rapi, biasanya ibu akan selalu mengulangnya dari awal dan membuatnya benar-benar rapi. Sedangkan ayah mungkin tak akan terlalu memedulikan jika rambut anaknya tidak terlalu sempurna.

Maka, para ibu sadarilah, tidak semua orang terlalu memerhatikan detail seperti kepangan rambut si kecil. Menuntut kesempurnaan pada anak bisa membuat mereka tertekan dan penakut.

2. Ayah membuat pekerjaan rumah terasa menyenangkan
Membuat anak merasa tidak terbebani dengan tanggung jawab mereka di rumah, salah satu strateginya adalah menjadikan kewajiban begitu menyenangkan. Misalnya ritual sikat gigi dengan ayah selalu diiringi dengan dongeng menarik, atau mencuci piring setelah makan malam bersama ayah yang seolah permainan bubble menggemaskan.
Biasanya, ibu sering memaksa si kecil melakukan berbagai hal sehingga drama perlawanan dan tangisan pun tak terelakkan. Namun, berbeda jika ayah yang mengambil alih karena mampu mengubah momen horor untuk anak-anak ini dengan permainan yang menyenangkan.

3. Ayah membebaskan anak untuk bermain, meskipun akibatnya baju jadi kotor
Ibu pasti kesal kalau melihat anak-anaknya bermain hujan, lumpur, berlari-lari hingga baju jadi kotor. Namun sebaliknya, ayah malah senang membiarkan anak-anaknya bermain dengan aneka cat, makanan, atau bahkan tanah bersamanya. Nah, ibu, alih-alih memarahi mereka, sebaiknya pikir lagi tentang pengalaman dan pelajaran apa yang bisa mereka dapatkan dari hal-hal ini.

4. Ayah menghadapi masalah dengan candaan
Saat berhadapan dengan konflik, Ayah menghadapinya dengan tidak terlalu serius. Bahkan, ada kalanya ayah lebih mampu menghadapi masalah dengan berbagai lelucon konyol demi meredakan ketegangan.

5. Ayah membiarkan anak-anak mengambil risiko
Sadarilah bahwa tak selamanya anak-anak berada di sekitar kita. Oleh karena itu, anak perlu belajar mandiri dan berani. Contohlah sikap para ayah yang membiarkan anak-anak mencoba berbagai hal berisiko (dengan pengawasan tentunya). Ini adalah cara terbaik bagi anak untuk mempelajari apa yang bisa dan tak bisa dilakukan dengan aman tanpa ada orangtua di sampingnya.

http://female.kompas.com/

Anak Mencontoh Sikap Positif Orangtua

Mengajarkan anak-anak untuk bereaksi positif dalam masa tumbuh kembangnya bukanlah hal yang mudah. Memarahi atau memukul anak Anda untuk setiap kesalahan kecil yang mereka lakukan hanya akan membuat mereka lebih memberontak. Tugas mendisiplinkan anak juga perlu ditangani dengan hati-hati, dan lebih banyak cinta. Berikut beberapa kebiasaan positif yang bisa orangtua tularkan kepada anak.
* Berperilaku baik.
Berikan contoh bagi mereka untuk dikuti. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tuanya. Jika Anda ingin mereka untuk berperilaku sesuai dengan keinginan Anda, maka Anda harus mencontohkannya. Misalnya, membuang sampah di tempat sampah atau makan mengunyah dengan perlahan. Anak Anda secara otomatis akan belajar dan mengikuti kebiasaan tersebut.
* Bersabar.
Jika anak-anak nakal di tempat umum, bersabar dan coba kenali penalaran mereka terlebih dahulu. Jika mereka masih tidak memedulikan ucapan Anda, jangan sampai Anda mengeluarkan kata-kata kasar. Beri penjelasan pada anak dengan suara lembut namun dengan sikap yang tegas. Ingat, jangan pernah menaikkan suara apalagi melakukan kekerasan fisik seperti menampar.
* Menghormati.
Selalu memperlakukan anak-anak Anda sebagai orang dewasa. Mereka juga ingin dihormati dan dianggap penting oleh orangtua mereka. Puji mereka atas tugas yang mereka lakukan dengan baik. Libatkan anak dalam membuat keputusan terutama terkait keperluan mereka seperti dalam memilih pakaian, sepatu atau warna cat kamar mereka.
* Tidak mudah marah.
Cobalah untuk tidak memarahi anak Anda. Jika Anda kehilangan kesabaran, tetap tenang menghadapi anak Anda. Tetap tunjukkan sikap bahwa Anda sedang berusaha untuk mengajar anak Anda. Misalnya, mengatakan 'tolong' atau 'maaf' agar anak Anda tetap tahu apa yang sedang Anda coba ajarkan padanya.
* Tidak berteriak.
Jika anak Anda bertingkah di depan tamu, jangan berteriak pada mereka. Tunggu sampai tamu pergi dan kemudian jelaskan secara tegas bahwa perilaku semacam itu tadi benar-benar tidak dapat diterima jika dilakukan di depan orang lain. Dan juga, peringatkan mereka untuk tidak mengulangi perilaku itu lagi, Anda harus mengambil tindakan tegas pada mereka.
* Murah hati.
Selalu pastikan setiap kali Anda mengajarkan anak berperilaku baik, harus diikuti dengan kemurahan hati dan kebaikan. Dengan bersikap murah hati, anak akan menyadari bahwa setegas apa pun orangtuanya, cinta untuknya tidak akan berkurang. Dengan begitu, justru anak lebih mudah memahami sikap apa saja yang sebaiknya tidak dilakukan karena orangtuanya tak menyukainya.

http://female.kompas.com

Monday, January 6, 2014

LIMA MENIT LAGI.

Seorang ibu duduk di samping seorang pria di bangku dekat taman bermain di Westcoast Park, pada suatu minggu pagi yang cerah.

“Itu anakku,” kata si ibu sambil menunjuk seorang anak kecil dengan t-shirt merah yang sedang bermain perosotan. Mata ibu itu berbinar bangga.
“Wah, hebat sekali,” Kata Bapak di sebelahnya. “Lihat anak berkaos biru yang sedang main ayunan? Itu putra saya.” Si pria memperkenalkan.
Lalu sambil melihat arloji, ia berseru memanggil anaknya,”Ayo Jack, bagaimana kalau sekarang kita pulang.”

Jack, anak kecil itu setengah memelas berkata,”Kalau lima menit lagi boleh ya, Pa. Sebentar saja, hanya tambah lima menit kok.” Pria itu mengangguk dan Jack meneruskan main ayunan untuk memuaskan hatinya. Setelah lewat lima menit, sang ayah berdiri dan memanggil anaknya lagi,”Ayo nak, sudah lima menit bahkan sudah lebih, sudah waktunya kita pulang.”

Lagi-lagi Jack memohon,”Lima menit lagi ya, Pa. Tambah lima menit lagi, boleh kan?” pintanya sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Pria itu sambil tersenyum menjawab,”Baiklah, silahkan.”
“Wah, bapak pasti seorang yang sabar,” kata ibu yang di sebelahnya yang melihat adegan itu tersenyum karena sikap laki-laki itu.

“Putraku yang lebih tua, John, tahun lalu terbunuh selagi bersepeda di dekat sini oleh sopir yang mabuk. Tahu tidak, aku tak pernah memberikan cukup waktu untuk John. Sekarang apapun yang bisa kuberikan pada Jack, asalkan aku bisa bersamanya sekalipun hanya untuk lima menit lagi dan lima menit lagi. Saya bernazar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama terhadap Jack, seperti pada anak tertuaku. Ia pikir dapat lima menit tambahan waktu untuk bermain, padahal sebenarnya sayalah yang mendapat tambahan waktu untuk bersama dia, memandangi ia bermain, menikmati tawa bahagianya.”

Mari belajar berhikmat dari kisah ini. Hidup adalah masalah membuat prioritas. Prioritas apa yang anda miliki saat ini. Berikanlah kepada orang yang anda kasihi, lima menit saja dari waktumu dan engkau tidak akan menyesal selamanya. Hidup ini berarti dan bisa dibuat menjadi lebih berarti. Waktu terbatas, 24 jam, sama bagi semua orang. Kita investasikan kemana waktu ini? Investasikanlah kepada orang-orang yang bisa membalas atau punya peluang lebih banyak membalas, kepada orang-orang yang ada keterikatan lebih dekat, dan itulah keluarga, istri, suami dan anak-anak.

Kita bisa saja menginvestasikan waktu kita untuk hobi, pekerjaan, tapi hobi, pekerjaan, barang tidak bisa membalas cinta dengan cinta. Tetapi keluarga, anak, istri, suami bisa membalas cinta dengan cinta. Karena itu berikan waktumu untuk orang-orang yang kau kasihi. Berikan waktumu untuk orang-orang terdekatmu. Berikan waktumu untuk anggota tim suksesmu. Berikan waktumu untuk orang-orang yang engkau hargai, engkau cintai, engkau miliki. Saya percaya itulah cara membangun keluarga yang bahagia, kokoh dan sejahtera.

Kita tak pernah merasakan betapa berharganya waktu bersama orang-orang yang kita kasihi, sampai kita sadar mereka telah meninggalkan kita, dan kita belum memberikan banyak waktu bagi mereka.
 sumber : INSPIRASI MENDIDIK ANAK

What Little Girls Wish Daddies Knew

by  


Chose your words carefully. She is listening. 
Chose your words and actions carefully. She is listening.

What men say to their daughters now matters for years to come. Tara Hedman asks them to choose their words carefully.


I’m spending the morning waiting for my car in the repair shop. Four men in flannel (I missed the flannel memo) and I sit around smelling tires and inhaling exhaust fumes while an enchanting little fairy is in constant motion around her daddy. She climbs on him, giggles, turns around, and then she’s back to twirling on the tile.
She’s bouncing and spinning around in her pink frilly skirt. Her black cable knit tights are sagging around her tiny knees, and her puffy coat makes her arms stand out further than is natural. To top off the ensemble is a shiny crystal tiara. It’s been tacked down to her head with what appears to be about 60 haphazard bobby pins.
She’s probably four years old. So little, so vulnerable. She doesn’t seem concerned about it as she sings about teapots and ladybugs in her black Mary Janes. I feel myself tear up as I watch her. I tear up as I watch him watch her. She could not possibly know at four what impact this man, his character, or his words will have on her for years to come. And, maybe he doesn’t know either.
So, to all the daddies with little girls who aren’t old enough yet to ask for what they need from you, here is what we wish you knew:
1. How you love me is how I will love myself.
2. Ask how I am feeling and listen to my answer. I need to know you value me before I can understand my true value.
3. I learn how I should be treated by how you treat my mom, whether you are married to her or not.
4. If you are angry with me, I feel it even if I don’t understand it, so talk to me.
5. Every time you show grace to me or someone else, I learn to trust God a little more.
6. I need to experience your nurturing physical strength, so I learn to trust the physicality of men.
7. Please don’t talk about sex like a teenage boy, or I think it’s something dirty.
8. When your tone is gentle, I understand what you are saying much better.
9. How you talk about female bodies when you’re ‘just joking’ is what I believe about my own.
10. How you handle my heart is how I will allow it to be handled by others.
11. If you encourage me to find what brings joy, I will always seek it.
12. If you teach me what safe feels like when I’m with you, I will know better how to guard myself from men who are not.
13. Teach me a love of art, science, and nature, and I will learn that intellect matters more than dress size.
14. Let me say exactly what I want even if it’s wrong or silly, because I need to know having a strong voice is acceptable to you.
15. When I get older, if you seem afraid of my changing body, I will believe something is wrong with it.
16. If you understand contentment for yourself, so will I.
17. When I ask you to let go, please remain available; I will always come back and need you if you do.
18. If you demonstrate tenderness, I learn to embrace my own vulnerability rather than fear it.
19. When you let me help fix the car and paint the house, I will believe I can do anything a boy can do.
20. When you protect my femininity, I learn everything about me is worthy of protecting.
21. How you treat our dog when you think I’m not watching tells me more about you than does just about anything else.
22. Don’t let money be everything, or I learn not to respect it or you.
23. Hug, hold, and kiss me in all the ways a daddy does that are right and good and pure. I need it so much to understand healthy touch.
24. Please don’t lie, because I believe what you say.
25. Don’t avoid hard conversations, because it makes me believe I’m not worth fighting for.
◊♦◊
It’s pretty simple, really. Little girls just love their daddies. They each think their daddy hung the moon. Once in a while when you look at your little gal twirling in her frilly skirt, remember she’ll be grown one day. What do you want her to know about men, life, herself, love? What you do and say now matters for a lifetime. Daddies, never underestimate the impact of your words or deeds on your daughters, no matter their age.


—Photo Peter Werkman/Flickr

http://goodmenproject.com/