Tuesday, December 16, 2014

Ancaman dan Hukuman Justru Memicu Anak Berbohong

Jika Anda ingin anak selalu berkata jujur, cara terbaik bukan dengan memberikan ancaman atau hukuman jika mereka berbohong.

Kesimpulan itu didapat melalui penelitian yang melibatkan 372 anak berusia antara 4-8 tahun. Para ahli menemukan bahwa anak tidak akan berkata jujur jika mereka takut atau dihukum. Mereka justru akan memilih untuk berbohong agar orang tua merasa senang sehingga mereka pun akan merasa lega.

"Pokoknya, hukuman tidak akan membuat anak berkata jujur," kata kepala penelitian Victoria Talwar dari McGill University, seperti dikutip dari Times of India.

"Faktanya, ancaman dan hukuman memiliki dampak yang justru tidak diharapkan. Anak akan merasa takut untuk berkata jujur," katanya.

Dalam studi itu, tim peneliti menempatkan seorang anak di dalam sebuah ruangan selama 1 menit bersama dengan mainan yang diletakkan di belakang mereka. Anak-anak diminta untuk tidak berbalik atau mengintip mainan tersebut.

Sebuah video kamera tersembunyi merekam perilaku mereka. Ketika para ahli kembali, anak-anak ditanyakan apakah mereka mengintip atau tidak. Ketika ditanya apakah mereka mengintip, 67% anak berbohong.

Peneliti menemukan anak yang lebih kecil cenderung berbohong untuk membuat orang dewasa merasa senang, sedangkan anak yang berusia lebih tua merasa harus jujur karena mereka sadar itu adalah tindakan yang benar.

"Informasi ini sangat berguna bagi para orang tua dan tenaga pengajar agar mendorong anak untuk senantiasa berkata jujur," kata Talwar. Studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Experimental Child Psychology. 

http://rona.metrotvnews.com 

Friday, December 5, 2014

Stop Memuji Anak Terlalu Berlebih, Ini Dampaknya

Memuji anak memang suatu hal penting, tetapi ketika memuji anak terlalu berlebih, hal ini malah akan berdampak buruk bagi mental dan perkembangan anak. Berikut hal-hal yang dapat terjadi ketika orangtua terlalu berlebihan saat menyanjung anak.

1. Memanipulasi anak
Pujian adalah ekspresi menggambarkan bersikap saat seseorang mencapai sesuatu sesuai kehendak masing-masing. Nah, jika Anda teralu banyak memuji, anak akan mengharapkan pujian atau sanjungan bukan hanya dari Anda, tetapi juga dari orang lain. Hal ini akan membuat mereka jadi arogan, atau malah sebaliknya kurang percaya diri jika tak ada yang memujinya.

2. Menurunkan minat
Sebuah penelitian menunjukan bahwa orang yang dipuji atas perbuatan yang dilakukannya, malah akan kekurangan minat pada hal itu. Teori ini juga berlaku pada anak-anak, jangan sampai pujian berlebih dari Anda malah membuatnya cepat puas dan mudah beralih perhatian sehingga menyebabkan mereka tidak fokus.

3. Berbunyi sarkasme
Salah-salah ketika Anda terlalu banyak memuji anak, ungkapan yang Anda berikan malah terdengar seperti sebuah sarkasme atau ejekan. Terutama bila anak merasa perbuatannya tak seharusnya dipuji, atau tak puas dengan hasil pekerjaanya. Berkata jujur jauh lebih baik untuk membangun semangat anak yang lebih positif.

4. Membebani anak
Studi terbaru mengungkapkan ketika anak dipuji saat melaksanakan sebuah tugas, ia malah akan mudah gagal karena beban psikologis yang dirasa untuk harus tampil sempurna dan memenuhi pujian yang telah diterima.


Namun, bukan berarti ayah dan ibu jadi pelit pujian pada anak. Intinya, berikan pujian dan sanjungan yang pantas serta tulus untuk si kecil. Dengan demikian, mereka juga jadi bisa membedakan mana prestasi yang benar-benar membanggakan dan mana yang tidak. 

http://female.kompas.com

Monday, November 10, 2014

Hangatkan Pernikahan dengan Sering Mengucapkan Terima Kasih pada Pasangan

Memiliki pernikahan yang langgeng dan harmonis hingga maut memisahkan tentunya impian banyak orang. Namun, di era modern seperti sekarang, pernikahan yang bertahan lama kian langka dan jumlahnya terus menurun. Siapa sangka memperjuangkan pernikahan dengan orang yang kita cinta begitu sulit sehingga tak sedikit yang memutuskan untuk menyerah.

Benar memang bahwa kehangatan pernikahan cenderung naik turun, diwarnai oleh suka dan duka. Silang pendapat antara suami dan istri merupakan hal umum yang kerap terjadi. Namun, bukan berarti Anda mesti lekas putus asa kala rintangan menghadang.

Penelitian menemukan bahwa sering mengucapkan terima kasih kepada pasangan merupakan salah satu cara untuk memperkuat ikatan pernikahan.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh University of California (UC) Berkeley dan UC Davis, Amerika Serikat, tindakan sederhana yang demikian dapat meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan pasangan suami istri.
"Menunjukkan rasa terima kasih adalah sebuah tingkah laku, bukan sebuah perasaan yang bisa dengan mudah diutarakan. Dengan senantiasa menunjukkan rasa terima kasih yang kadang tidak kita lakukan, kita bisa mulai untuk berterimakasih atas hidup yang kita jalani saat ini," ujar Robert A Emmons PhD, profesor psikologi dari UC Davis.

Selanjutnya, Emmons mengatakan, tersenyum dan mengirimkan secarik pesan yang bertuliskan rasa terima kasih dapat menambah kehangatan rumah tangga.

Pernikahan merupakan perpaduan sejumlah karakter negatif dan positif dari dua orang yang bisa dijinakkan dengan hal-hal sederhana tapi sarat ketulusan. Percayalah, ketika Anda memandang hidup sebagai sebuah berkah, segala hal yang Anda terima akan diikuti dengan rasa berterima kasih.

http://female.kompas.com

Friday, November 7, 2014

10 Cara Sangat Sederhana untuk Merasa Bahagia

  • Seringkali manusia merasa bahagia karena keadaan di sekitarnya. Di tempat kerja semuanya berjalan lancar dan seorang teman membuat Anda tertawa dengan banyolannya, Anda merasa senang sepanjang hari. Sebaliknya bila ada seseorang yang membuat Anda marah dengan tingkahnya yang tengik, Anda merasa kesal seharian. Namun para pakar psikologi percaya bahwa kebahagiaan sesungguhnya adalah sifat yang dapat dipupuk karena terbentuk dari serangkaian kebiasaan yang dijalankan sehari-hari.
    Menurut Sonja Lyubomirsky, seorang profesor psikologi dari Universitas California di Riverside, "Ada banyak cara Anda yang dapat membuat diri Anda bahagia untuk sesaat. Namun bila Anda benar-benar ingin mengubah hidup Anda, hal-hal ini harus dijalankan sampai menjadi kebiasaan."
    Inilah beberapa hal kecil yang dengan cepat (dan gampang) dapat mengubah suasana hati Anda:
  • 1. Senyum.

    "Bila Anda tersenyum otot-otot di wajah Anda mengirimkan sinyal ke otak yang dapat menciptakan suasana hati yang lebih baik daripada kalau kita cemberut," kata ahli psikologi positif Barbara Holstein. Kedengarannya konyol, tetapi Barbara menganjurkan agar kita duduk semenit dan tersenyum lebar. Atau lebih baik lagi, tersenyum kepada seseorang.
  • 2. Jadwalkan sesuatu yang menyenangkan.

    "Kita semua perlu menaruh pengharapan," kata Barbara. Bukan saja untuk masa depan, namun juga sesuatu menyenangkan yang bisa terjadi satu atau dua minggu lagi, misalnya pergi ke restoran kesayangan atau jalan-jalan ke pantai terdekat.
  • 3. Menyatakan rasa syukur.

    Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa rasa syukur sangat erat kaitannya dengan kebahagiaan. Ada banyak cara untuk meluangkan waktu mengingat apa yang perlu kita syukuri. Mungkin di mobil atau di bus ketika menuju tempat kerja. Anda dapat menulis di buku catatan apa saja yang Anda syukuri.
  • 4. Berbuat baik kepada seseorang.

    Lakukan sesuatu yang sederhana seperti membiarkan orang lain di belakang Anda membayar lebih dulu ketika antri di depan kasir. Atau menelpon nenek Anda yang sudah tua dan kesepian. Perbuatan baik membuat kita bahagia karena itu adalah sesuatu yang nyata. Anda dapat memilih seseorang, entah itu pacar atau orang tua Anda, kepada siapa Anda akan memfokus untuk membuatnya bahagia minggu ini.
  • 5. Berjalan kaki di luar rumah.

    Bila Anda gerak badan, otak Anda menghasilkan zat kimia yang membuat Anda bahagia. Berjalan kaki selama lima belas sampai dua puluh menit membuat otak memproduksi zat kimia itu. Makin lama Anda berjalan makin banyak zat kimia dihasilkan.
  • 6. Makan sesuatu yang sehat.

    Orang yang lapar kurang bahagia. Kadang-kadang cara yang gampang untuk merasa bahagia ialah makan sesutu yang cukup sehat seperti coklat yang berwarna tua atau pisang dengan es krim. Jangan melakukan hal ini terlalu sering karena berat badan Anda akan bertambah.
  • 7. Pura-pura pindah kota.

    Dalam penelitiannya Prof. Lyubomirsky meminta beberapa orang berpura-pura akan pindah kota. Sikap dan kegiatan mereka benar-benar berubah, terutama karena merasa akan kehilangan tetangga dan teman-teman. Apa yang akan Anda lakukan atau petualangan apa yang Anda utamakan bila Anda harus pindah kota?
  • 8. Mengikuti arus.

    Lakukan suatu kegiatan yang membuat Anda lupa waktu dan tempat, misalnya menulis, mendengarkan musik atau memasak, apa saja hobi Anda.
  • 9. Telepon teman Anda.

    Kontak sosial sangat menunjang kebahagiaan Anda. Bukan teman yang hanya Anda kenal di Facebook, melainkan sahabat dekat yang dapat Anda ajak mengobrol tentang apa saja.
  • 10. Gabungkan beberapa kegiatan di atas.

    Anda dapat berjalan kaki sambil menelepon teman Anda. Atau lakukan kebaikan untuk tetangga Anda sewaktu Anda berpura-pura pindah kota. Semua itu sungguh baik bagi kesehatan Anda.

    Penulis: Irma Shalimar
    http://keluarga.com/

Thursday, October 23, 2014

Ayah yang Ringan Tangan Miliki Anak Perempuan Pintar dan Sukses

Kesuksesan dan cara berpikir anak memang tergantung pada pola asuh serta pendidikan yang diberi oleh orangtua. Namun, sebuah penelitian mengatakan perilaku positif ayah juga berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak perempuan. Berikut Uraiannya.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Psychological Science melaporkan, para ayah yang membantu mengerjakan pekerjaan rumah kemungkinan besar akan menghasilkan anak perempuan yang mau bekerja keras dan berambisi dalam pendidikan.

Umumnya, pekerjaan rumahtangga selalu dikaitkan dengan tugas wanita. Namun, seiring waktu, anggapan itu sudah sedikit memudar di masyarakat, tetapi demikian, jumlah wanita yang menghabiskan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan domestik seorang diri masih tinggi.  Padahal, ayah yang ringan tangan memiliki dampak positif pada tumbuh kembang anak perempuan.
Kondisi di mana ayah dan ibu saling bekerjasama di rumah membangun pikiran bahwa anak perempuan memiliki ruang dan waktu untuk mengejar cita-cita mereka, sebab kelak ada suami yang turut meringangkan tugas domestik.

"Meskipun kami telah melakukan upaya terbaik guna menciptakan kesetaraan di tempat kerja. Wanita masih sangat kurang terwakili dalam posisi kepemimpinan dan manajerial," kata Alyssa Croft, kandidat doktor di University of British Columbia kepada Asosiasi Ilmu Psikologi seperti dikutip Good Housekeeping.

Menurut Croft, studi ini sangat penting, sebab hasil studi menyarankan pentingnya membangun kesetaraan jender mulai dari lingkungan rumah.  Sebab, hal yang demikian dapat menjadi salah satu cara untuk menginspirasi para perempuan muda dalam menata rencana dan pandangan terhadap karir mereka di masa mendatang.

http://female.kompas.com/

Thursday, September 25, 2014

Untuk Terlihat Menarik Butuh Lebih dari Sekadar Rasa Percaya Diri

Pernahkah Anda berada dalam situasi dan lingkungan baru yang membuat Anda canggung, sampai akhirnya memilih untuk tidak terlalu banyak terlibat dengan segala aktivitas yang terjadi di sekeliling Anda? Jika ya, simak uraian berikut mengenai kiat menjadi seseorang yang menarik dan percaya diri.

1. Berbicara apa adanya
Saran yang sangat mudah ini darang dari Scott Adamns, pencipta tokoh kartun Dilbert: "Jangan berbicara omong kosong karena akan menurunkan pamor Anda dalam ruangan tersebut. Sebaliknya, katakanlah sesuatu yang positif sesering mungkin. Hal tersebut dapat memotivasi suasana hati setiap orang di sekeliling Anda. Lalu, jika Anda berbicara menggunakan nada positif, maka hal tersebut pun akan menular pada orang lain,"

2. Belajar dari idola
Seorang penulis dan motivator, Scott Ginsberg, menyarankan untuk menuliskan 10 nama idola Anda. Kemudian, jabarkan tiga sifat mereka yang menurut Anda menarik. Sebab, melakukan hal yang demikian dapat secara tidak langsung mengarahkan pikiran dan perilaku lebih baik, setidaknya serupa dengan idola Anda.

3. Jawab pertanyaan soal diri sendiriChip Heath, profesor dari Stanford Graduate School of Business menyarankan untuk fokus pada tiga alur, ketika menceritakan kehidupan Anda. Pertama, alur tantangan (bagaimana Anda mengatasi tantangan dalam hidup). Selanjutnya, alur kreativitas (mengapa Anda memutuskan untuk tidak mengikuti jalan konvensional). Lalu, ke tiga, plot koneksi (Anda melakukan sesuatu yang mirip dengan orang yang bertanya)

4. Bertanya lalu dengarkan
Bukalah komunikasi dengan pertanyaan seputar hobi, keluarga atau, rencana perjalanan seseorang yang dekat Anda.  Jika Anda menguasai salah satu topik tersebut, maka pembicaraan akan dengan mudah mengalir. Nah, jika tidak, tetaplah lanjutkan untuk bertanya dan dengarkan dengan saksama sampai Anda memahami inti percakapan. Hargailah lawan bicara Anda.

5. Banyak membaca
Buku adalah jendela dunia. Tak hanya buku, sebenarnya jika Anda banyak membaca, Anda dapat mengetahui isu yang sedang jadi tren, maka pembicaraan menjadi lebih mudah mengalir.

http://female.kompas.com

Friday, September 19, 2014

Di Balik Kecerdasan Anak Ada Orangtua Kreatif

angan asal buat aturan dan perintah untuk anak agar rajin belajar. Sebab, sebagai orangtua, Anda juga harus kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang mengasyikkan untuk si kecil. Bagaimana caranya?

Umumnya, program pendidikan dini seperti preschool dan Taman Kanak-kanak (TK) menawarkan sejumlah kurikulum yang kental dengan unsur seni. Ternyata, menurut sebuah penelitian, pelajaran seni pada anak balita ampuh dalam merangsang dan menstimulasi otak buah hati Anda untuk berpikir cerdas.

“Seni meningkatkan dan memudahkan proses belajar,” ujar Eric Jensen, peneliti dan penulis Arts with the Brain Mind.

Menurut penelitian Jensen, anak-anak yang sedari kecil familiar dengan melukis, bermain musik, dan sebagainya, memiliki nilai akademis tinggi. Ini dibuktikan dengan daya tangkap otak mereka yang lebih mudah dalam mencerna serta menyimpan informasi.

Selain itu, pendidikan seni sedari kecil tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan inovatif pada bidang yang mereka minati.

Nah, untuk memperkenalkan seni pada anak sedari kecil, orangtua haruslah berpikir kreatif. Anda harus cerdik dalam membiasakan anak untuk belajar dengan cara dan gaya yang menyenangkan.
Salah satunya adalah menyediakan sebuah kantung besar berisi alat-alat gambar, kertas kosong, spidol, lem, gunting, kapas, dan kertas origami. Kemudian, beri waktu pada anak untuk membiarkannya “bermain” dengan apapun yang mereka pilih dari dalam kantung tersebut.
Selanjutnya, hargai karya anak dengan cara menggantungkannya di depan pintu kamar, pintu lemari es, atau di tangga. Sebab, melihat hasil karyanya dihargai oleh Anda, bisa memicunya untuk terus menggali kemampuan demi memberikan karya yang lebih baik.

http://female.kompas.com

Friday, August 22, 2014

Begini Cara Ajarkan Rasa Hormat Pada Anak

Senang ya, jika melihat anak kecil bersikap sangat sopan dengan orang di sekitarnya. Sudahkah anak Anda melakukannya?
Saling menghormati merupakan salah satu kunci hidup harmonis antar sesama. Mengajarkan hal ini pada anak bukanlah hal mudah. Jangan sampai anak memaknai kata “hormat” sebagai sesuatu yang menakutkan atau hanya berlaku jika berhadapan dengan orang yang lebih tua.
Berikut beberapa strategi untuk membantu anak-anak mengembangkan rasa hormat yang lebih besar terhadap orang lain.

Jadilah contohAnak-anak merupakan peniru ulung. Mereka bisa dengan cepat meniru sikap dan perilaku Anda. Jika Anda ingin memberikannya contoh bagaimana menghormati sesama, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan selalu bersikap dan berbicara kepada anak dan orang lain dengan cara hormat.
Misalnya ketika anak ingin mendiskusikan perasaannya (curhat). Cobalah mendengarkan dengan penuh perhatian.

Amati perilaku anak
Apakah ia sudah melakukan hal yang benar sesuai dengan yang Anda ajarkan. Jangan sampai ia berpikir bahwa hal ini hanya bersifat sementara. Katakan dengan tegas kalau itu berlaku seumur hidup.

Buat aturanAda tiga kata kunci yang harus diucapkan anak dalam pelajaran menghormati orang lain ini. Yaitu, meminta “minta maaf” segera setelah melakukan kesalahan, mengucapkan “terima kasih” meski itu untuk sebuah pertolongan kecil, dan “tolong” ketika meminta bantuan kepada orang lain.
Aturan lainnya seperti tidak berkata kasar, mendengarkan dengan seksama lawan bicara (tidak sambil membaca buku main games, atau menonton televisi), tidak menyela saat orang lain sedang bicara, mengucapkan salam saat bertemu/berpisah.

Jika aturan dilanggar:
- Ajak anak diskusi. Ketika anak berkata sarkastik, minta ia memikirkan cara-cara yang lebih terhormat untuk mengkomunikasikan pikiran atau perasaannya.
- Dorong empati. Ajak anak membayangkan jika ia yang mendapatkan perlakuan tidak hormat dari orang lain.

Tips
- Jadilah konsisten ketika mengajar anak-anak berperilaku hormat.
- Beberapa anak mungkin butuh lebih banyak waktu untuk belajar bagaimana berperilaku hormat. Maka dari itu, bersabarlah... (Ester Sondang)

http://female.kompas.com/

Monday, August 4, 2014

Risiko Impoten pada Pria Pecandu Ponsel

Terlalu "lengket" dengan gadget memang bisa membuat kesempatan kita untuk berinteraksi secara langsung dengan orang di sekitar menjadi berkurang. Tetapi keakraban dengan gadget ternyata juga bisa merusak kehidupan seksual.

Sebuah studi teranyar menemukan, pria yang memegang ponselnya lebih dari 4 jam setiap hari lebih rentan mengalami impotensi dibanding mereka yang membatasi memegang gadgetnya kurang dari 2 jam setiap hari.

Penelitian ini dilakukan terhadap 20 pria yang mengalami gangguan ereksi selama 6 bulan penelitian. Mereka juga melibatkan 10 pria sehat yang tidak ada masalah dengan ereksinya. Setiap orang diminta mengisi tes tentang fungsi ereksi dan juga kebiasaan mereka memakai ponsel.

Secara umum memang tidak ada perbedaan nyata pada kedua kelompok itu. Mereka juga memiliki kadar testosteron yang hampir sama, demikian pula dengan durasi waktu mereka menggunakan gadget.

Perbedaan jelas terlihat pada waktu mereka menyimpan ponsel di kantong baju atau celana, atau pun menggenggamnya.

Pria yang sebelumnya diketahui mengalami kesulitan ereksi ternyata membawa ponsel mereka lebih lama dibanding pria dari kelompok B atau pria yang sehat. Jumlahnya cukup berbeda, 4 jam dibanding 1,8 jam.

"Total waktu ketika menggenggam ponsel lebih berpengaruh dibanding dengan yang jarang memakai ponsel," kata peneliti.

Studi lain mengenai penggunaan ponsel dan tingkat kesuburan juga banyak dilakukan. Salah satunya menyebutkan, makin sering pria menggunakan ponselnya, makin buruk kualitas dan jumlah sperma mereka.

http://health.kompas.com

Jangan Tidur Dekat Ponsel

Pernahkah Anda ngobrol dengan teman di grup chatt atau dengan kekasih sampai dini hari? Atau Anda punya kebiasaan meletakkan ponsel di dekat bantal agar bisa cepat mengeceknya jika ada pesan masuk? Anda tak sendiri. Menurut survei, 44 persen pemilik ponsel tidur di dekat ponsel mereka.

Meski Anda beralasan tak bisa jauh-jauh dari ponsel sepanjang hari, tetapi saat tidur sebaiknya simpan ponsel atau gadget jauh dari tempat tidur. Ketahui apa saja bahaya kesehatan jika kita tidur bersama ponsel.

- Risiko terbakar
Sudah cukup sering terjadi kasus ponsel pintar meledak dan terbakar di tempat tidur. Sejauh ini diduga penyebabnya adalah pemakaian baterai yang tidak sesuai dengan spesifikasi ponsel. Oleh karena itu, sebaiknya kita memilih aksesoris ponsel yang asli dan menjauhkan ponsel dari tempat tidur di malam hari.

- Mengganggu tidur
Ponsel, tablet, TV, dan berbagai perangkat gadget yang menggunakan layar LED akan mengeluarkan cahaya biru. Sinar ini diketahui akan menghambat produksi hormon melatonin yang kita butuhkan agar bisa mengantuk. Terganggunya produksi melatonin juga akan merusak jam biologis tubuh.



- Bahaya radiasi
Memang belum ada riset yang membuktikan penggunan ponsel akan menyebabkan kanker. Tetapi secara umum ponsel dan gadget lain mengeluarkan radiasi elektromagnetik dalam dosis rendah. Jumlah yang sama juga dikeluarkan oleh microwave dan alat rontgen.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan radiasi tersebut bisa bersifat karsinogen pada manusia, terutama pada anak-anak. Itu sebabnya, jika Anda masih memiliki anak kecil, jauhkan perangkat gadget dari kamar tidur.

http://health.kompas.com

Wednesday, July 9, 2014

Kiat Mengasuh Anak Tunggal Supaya Tidak Manja

Anak tunggal umumnya mendapatkan perhatian ekstra dari orang tuanya. Alhasil, tak sedikit anak tunggal tumbuh dewasa menjadi  manja dan memiliki perilaku yang kurang menyenangkan.
Sebagai orang tua, tentunya Anda menginginkan si kecil tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan menyenangkan, baik untuk dirinya sendiri, juga bagi lingkungan sosialnya. Dengan demikian, simak uraian mengenai pola asuh membesarkan si anak tunggal, seperti dikutip Boldsky.

1. Terapkan aturan
Untuk menghindari kebiasaan memanjakan anak tunggal, maka orang tua perlu membuat peraturan  pada anak. Orang tua harus berani tegas mengatakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Seiring dengan itu, jangan pernah lelah untuk memberikan pemahaman dan pengertian mengenai manfaat baik dari aturan yang Anda terapkan pada si kecil. Tujuannya, agar anak menjalani aturan tanpa paksaan dan tekanan.

2.Turuti peraturanMenaati peraturan tak semudah menciptakannya. Namun, sebagai orangtua yang ingin anak tunggalnya tumbuh menjadi sosok yang mandiri, maka Anda sendiri juga harus memberikan contoh positif pada si kecil, dengan cara menaati peraturan yang Anda terapkan padanya. Melihat Anda menuruti aturan, anak pun secara alamiah akan mengikuti sikap Anda tersebut.

3.Bijak menuruti keinginan anak
Salah satu “ujian” terberat orangtua dengan anak tunggal adalah saat si kecil merajuk minta dibelikan sesuatu.  Jika terjadi hal yang demikian, beri waktu pada diri Anda untuk mempertimbangkan keinginannya tersebut. Selama sesuai dengan kebutuhan akademisnya, turutilah. Namun, jika sebaliknya, Anda harus menahan diri. Ingat saja, boros di waktu sekarang bisa membuahkan kesulitan di masa depan.

4.Tanggung jawab
Berikan tanggung jawab pada anak sebagai upaya pendewasaan diri. Mulailah dengan hal mudah seperti membantu Anda di dapur, merapikan kamar dan lemari bajunya, atau merawat hewan peliharaan. Ketika si kecil berhasil menyelesaikan seluruh tugas serta tanggung jawabnya tersebut, Anda jangan lupa mengucapkan terima kasih. Ini merupakan cara praktis dalam mengajarkan rasa menghargai dan pentingnya memberikan apresiasi pada lingkungan sekitar.

5.Dukungan emosional
Menjadi anak tunggal bukanlah hal mudah, tumbuh tanpa saudara kandung untuk berbagi cerita dan tawa, acap kali menimbulkan rasa kesepian pada sang buah hati. Namun, Anda bisa mencegahnya dengan cara menjadi orangtua sekaligus sahabat untuk si kecil. Tentu saja dengan cara yang bijak, supaya anak tidak  manja dan terlalu bergantung pada orangtua.

http://female.kompas.com

Orangtua Jangan Selalu Merasa Lebih Pintar dari Anak

Saat berkomunikasi dengan anak, banyak orangtua yang berpikiran lebih pintar, lebih jago, dan lebih segalanya daripada anak. Mengapa komunikasi merasa lebih pintar itu tidak tepat? Sebab, anak merasa seolah-olah digurui, tidak dihargai, dipermalukan dan direndahkan oleh orangtua.

Misalnya dengan membandingkan anak-anak kita dengan kita dulu. Tugas kita adalah selalu membimbing dan mengarahkan mereka agar tidak salah jalan dan tetap berpegang pada nilai-nilai moral.

Selain itu, ada bentuk komunikasi lain yang perlu dihindari orangtua, itu adalah:

* Hindari perkataan kasar
Menghindari perkataan kasar yang membuat emosi jadi tidak terkendali. Perhatikan intonasi suara. Aturlah nada suara agar tetap teratur, lembut dan tenang. Apabila anak mulai menjengkelkan usahakan tetap tenang dan jangan terpancing emosi, apalagi memukul karena kekerasan hanya akan menimbulkan masalah baru.

* Lihat situasi saat berdiskusi
Hindari mendiskusikan masalah dengan anak saat anak sedang lelah atau rewel. Orangtua sebaiknya mengetahui suasana hati dan jalan pikiran anak-anaknya.

* Jangan bandingkan dengan pola lama
Orangtua hendaknya tidak bersikap otoriter dan memakai “kacamata kuda” dengan pola tradisi lama di mana kita takut untuk mengungkapkan pandapat, terutama kepada orang tua karena anak-anak saat ini sudah mulai lebih memiliki kreativitas, penuh daya cipta, penuh argumentasi, punya cara pandang yang luas.

http://female.kompas.com

Thursday, June 19, 2014

Mengapa Manusia Butuh Pelukan Setiap Hari?

Fakta ilmiah menyimpulkan bahwa manusia butuh berpelukan setiap hari. Pelukan memiliki efek sangat baik bagi kesehatan psikologis maupun fisik pada setiap manusia. Ini enam alasan manusia butuh berpelukan setiap hari.

1. Pelukan 8 kali sehari

Situs mercola mengabarkan, seorang Neuroeconomist, Paul Zak, atau yang lebih dikenal Dr. Cinta, merekomendasikan untuk rutin berpelukan sebanyak 8 kali perhari untuk merasa bahagia dan menikmati hubungan yang lebih baik. Bahkan ahli Psychotherapist, Virginia Satir, menyebutkan bahwa pelukan sebanyak 4 kali sehari untuk bertahan, 8 kali sehari untuk maintenance dan 12 pelukan untuk masa pertumbuhan. Saat berpelukan tubuh kita memproduksi hormon oksitoksin, yang terproduksi akibat respon sentuhan fisik. Hormon ini sangat baik untuk kesehatan dan menjauhkan tubuh dari penyakit.


2. Meningkatkan rasa aman

Penelitian menemukan fakta bahwa setiap sentuhan pelukan memberikan efek rasa aman dan nyaman setiap orang. Dengan pelukan, kita terbantu lebih terbuka dan jujur saat berkomunikasi. Selain itu pelukan juga memberikan efek baik saat seseorang mengalami guncangan hebat. Seperti depresi, kesepian, kehilangan seseorang dan lainnya. Dengan hormone oksitoksin yang dikeluarkan saat berpelukan, perasaan kesepian, terisolasi dan marah bisa mereda serta hilang.

3. Baik untuk kesehatan

Ternyata studi menemukan manfaat saat kita melakukan pelukan selama 10 detik. Saat berpelukan terjadi reaksi fisik dan tubuh mengeluarkan kimia alami sehingga tubuh menjadi sehat. Manfaat berpelukan antara lain mengurangi resiko serangan jantung, mengurangi stres, melawan rasa capek, melawan infeksi, menyembuhkan depresi.

4. Meningkatkan sistem imun

Tingkat imunitas pada tubuh seseorang ternyata bisa dipengaruhi oleh emosional mereka. Dengan tekanan tubuh yang dirasakan saat kita berpelukan, mengaktifkan Solar Plexus Chakra pada tubuh. Sehingga menstimulasi kelenjar timus sehingga tubuh kita menyeimbangkan produksi sel darah putih.

5. Meningkatkan percaya diri

Penelitian membuktikan anak yang sering dipeluk lebih percaya diri daripada yang jarang disentuh orangtua mereka. Selain itu, sentuhan berupa pelukan yang diterima sejak kecil bisa meningkatkan rasa cinta seseorang pada diri sendiri. Sehingga orang itu enggak akan mudah merasa kesepian atau depresi.

6. Bikin kulit halus

Ternyata saat kita berpelukan, kulit kita merespon baik sehingga kulit kita lebih bersinar, sehat dan halus. Bagian tubuh ini efeknya melembabkan tubuh dan mengalirkan listrik positif sehingga menyeimbangkan sistem ketegangan pada kulit.

Nah, itu tadi enam alasan manusia butuh berpelukan setiap hari. Semoga bermanfaat.

http://health.kompas.com

5 Tips Sehat dari Dr.Oz

Sejak muncul di acara bincang-bincang televisi Oprah Winfrey Show tahun 2004, Dr.Mehmet Oz telah dianggap sebagai guru untuk setiap hal yang berkaitan dengan kesehatan.

Berikut adalah beberapa tips kesehatan yang tak pernah ketinggalan zaman dari pria yang disapa Dr.Oz itu.

1. Pentingnya serat
Dalam banyak kesempatan Dr.Oz selalu mengingatkan pentingnya memasukkan serat dalam menu harian. Tak berlebihan memang karena serat punya manfaat besar dalam penurunan berat badan, pencernaan, bahkan mencegah kanker.

Salah satu tips yang diberikan Dr.Oz untuk mengonsumsi serat adalah dalam bentuk "minuman hijau" setiap pagi. Selain kaya akan antioksidan, jus sayuran ini juga akan memenuhi 28 persen kebutuhan serat harian.

2. Pentingnya kehidupan seks
Kehidupan seks yang hangat dan memuaskan sangat berpengaruh pada kesehatan dan kebahagiaan. Seks akan meningkatkan denyut jantung dan juga menurunkan stres. Dr.Oz merekomendasikan hubungan seks 2-3 kali dalam seminggu. Meski begitu, menurutnya yang lebih penting adalah kualitas.

3. Lakukan yoga
Dr.Oz melakukan yoga setiap hari untuk meningkatkan kelenturan, fokus, menjaga bentuk tubuh, dan mengurangi stres.

4. Tak perlu memusuhi lemak
Walau Dr.Oz menyarankan untuk menghindari lemak trans, namun ia mengatakan agar kita tak perlu takut terhadap lemak. Tentunya lemak sehat seperti minyak zaitun atau alpukat. Lemak tersebut juga membantu tubuh menyerap nutrisi dengan lebih efisien.

5. Belajar memasak
Jika Anda selalu mengandalkan menu restoran atau makanan siap saji, mulailah belajar memasak. Tak ada cara lebih baik untuk mendukung upaya kita menjalani pola hidup sehat dalam jangka panjang jika kita tidak mengontrol bahan-bahan makanan yang dimasak.

http://health.kompas.com

Monday, June 9, 2014

Mau, Menjadi Orangtua Luar Biasa?

Apakah Anda sudah menjalani apa yang dilakukan orangtua luar biasa kepada anak dan keluarganya? Jangan dulu merasa hebat sebelum Anda mengenali 12 ciri orangtua luar biasa ini dalam diri Anda. Grown dan Flown, penulis buku Goldman Sachs: The Culture of Success memaknai orangtua luar biasa sebagai berikut:

1. Orangtua hebat memaknai pernikahan bukan hanya milik berdua, tapi merupakan sumber keteladanan bagi anak-anaknya. Karenanya orangtua sudah semestinya mencontohkan cara mengelola amrah, cara menunjukkan afeksi, caranya bertoleransi, bagaimana berbuat baik, karena anak akan merekam semua hal ini dari orangtuanya.
2. Orangtua hebat menyadari bahwa dunia akan terus berputar, dan mereka selalu mampu menjalaninya tanpa kehilangan arah. Dengan begitu, anak-anak mereka pun takkan kehilangan arah karena kalau orangtua kebingungan menghadapi apa yang terjadi dalam hidupnya, anak-anak pun akan mengalami hal yang sama.

3. Orangtua hebat punya perhatian besar terhadap apa yang menjadi passion anak-anaknya. Mereka menunjukkan kepedulian dan kasih sayang pada anak, dan selalu mencari cara untuk meningkatkan bonding. Orangtua hebat juga selalu mau belajar untuk memasuki dunia anak-anaknya, untuk menunjukkan pada anak-anak mereka bahwa menghargai dan mendukung apa yang anak mereka lakukan dan sukai.

4. Orangtua hebat punya "hubungan sehat" dengan keuangan, makanan. Mereka menjadi tempat belajar anak mengenai cara menghargai uang, cara mengonsumsi makanan yang baik, dan ini menjadi bekal penting saat anak tumbuh dewasa dan hidup mandiri nantinya.

5. Orangtua hebat memiliki hubungan yang terjaga baik dengan saudara-saudara kandungnya, kakak-adiknya, keluarganya. Mereka mencontohkan bagaimana hubungan baik dalam keluarga harus terus terjaga dan merupakan hal penting yang sangat memengaruhi kehidupan, termasuk kehidupan anak-anaknya nanti.

6. Orangtua hebat tak pernah menonjolkan kehebatannya. Mereka tidak ingin selalu merasa benar dan hebat, apalagi di depan anak-anaknya. Kredibilitas lebih penting ketimbang ego yang tinggi.

7. Orangtua hebat selalu memiliki antusiasme dalam menjalankan pengasuhan, sejak anak dilahirkan sampai dewasa.

8. Orangtua hebat mengajarkan anak-anaknya untuk berusaha mandiri menggali potensi, menunjukkannya, dan memberikan kontribusi sebagai pribadi dengan potensi yang dimilikinya. Mereka mendorong anak-anaknya untuk mengasah kemampuan diri, meski kadang harus membuat anak marah atau membuatnya dibenci oleh anak-anaknya sendiri. Namun hasilnya, anak belajar mengenai kerja keras dan fokus pada potensi diri.

9. Orangtua hebat melewati masa di mana anak-anak marah bahkan benci kepada mereka. Namun justru momen inilah yang menunjukkan mereka telah menjalankan tugas pengasuhan dengan baik. Momen ini takkan menghentikan orangtua hebat untuk selalu berbesar hati terhadap anak-anaknya, dan takkan pernah mundur untuk selalu menjadi pendamping dan pebimbing bagi keluarganya.

10. Orangtua hebat menyadari dan memahami kecemasan yang anak-anak mereka rasakan. Mereka akan merespons masalah yang terjadi pada anak-anak, tanpa rasa panik, namun justru memberikan perhatian penuh.

11. Orangtua hebat selalu mau beradaptasi dengan anak-anaknya, dan berlaku adil tak pernah memperlakukan anak-anak secara berbeda.

12. Orangtua hebat tak pernah kebingungan memisahkan siapa orang dewasa, siapa anak-anak, siapa yang memegang kendali dan tanggung jawab. Artinya, di tengah perselisihan apa pun, saat mengalami kondisi sulit apa pun, orangtua selalu berada terdepan mengendalikan situasi dengan cara-cara yang adil. Bukan hanya memihak dirinya, namun memerhatikan kebutuhan keluarganya. Menunjukkan ketegasan yang mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari anak-anaknya.

http://female.kompas.com

Tuesday, June 3, 2014

Ambil Nilai Positif dari Sebuah Kegagalan

Tak ada manusia yang luput dari kesalahan. Semua manusia pasti pernah berbuat salah dan juga mengalami kegagalan. Sayangnya, tidak semua orang bisa move on dengan mudah dari masalah-masalah ini.

Anda perlu menyadari bahwa terus mengingat kegagalan masa lalu dan membiarkan kesalahan hanya akan menghalangi langkah untuk maju. Inilah pentingnya Anda harus membingkai ulang pandangan tentang kesalahan dan kegagalan yang bisa membantu Anda merasa lebih positif dan bahagia.

1. Tidak ada kesalahan dan kegagalan, hanya sebuah pelajaran hidup
Anda pasti pernah mendengar ungkapan "Di balik setiap masalah pasti ada hikmahnya'. Setiap kesalahan yang dibuat dalam hidup adalah kesempatan untuk tumbuh dan belajar.  Dengan berbagai hikmah baru ini, Anda akan tumbuh dewasa dan belajar banyak sehingga Anda bisa mengambil langkah tambahan penting yang dibutuhkan.

2. Kesalahan tidak mendefinisikan diri jati diri Anda
Sekalipun pernah berbuat salah dan akhirnya gagal, jangan biarkan perasaan frustasi ini menggerogoti pikiran. Jangan biarkan kesalahan menjadi cap diri bahwa Anda itu bodoh dan menyedihkan.

3. Kesalahan terbesar adalah ketakutan untuk salah dan gagal
Salah satu hal yang paling umum terjadi adalah orang terlalu senang berada di zona nyaman. Akibatnya mereka akan takut untuk bertindak atau melakukan hal-hal baru karena takut gagal. Kesalahan dan kegagalan adalah bagian penting dari sebuah proses pengembangan diri untuk mencapai kesuksesan.

4. Kesalahan mengarah pada sebuah terobosan
Kesalahan adalah lahan subur di mana banyak peluang baru akan tumbuh. Sebelum Thomas Edison menemukan bola lampu, ada seseorang yang bertanya apakah mereka merasa gagal. Namun ia berkata, "Saya tidak gagal. Saya baru saja menemukan 10.000 cara yang tidak berhasil untuk alat ini."

Cobalah untuk mengubah cara panjang Anda tentang kesalahan dan kegagalan. Melihat kesalahan sebagai kegagalan akan mencegah Anda mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Selalu ada banyak jalan untuk bisa memperbaiki kesalahan dan membuatnya jadi sebuah inovasi baru. Semakin banyak kesalahan yang Anda buat, semakin besar terobosan yang menanti Anda.

Cara Mengasuh Tentukan Rasa Percaya Anak Balita kepada Orangtua

Kepada siapa anak Anda mengungkapkan pikiran dan perasaannya saat mengalami suatu peristiwa menyenangkan atau menyedihkan? Kepada Anda selaku orangtuanya atau kepada orang lain, pengasuh, kakek, nenek, teman, atau orangtua temannya?

Kalau anak tak segera datang kepada Anda selaku orangtuanya untuk mengekspresikan emosinya, tandanya kepercayaan anak terhadap orangtuanya tak terbangun dengan baik. Karenanya kepercayaan anak kepada orangtua perlu ditumbuhkan, oleh orangtua, sejak anak masih balita.

Pendiri Resourceful Parenting Indonesia, Dr Andyda Meliala, mengatakan rasa percaya anak adalah bekal penting agar di kemudian hari anak bisa berkomunikasi dengan baik kepada orangtuanya.

Menurutnya, rasa percaya ini dapat ditumbuhkan sedari dini, sejak masih bayi. Caranya, orangtua merespons kebutuhan bayi yang hanya bisa mereka sampaikan dengan menangis.

Umumnya ada tiga kebutuhan bayi, ia merasa lapar atau haus, bosan, atau popoknya basah. Bayi akan menangis jika merasakan salah satu atau ketiga hal tersebut. Kalau orangtua selalu merespons dengan berkomunikasi kepada bayi, lalu memenuhi kebutuhan bayi dengan tanggap, maka yang terjadi adalah orangtua tengah menumbuhkan rasa percaya anak kepadanya.

Orangtua yang tanggap memenuhi kebutuhan anak sejak bayi menumbuhkan rasa percaya, yang kemudian terkait dengan kepercayaan diri anak dan penghargaan anak terhadap dirinya sendiri.

"Anak perlu tahu kalau ia dicintai tanpa syarat," kata Andyda.

Terpenuhinya kebutuhan anak, terutama saat balita, dengan tanggapan cepat dari orangtuanya membuat anak merasa dicintai.

"Anak akan merasa berharga. Orangtua yang cepat tanggap merespons tangisan bayi misalnya, dan segera memenuhi kebutuhan bayi, tidak lantas membuat anak menjadi manja. Justru anak bisa mengatur dirinya di kemudian hari karena kebutuhannya selalu terpenuhi sejak bayi," tuturnya.

Kebiasaan orangtua yang tanggap memenuhi kebutuhan bayi juga membangun ikatan batin kuat antara orangtua dan anak. Ikatan inilah yang terus tumbuh hingga anak tumbuh besar. Hubungan yang kuat membuat anak akan selalu datang ke orangtuanya setiap kali mengalami masalah.

Thursday, May 8, 2014

Alasan Pentingnya Liburan Saat Sudah Jenuh Bekerja

Dengan banyaknya tekanan dan tumpukan pekerjaan, tak sedikit karyawan yang dilanda stres dan merasa butuh hiburan. Cara paling cepat dan mudah untuk menghibur diri sejenak mungkin adalah dengan pergi berbelanja atau mengunjungi tempat karaoker bersama teman. Kegiatan tersebut bisa saja melepas sedikit rasa lelah atau kesal Anda.

Namun pernahkan Anda merasa masih belum puas dan butuh refreshing yang lebih lama? Mungkin itulah saatnya Anda butuh cuti liburan dengan jangka waktu yang cukup panjang. Dengan berwisata setidaknya satu minggu, rasa segar bahkan semangat kerja bisa Anda dapatkan kembali. Berikut adalah alasan-alasan lainnya yang bisa menguatkan tekad Anda untuk segara liburan:

1. Otak Butuh Istirahat
Setiap hari dipakai untuk berpikir, otak pasti merasa lelah. Terlebih jika Anda bekerja pada bidang-bidang yang membutuhkan kreatifitas dan pemecahan masalah. Dikutip dari situs CNN, penelitian telah menunjukkan bahwa produktivitas seseorang mencapai batasnya ketika Ia sudah bekerja antara 35 sampai 50 jam seminggu. Riset lain juga menyebutkan bahwa menjauhi masalah secara fisik dan jarak malah bisa memunculkan solusi-solusi peyelesaian yang lebih kreatif.

2. Demi Kesehatan
Terlalu hanyut sampai terbawa stress berlebihan dalam pekerjaan juga bisa sebabkan gangguan kesehatan. Banyak studi yang telah membuktikannya. Sebuah riset juga menemukan bahwa wanita yang mengambil setidaknya dua kali liburan dalam satu tahun lebih terhindari dari rasa depresi dan memiliki hubungan pernikahan yang lebih memuaskan.

3. Waktu untuk Keluarga
Bagi Anda yang telah bersuami dan memiliki anak, membawa mereka pada saat liburan adalah sebuah keharusan bukan? Bahkan sebagian orang turut serta melibatkan anggota keluarga lainnya seperti orang tua, nenek-kakek, atau sepupu saat berekreasi. Hal tersebut memang sangat bermanfaat untuk menjaga hubungan keluarga. Dalam sebuah survei, ditemukan bahwa 97% orang tua membagikan hal baru mengenai diri mereka saat berlibur bersama anak-anak. Studi lain juga menyebutkan 54% orang tua mengatakan keluarga menjadi lebih akrab dan lebih menyayangi satu sama lain setelahnya.

Jika pekerjaan sedang menumpuk dan tidak bisa ditinggalkan, mungkin Anda bisa menunda liburan dan memulihkan kondisi tubuh dengan cara memiliki istirahat yang berkualiatas. Dengan tidur yang cukup dan diimbangi dengan pola hidup yang sehat setiap harinya, stress dan penyakit akibat pekerjaan akan bisa dihindarkan.

http://wolipop.detik.com

Monday, April 14, 2014

How Can I Protect My Child From Sexual Assault? | RAINN | Rape, Abuse and Incest National Network

How Can I Protect My Child From Sexual Assault? | RAINN | Rape, Abuse and Incest National Network

Orangtua Wajib Penuhi 3 Kebutuhan Utama Anak

Anak tumbuh dan berkembang secara fisik dan mental. Agar masa tumbuh kembang ini optimal, orangtua perlu memastikan terpenuhinya kebutuhan utama anak.

Konsultan Tumbuh Kembang Anak, Soedjatmiko menyebutkan ada tiga kebutuhan utama anak pada masa tumbuh kembang, antara lain:

1. Fisik-biologis
Berupa kebutuhan akan nutrisi (ASI, Makanan Pengganti ASI/MP-ASI), imunisasi, serta kebersihan fisik dan lingkungan. Ketiga kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan pokok yang saling terkait.

"Asupan gizi terutama dalam lima tahun pertama dalam kehidupannya balita adalah periode pertumbuhan yang penting yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Kunci asupan zat gizi yang baik adalah makanan yang sehat dan bervariasi," paparnya.

2. Emosi
Berupa kasih kasih sayang, rasa aman dan nyaman, dihargai, diperhatikan, serta didengar keinginan dan pendapatnya. Hal inilah yang diharapkan akan diperoleh anak ketika orangtua merayakan momen tumbuh kembang. Kebutuhan ini memiliki peran yang sangat besar pada kemandirian dan kecerdasan emosi anak.

3. Stimulasi
Stimulasi mencakup aktivitas bermain untuk merangsang semua indera, mengasah motorik halus dan kasar, melatih ketrampilan berkomunikasi, kemandirian, berpikir dan berkreasi. Stimulasi ini harus diberikan sejak dini karena memiliki pengaruh yang besar pada ragam kecerdasan atau multiple intelligences.

http://female.kompas.com/

Wednesday, April 9, 2014

Pelajaran Penting yang Didapat Anak dari Bermain

Salah satu hal yang paling susah dilakukan para orangtua adalah memisahkan anak dari mainan dan juga mengurangi waktu bermainnya. Semua ini dilakukan karena aktivitas ini dianggap buang-buang waktu dan tak bermanfaat oleh orangtua.

Ironisnya, kegiatan bermain kini semakin kehilangan pamor, dianggap ketinggalan jaman dan tidak berguna. Penelitian yang dikemukakan oleh Golinkoff, Hirsh-Pasek, Singer, pada tahun 2006 menunjukkan waktu bermain anak-anak kini sudah semakin berkurang. Di tahun 1981, waktu bermain anak-anak berkurang 40 persen. Dan di tahun 1997, waktu bermain anak-anak berkurang lagi menjadi 25 persen.

"Kalau dihitung-hitung, kegiatan belajar anak-anak SD sekarang ini bisa berlangsung lebih dari delapan jam sehari. Selama sekian jam lamanya mereka terkungkung di dalam ruang kelas, istirahat di sekolah hanya 2 kali 15 menit per hari. Seusai sekolah, mereka harus mengikuti les tambahan pelajaran, atau les lainnya yang kadang bukan menjadi minat mereka. Jadi, tidak heran kalau anak-anak ini stres, jenuh belajar, dan tidak bersemangat belajar, dan prestasi akademis melorot," kata Mayke S Tedjasaputra, Play Therapist.

Setiap orang, termasuk Anda dan anak-anak pasti punya batas kemampuan untuk bisa belajar dan bekerja. Anda saja bisa bosan dan capek kalau terus-terusan bekerja. Suatu saat Anda juga pasti ingin bersantai dari rutinitas, apalagi anak-anak yang dunianya penuh dengan mainan? Agar hidup lebih bahagia dan sehat, semua orang membutuhkan keseimbangan hidup, antara kegiatan belajar dan rekreasi (bermain).

Itu saja manfaat bermain? Jangan dulu beranggapan kalau bermain cuma sekadar bagian dari proses refresing saja. Lewat bermain, anak-anak juga bisa mendapat banyak "pelajaran" yang bermanfaat untuk kehidupan mereka nantinya. Bermain menimbulkan rasa senang dan menjadi sarana anak-anak untuk mengembangkan diri secara optimal.

1. Aspek fisik-motorik
Lewat bermain, energi anak akan lebih tersalurkan, dan pertumbuhan otot tubuh,  tulang, gerakan motorik kasar dan motorik halus dapat berkembang lebih baik.

2. Aspek emosional
Bermain mereka dapat menyalurkan emosi yang terpendam, meluapkan rasa tertekan atau rasa senang yang mereka rasakan. Lewat bermain, anak akan belajar cara mengatur dirinya untuk tidak memaksakan kehendaknya, beradaptasi, menjalankan kesepakatan bersama temannya, sportif, jujur, dan tidak mudah menyerah ketika mengalami kesulitan.

3. Aspek kognitif 
Dalam permainan, anak secara tak langsung akan dituntut untuk berpikir menentukan strategi yang jitu agar bisa memenangkan permainan, fokus pada apa yang dilakukan, mencari solusi ketika ada masalah yang muncul, mengorganisir teman-teman agar tercipta team-work yang solid, menghubungkan pengalaman masa lalu dengan tindakannya di masa sekarang.

4.Bahasa
Bermain ternyata juga berfungsi untuk menambah perbendaharaan kosa kata anak. Saat bermain pun, anak-anak dapat saling berbagi pengetahuan yang mereka miliki. Dengan kata lain, bermain memiliki manfaat jangka panjang bagi anak, yaitu mengasah executive function.

Jadi, jangan larang anak bermain. Sebagai orangtua sebaiknya, Anda harus mengajarkan mereka bagaimana cara membagi waktu yang tepat antara bermain dengan belajar.

http://female.kompas.com

Bermain dengan Si Kecil Dapat Membangkitkan Kreativitas Orangtua

Lupakan tekanan dan beban kerja di kantor, luangkan waktu bermain dengan si kecil tanpa ada gangguan dering telpon atau notifikasi pesan singkat di smartphone Anda.

Biarkan waktu berlalu penuh kesan bersama sang buah hati, menikmati derai tawanya, ucapan polos yang kerap salah sebut sebuah istilah, serta tatapan matanya yang mampu menumbuhkan semangat pada diri Anda. Abadikan momen berharga tersebut satu per satu dalam memori Anda, selain mengharukan untuk diingat di masa yang akan datang, ternyata bermain bersama anak bisa membangkitkan kreativitas Anda.

Menurut Jill Murphy Long, penulis Permission to Play, daya imajinasi, keberanian, dan keceriaan anak-anak selama bermain ternyata dapat menular kepada orang dewasa, terutama orangtua mereka. Sebab lewat anak-anak, kita jadi mengingat kembali masa-masa “tanpa beban” saat masih balita.  
Kesederhanaan masa kecil akan membangkitkan kembali ide-ide kreatif yang bermanfat untuk meningkatkan performa kerja di kantor, atau bahkan bisa menginspirasi Anda untuk membangun bisnis sendiri.

Jenis permainan yang mampu merangsang kreativitasi ini adalah rangkaian permainan yang dilakukan di luar rumah, misalnya berenang, bersepeda, bermain tali, dan sebagainya. Bila ingin bermain di dalam rumah, disarankan memilih jenis permainan yang melibatkan seluruh anggota keluarga.

http://female.kompas.com

Tuesday, April 1, 2014

Berbahagialah Orangtua yang Memiliki Anak Perempuan

Melalui sebuah penelitian, para ilmuan menyimpulkan bahwa keluarga yang memiliki anak perempuan cenderung lebih bahagia, sukses, dan mereka yang memiliki saudara perempuan berpotensi untuk umur panjang.
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Ulster di Irlandia Utara menyatakan, anak perempuan dalam keluarga merupakan energi penyeimbang. Terutama saat terjadi sesuatu yang menyedihkan dan menyakitkan, seperti misalnya perceraian orangtua, kematian, anggota keluarga terjangkit penyakit keras, dan sebagainya. Alasannya, karena secara alamiah perempuan dianugerahi kepekaan perasaan dan kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik serta membicarakan beban yang mereka rasakan. Personifikasi yang demikian membuat mereka tidak memendam pikiran dan masalah dalam hati.
Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 571 orang dengan kisaran usia antara 17 hingga 25 tahun. Mereka diberikan angket berisi serangkaian pertanyaan mengenai pandangan mereka akan masa depan, apa yang mereka lakukan saat terbentur masalah, dan sebagainya. Akhirnya terangkum informasi yang menyatakan bahwa partisipan yang memiliki saudara perempuan ditemukan lebih bahagia dan menikmati hidup dengan pikiran yang terbuka.

Selain itu, partisipan yang dibesarkan oleh orangtua yang bercerai, ternyata tetap mampu menjalani kehidupan secara normal berkat memiliki saudara perempuan yang menjadi tempat mereka berbagi dan saling mendukung. “Penemuan ini bisa dijadikan materi menguntungkan bagi psikolog anak, lembaga konsutan keluarga, atau pihak lainnya yang menawarkan bantuan bagi anak-anak yang menjadi “korban” perceraian orangtua,” ujar Professor Tony Casdidy, Ketua Penelitian.
Menurut Tony, memiliki anak dan saudara perempuan mendorong komunikasi antar anggota keluarga lainnya menjadi lebih baik. Seperti yang kita ketahui dalam ilmu psikologi, mengemukakan perasaan emosional berdampak postitif bagi kesehatan batiniah manusia.

http://female.kompas.com

Sediakan Waktu untuk Melakukan "Passion"

Salah satu cara untuk meraih keseimbangan hidup adalah melakukan apa yang menjadi bakat dan kesenangan, alias passion kita. Namun, kebanyakan orang beralasan tidak ada waktu.

Setiap manusia memiliki jumlah waktu yang sama, 24 jam setiap harinya. Jika kita mau mengevaluasi bagaimana kita menghabiskan waktu tersebut, sebenarnya rata-rata kita punya waktu minimal satu jam untuk melakukan hal yang sangat penting, passion.

Apa yang menjadi passion kita adalah harta yang harus ditemukan. Sebagian orang beruntung punya pekerjaan yang membuat mereka hidup sesuai passion-nya, misalnya saja jurnalis, desainer, atau seorang chef.

Tapi, kebanyakan orang tidak seberuntung itu. Walau begitu, kita sebenarnya tetap bisa menjadikan passion kita sebagai prioritas.

1. Sadari waktu yang dimiliki
Lihatlah rata-rata waktu yang kita habiskan dalam seminggu. Berapa jam kita habiskan untuk menonton televisi atau asyik mengulik media sosial? Jika kita merasa waktu kita sedikit, mengapa tak membatasi waktu menonton televisi atau bersosialisasi di media sosial. Sisakan lebih banyak waktu untuk melakukan hal yang lebih berguna.

2. Tingkatkan ilmu
Jika passion Anda adalah sesuatu yang bersifat artistik seperti puisi atau melukis, mengapa Anda tak mengikuti kursus untuk memperdalam minat? Ajak pasangan atau anak, ini bisa menjadi cara yang berbeda untuk dihabiskan dengan orang terkasih.

3. Gunakan waktu secara bijaksana
Dalam perjalanan ke kantor, mengantri, atau ketika Anda datang lebih awal dalam sebuah janji pertemuan, gunakan waktu-waktu tersebut dengan lebih bijaksana. Misalnya, menulis blog atau membaca ulang teori yang Anda pelajari dalam kursus. Intinya adalah memanfaatkan waktu sesempit apa pun untuk melakukan apa yang kita sukai.

4. Katakan tidak
Jika Anda merasa tidak yakin untuk datang ke sebuah acara, mungkin akan lebih baik jika waktu tersebut dihabiskan untuk melakukan hal yang lain. Pikirkan banyaknya waktu yang sebenarnya bisa Anda manfaatkan.

5. Nikmati prosesnya
Berhubungan kembali dengan apa yang menjadi passion kita bisa menjadi sumber kebahagiaan. Berupaya untuk menyediakan waktu untuk melakukannya akan meningkatkan kepuasan hati.

http://female.kompas.com

Hati-hati, Ini Dampak Buruk Jika Anak Stres karena PR

Bukan hal yang aneh lagi ketika anak diberikan pekerjaan rumah (PR) dari sekolahnya, dan tidak sedikit pula anak yang 'tersiksa' karenanya. Lantas, apakah benar jika dikatakan bahwa sebenarnya PR adalah sesuatu yang dapat 'menyiksa' anak?

Seperti dikutip CNN, Sabtu (29/3/2014), sebuah penelitian terbaru yang dimuat di Journal of Experimental Education mengungkapkan bahwa beberapa pelajar mengerjakan tugas atau PR-nya selama lebih dari 3 jam setiap malam, dan itulah yang menyebabkan mengapa PR membuat anak-anak merasa begitu 'tersiksa'.

"Bagaimanapun, 3 jam itu hanyalah waktu rata-rata saja," ujar Denise Pope, seorang dosen senior di Stanford Graduate School of Education yang melakukan penelitian ini.

"Karena di dalam penemuan ini kami menemukan anak-anak yang melakukannya selama lebih dari itu, di mana kebanyakan mencapai 5 jam di beberapa kasus," imbuhnya.

Penelitian ini dilakukan pada lebih dari 4.300 pelajar dari 10 sekolah menengah atas publik dan private di bagian upper-middle-class California, Amerika Serikat. Para peneliti mencari hubungan diantara PR yang selalu diberikan sekolah dengan kecerdasan para murid.

Ternyata, hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini ini begitu mencengangkan. Riset menunjukkan bahwa PR yang selalu diberikan oleh sekolah dapat memberikan stres tingkat tinggi, masalah kesehatan secara fisik, dan kurangnya keseimbangan di dalam kehidupan anak-anak. Bagi 56 persen dari seluruh murid yang berpartisipasi dalam penelitian ini, PR adalah faktor stres utama mereka.

"Kami menemukan hubungan yang jelas diantara stres yang dirasakan para murid dan dampaknya secara fisik, seperti migrain, ulcers (lubang di dalam lambung), gangguan tidur, hingga penurunan berat badan," tutur Pope.

Harus diakui bahwa keberadaan PR tidak semata-mata diberikan oleh guru, melainkan juga oleh orang tua. Ada orang tua yang sangat ingin anaknya diberikan PR oleh sekolah, namun ada juga yang tidak terlalu menginginkannya. Bahkan tidak sedikit pula orang tua yang jika gurunya tidak memberikan PR, maka mereka akan membeli workbooks sendiri dan menjadikannya PR untuk anak-anaknya.

"Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kesehatan anak-anak mereka. Orang tua itu harus menjadi 'pengacara' dan 'cheerleader' untuk anak-anak mereka, bukan grader atau corrector," ujar Pope.

Namun, biar bagaimana pun memang tidak bisa menghilangkan keberadaan PR secara sepenuhnya. Lantas, berapa lama batasannya yang terbaik untuk mengerjakan PR? Pope mengungkapkan bahwa sebaiknya untuk pelajar tingkat SMA yaitu tidak lebih dari 2 jam, sedangkan untuk pelajar SMP tidak lebih dari 90 menit.

"Kalau untuk sekolah dasar, tidak ada korelasinya antara PR dan penghargaan akademik yang akan didapat murid-murid SD," tandasnya.


http://health.detik.com

Agar Anak Tak Cari Info Sendiri, Ini Cara Simpel Berikan Pendidikan Seks

Bagi anak-anak apalagi remaja, hal-hal yang berbau seksual bisa saja menarik perhatian. Nah, di sinilah peran orang tua dibutuhkan untuk menjadi sarana informasi bagi anak-anak ketimbang mereka mencari informasi sendiri dari majalah, internet, atau teman. Lalu, bagaimana cara orang tua memberi pendidikan seks tersebut?

"Pendidikan seks yang diberikan tidak hanya mencakup fakta-fakta fisiologis tentang seks tapi juga menyangkut moral dan etika," kata dosen senior di bidang kesehatan dan pendidikan di Deakin University, dr Debbie Ollis.

Dikatakan dr Ollis, daripada selalu mengaitkan pendidikan seks dengan pencegahan penyakit, kehamilan, atau kekerasan seksual, dengan menambahkan unsur moral dan etika dapat menanamkan rasa tanggung jawab pada remaja di balik pemahaman mereka bahwa seksualitas adalah hal yang normal.

Caranya, percakapan tentang sistem reproduksi bisa dimulai saat anak duduk di bangku pra-sekolah yakni dengan memberi tahu beberapa bagian tubuh seperti penis, vulva, dan vagina. Selain itu, dr Ollis juga merekomendasikan supaya orang tua tak segan-segan mengawali pembicaraan tentang masalah seksual, terutama di waktu senggang dan sedang bersantai dengan keluarga.

"Saya tidak berbicara tentang mengajari anak praktik seksual, tapi berbicara tentang persahabatan dan pemahaman anak tentang tubuhnya sehingga mereka bisa bertanggung jawab dan melindungi organ seksualnya," papar dr Ollis.

Orang tua juga diharap tidak menghakimi dan amat terkejut ketika mereka menemukan fakta jika sang anak sudah mengenal lebih dulu bahasan tentang seksualitas. Sehingga, dr Ollis menyebutnya anggaplah Anda sedang membacakan cerita pada anak atau memberi arahan ketika menonton tv bersama.

Setelah itu, usahakan mendorong anak untuk bertanya agar tak ada lagi hal-hal yang masih membuatnya penasaran. Dengan begini, diharapkan remaja lebih mampu memahami apa yang mereka lihat di media dan lingkungan sekitar serta membuat keputusan tepat seputar isu-isu seksualitas.

"Mereka juga bisa membuat pilihan terkait kontrasepsi saat menikah, lebih bijak dalam menanggapi isu-isu seksual terutama isu-isu yang sering beredar di sosial media dan dialami anak muda yaitu hal-hal terkait pornografi," imbuh dr Ollis.

http://health.detik.com

Wednesday, March 5, 2014

Marah Picu Serangan Jantung dan Stroke hingga 5 Kali Lipat

Seseorang yang memiliki faktor risiko tinggi serangan jantung dan stroke, bila marah, bisa meningkatkan risiko serangan jantung lima kali lipat, dan stroke hingga tiga kali lipat.

Peneliti Amerika Serikat yang menelusuri literatur medis mengatakan kemarahan kerap mendahului serangan jantung dan bisa meSeseorang yang memiliki faktor risiko tinggi serangan jantung dan stroke, bila marah, bisa meningkatkan risiko serangan jantung lima kali lipat, dan stroke hingga tiga kali lipat.

Peneliti Amerika Serikat yang menelusuri literatur medis mengatakan kemarahan kerap mendahului serangan jantung dan bisa menjadi pemicu. Para peneliti menggunakan data dari sembilan studi dan melibatkan responden ribuan orang.

Mereka mengidentifikasi bahwa orang yang berisiko tinggi tersebut berada dalam periode berbahaya sekitar dua jam setelah meluapkan kemarahan. Artinya, dua jam pertama setelah seseorang meluapkan kemarahan, risiko serangan jantung dan stroke meningkat.

Namun mereka mengatakan, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami kaitan marah dengan risiko serangan jantung dan stroke. Penelitian lanjutan juga diperlukan untuk menemukan strategi melawan stres dan menghindarkan serangan jantung.

Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard mengatakan, orang yang marah satu kali dalam satu bulan memiliki risiko serangan jantung rendah.

Temperamen tinggi berdampak terhadap kesehatan seseorang secara kumulatif. Semakin sering seseorang tersebut marah maka risiko mengalami serangan jantung dan stroke semakin tinggi. njadi pemicu. Para peneliti menggunakan data dari sembilan studi dan melibatkan responden ribuan orang.

Mereka mengidentifikasi bahwa orang yang berisiko tinggi tersebut berada dalam periode berbahaya sekitar dua jam setelah meluapkan kemarahan. Artinya, dua jam pertama setelah seseorang meluapkan kemarahan, risiko serangan jantung dan stroke meningkat.

Namun mereka mengatakan, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami kaitan marah dengan risiko serangan jantung dan stroke. Penelitian lanjutan juga diperlukan untuk menemukan strategi melawan stres dan menghindarkan serangan jantung.

Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard mengatakan, orang yang marah satu kali dalam satu bulan memiliki risiko serangan jantung rendah.

Temperamen tinggi berdampak terhadap kesehatan seseorang secara kumulatif. Semakin sering seseorang tersebut marah maka risiko mengalami serangan jantung dan stroke semakin tinggi.

http://health.kompas.com

Monday, February 17, 2014

7 hal penting supaya pernikahan bahagia

Tujuh hal penting supaya pernikahan bahagia:

1. CINTA: Perasaan khusus yang membuat Anda merasa semua hangat dan indah..
2. HORMAT: Memperlakukan pasangan Anda seperti Anda ingin diperlakukan.
3. PENGHARGAAN: Untuk bersyukur atas semua hal baik yang pasangan Anda lakukan untuk Anda.
4. KEBAHAGIAAN: Teh kenikmatan penuh setiap saat dihabiskan bersama-sama dengan wajah tersenyum.
5. PENGAMPUNAN: Kemampuan untuk memaafkan satu sama lain demi Allah.
6. BERBAGI: Sukacita memberi tanpa pikiran penerima.
7. KEJUJURAN: Kualitas selalu mengatakan yang sebenarnya


sumber : fb Kisah-kisah Inspiratif

Aturan Penting Buat Ayah

SIAPA bilang mengasuh dan mendidik anak hanya tugas serta kewajiban ibu? Ayah juga harus berperan serta! Tanpa itu, segalanya akan berjalan pincang. Anak akan tumbuh tanpa tokoh panutan yang lengkap, apalagi jika ia anak laki-laki.
Bagaimana ia bisa menjadi ayah yang baik nantinya jika tak pernah mendapat contoh serta pengalaman dari ayahnya? Nah, berikut ini hal-hal yang sebaiknya dilakukan para ayah.

1. Jangan berharap kelewat banyak Bila anak tahu bahwa Anda berharap banyak padanya, ia akan berusaha memberikan semampunya. Namun di sisi lain, jangan berharap kelewat banyak karena jika anak tak sanggup memenuhinya, ia akan merasa sedih dan takut tak disayang ayah.

2. Menerima kesalahan
Bila Anda yakin salah satu dari anak menimbulkan masalah di dalam rumah dan menyalahkannya, sadarilah, hal ini tidak membuat keadaan menjadi lebih baik. Memang puas rasanya memarahi dan menyalahkan, namun ini hanya akan memperburuk keadaan. Cintai dan terima anak bahwa mereka dapat berubah ke arah yang positif.

3. Kenali lebih dalam Cari tahu sedapat mungkin segala sesuatu mengenai anak Anda. Cari tahu mainan dan warna kesukaan mereka, siapa teman dekatnya, siapa tokoh pahlawan mereka, dan lainnya. Dengan memperlihatkan perhatian, Anda memunjukkan cinta Anda kepada mereka. Tanpa adanya pendekatan, Anda memperlihatkan sikap tidak peduli dan menganggap mereka tidak penting.

4. Katakan "TIDAK"
Kini banyak hal berbahaya bagi anak di "luar sana" yang sangat menggoda mereka. Anak harus belajar disiplin, pengendalian diri, dan bagaimana menunda kepuasan bila Anda mengatakan "TIDAK" pada mereka. Mengatakan "TIDAK" berarti membantu Anda memiliki anak yang sehat, bahagia, dan dapat bekerja sama.

5. Memukul karena tidak belajar
Penelitian menunjukkan, tamparan atau pukulan membuat anak-anak memiliki rasa percaya diri yang rendah. Memukul atau menampar anak hanya akan meningkatkan rasa takut anak terhadap ayahnya. Apakah memang ini yang Anda inginkan?

6. Perlakukan istri dengan baik
Bagaimana Anda memperlakukan istri merupakan petunjuk terpenting bagi anak tentang hubungan pria dan wanita. Usahakan tidak bertengkar di depan mereka. Bersikaplah dengan baik, daripada menunjukkan sikap bahwa Anda selalu benar.

7. Tindakan lebih keras daripada kata-kata
Banyak orangtua mengancam anaknya bila tak dapat diajak kerja sama. Bila Anda tak mempraktikkan konsekuensi ancaman itu, ia akan menyepelekan ancaman Anda. Yang mereka pahami adalah tindakan. Bila hak-hak tertentu yang mereka miliki dilarang karena tidak adanya kerja sama mereka, mereka akan memahami dengan cepat bahwa Anda bersungguh-sungguh.

8. Dengarkan dengan sungguh-sungguh
Jangan mendengarkan secara sepintas, tapi belajarlah mengerti apa yang mereka katakan. Refleksikan kembali apa yang dikatakannya. Bila Anda ingin ia mendengar apa yang Anda katakan, Anda pun harus mendengarkan apa yang dikatakannya.

9. Beri tanggung jawab sesuai usia Bila anak masih kecil, mungkin yang dapat dilakukannya hanya membereskan tempat tidur dan menjaga kamar tetap rapi. Bila mereka bertambah besar, tambahkan tanggung jawab. Katakan padanya, di dalam keluarga setiap anggota punya tanggung jawab masing-masing. Jangan beri hadiah untuk tanggung jawab yang memang harus mereka lakukan.

10. Katakan "LUAR BIASA"
Puji dan katakan betapa luar biasanya ia bagi Anda. Hal ini terutama sangat penting untuk disampaikan pada saat anak memiliki masalah. Tunjukkan kepada anak, apa yang membuat dia luar biasa karena hal ini akan lebih mengena dan berarti baginya.

http://female.kompas.com

Sunday, February 16, 2014

Perhatian Ayah Memengaruhi Perkembangan Emosi Anak

Riset terbaru mengungkapkan, ayah yang "hangat" membuat anak lebih mudah menyesuaikan diri, lebih sehat secara seksual, dan perkembangan intelektualnya lebih baik.

"Keterlibatan ayah dalam keluarga akan meningkatkan IQ anak sampai 6-7," kata Berry Brazelton, seorang dokter anak. Di samping itu, anak akan lebih memiliki rasa humor, lebih percaya diri, dan mempunyai motivasi belajar.

Menurut Dr Louis B Silverstein dari Universitas New York, AS, ada hubungan langsung antara pertemuan ayah-anak dan tingginya tingkat agresivitas anak, serta tingkah laku yang cepat dewasa pada anak perempuan.

Cuma masalahnya, bagaimana membina hubungan mesra antara ayah dan anak? Jangan khawatir, banyak yang bisa Anda dilakukan, antara lain: 1. Bermain bersama anak
Dengan bermain bersama, membantu membuat (dalam arti mengajar) pekerjaan rumah, dan meningkatkan kualitas maupun kuantitas kebersamaan dengan anak di rumah maupun di luar rumah.

Contoh kebersamaan ini antara lain bisa ditempuh dengan cara seperti mengajak anaknya yang naik kereta api. Bukan kereta api jarak jauh, melainkan kereta api jurusan Jakarta Kota–Bogor. Anak akan senang sekali.

2. Jangan sampai kelimpahan materi menggusur hubungan pribadi
Bekerja keras merupakan keharusan, tetapi setiap ayah perlu menghindari godaan materi. Ayah yang bijaksana tahu bahwa relasi ayah–anak bukanlah soal material, melainkan kepuasan hidup. Itu bisa berarti sebuah pilihan.

Misalnya saja, mana yang lebih penting, mempunyai rumah di atas tanah seluas 3.000 meter persegi dengan kolam renang yang indah atau membuat setiap penghuni rumah merasa kerasan tinggal di dalamnya?

Atau, mana yang lebih utama, mempunyai dapur yang indah atau kepastian setiap anggota keluarga bisa duduk bersama saat makan malam dan berbagi pengalaman?

3. Ayah yang efektif adalah ayah yang mengenal anaknya
Ayah yang efektif tahu apakah dia telah mengecewakan anaknya. Pun dia tahu hal-hal apa saja yang disukai anaknya. Ayah seperti ini juga tahu perbedaan anaknya dengan anak-anak tetangga. Mereka pun sangat peduli dengan karakter si anak.

Ken R Canfield, pengarang buku The Seven Secrets of Effective Fathers yang meneliti 4.000 orang ayah, sampai pada kesimpulan bahwa seorang ayah yang baik tahu keadaan anaknya bila sang anak tengah menghadapi masalah atau bagaimana harus meneguhkan hati anak.

4. Melibatkan anak dalam pekerjaan (kantor)
Kebanyakan anak memandang kantor, pabrik, atau toko tempat ayahnya bekerja sebagai sebuah tempat asing. Dengan sesekali mengajak anak ke tempat kerja akan membuat mereka kenal dengan kegiatan ayahnya sehari-hari.

http://female.kompas.com

5 Kelebihan Ayah dalam Mengasuh Anak

Peran ayah dalam pola asuh anak sama pentingnya dengan peran ibu. Bahkan, dalam beberapa aspek para ayah memiliki kelebihan dibanding kaum ibu dalam mengasuh anak.

1. Lebih tenang
Para pria biasanya lebih mampu berpikir rasional dan juga tenang dalam berbagai situasi. Tak terkecuali ketika mereka sedang mengawasi anaknya. Jika melihat si kecil memanjat naik ke atas meja, para ibu biasanya akan berteriak dan langsung berkata "jangan". Sebaliknya dengan ayah, mereka bisa dengan tenang berkata, "itu tidak aman nak, ayo turun dari sana,".

2. Hadir sepenuhnya
Salah satu tantangan menjadi orangtua adalah membagi waktu. Dengan sisa energi yang ada, kita masih harus menyiapkan makan malam atau membereskan rumah. Tak heran terkadang saat bermain dengan anak perhatian kita akan terpecah.

Namun, tidak dengan para ayah. Mungkin karena tak harus disibukkan dengan urusan domestik, saat bermain dengan buah hatinya mereka akan total "bersenang-senang". Rumah mungkin tampak berantakan saat mereka bermain, tetapi ayah adalah teman terbaik bagi anak-anaknya.

3. Lebih santai
Dibandingkan dengan para ibu yang sering cemas akan berbagai hal, mulai dari kebersihan sampai keamanan si kecil, para ayah justru cenderung lebih santai. Saat si kecil makan dengan berantakan mereka tidak terburu-buru mengambil lap dan membersihkan meja. Saat menghadapi anak yang susah makan, mereka juga lebih tenang dan bisa membujuk anak untuk membuka mulutnya.

4. Pelindung
Bukan berarti ibu kurang melindungi anak-anaknya, hanya sosok ayah memang identik dengan pelindung keluarga. Karena itu biasanya anak lebih suka bercerita kepada ayah mereka mengenai sesuatu hal yang membuat mereka takut.

5. Mengajarkan kemandirian
Para ibu biasanya kurang sabar dalam hal membiarkan anak mereka mengerjakan sesuatu hal dengan benar. Misalnya memakai sepatu sendiri atau saat berpakaian. Karena masih banyak hal yang harus dikerjakan, biasanya ibu selalu ingin membantu anak sehingga kemandirian anak terbentuk lebih lama. Para ayah biasanya lebih baik dalam hal ini. Mereka lebih bisa percaya bahwa buah hati mereka mampu melakukan dan bisa belajar dari kesalahannya.

http://female.kompas.com

3 Cara Membesarkan Anak Bahagia

Di toko buku, dengan mudah kita menjumpai buku-buku yang menjabarkan tentang cara-cara mencapai kebahagiaan. Bagaimana mendapatkan bahagia dalam hubungan, pekerjaan, dan juga keluarga. Rasanya, semua tujuan hidup yang ingin dicapai setiap orang adalah untuk menjadi bahagia.

Sebagai orangtua, tentu keinginan utama kita adalah kelak anak-anak hidup bahagia. Segala hal akan dilakukan setiap orangtua agar anak mereka merasa bahagia.

Namun, tujuan itu tidak bisa dicapai dengan mengabulkan setiap permintaan anak atau menjauhkan mereka dari rasa kecewa. Yang perlu dilakukan orangtua adalah membantu mengembangkan rasa optimisTIS dalam hidup. Lantas, bagaimana caranya?

Shawn Achor, penulis buku The Happiness Advatage, menyarankan tiga hal yang bisa dilakukan orangtua untuk membesarkan anak-anak yang selalu berbahagia.

1. Perhatikan pilihan kata
Faktanya, ketidakbahagiaan bisa kita rasakan. Tetapi, menurut Achor, emosi positif bisa menghilangkan dampak emosi negatif terhadap tubuh dan pikiran. Sebagai orangtua, kita ada di posisi untuk mengajari anak-anak memberikan respons positif terhadap kondisi yang negatif. Karena itu, bahasa yang kita pakai, dan tentu saja apa yang kita katakan, sangat berpengaruh.

Misalnya saja, kita bisa mengganti kata "tidak masuk sekolah karena sakit", menjadi "hari untuk memulihkan diri". Meski arti katanya mungkin sama, tetapi bahasa yang dipakai lebih fokus pada hal positif. Dengan demikian, orangtua bisa mengajak anak untuk mengisi harinya dengan beristirahat, minum banyak cairan, serta mengonsumsi sayur dan buah.

2. Mengubah kerja menjadi bermain
Kita semua sering melakukan hal-hal yang tidak kita sukai dalam hidup (meeting yang membosankan, mencuci piring, dan sebagainya). Tetapi, jika kita melakukan pendekatan secara positif atau menghubungkan diri dengan apa yang bernilai untuk kita, biasanya dengan mudah kita tak lagi memandang hal menyebalkan itu secara negatif.

Bagaimana cara kita memandang sesuatu akan berpengaruh besar? Demikian juga saat berhadapan dengan anak. Jika kita menyuruhnya membereskan mainan, mungkin ia akan menolak. Tetapi, kita bisa mengajaknya untuk berlomba siapa cepat memasukkan mainan ke dalam kotaknya.

3. Banyak berbuat baik
Ada banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup. Salah satunya adalah melakukan berbagai perbuatan baik tanpa memandang status dan agama orang lain.

Berikan contoh kepada anak berbagai perbuatan baik yang bisa ia tiru, misalnya, menyapa tetangga dengan ramah, tidak menyerobot antrean, tidak berkata kasar kepada orang lain, ataupun berkunjung ke rumah kerabat atau tetangga saat ada yang sakit atau perayaan hari keagamaan.

http://female.kompas.com

Manfaat Mengajarkan Anak untuk Banyak Tertawa dan Bersikap Sopan

Sebagai seorang ibu teladan, tentu Anda tahu mengenai manfaat dari mengajarkan hal-hal baik kepada anak sedari mereka kecil. Apa yang mereka lihat dan dengar di masa pertumbuhan, merupakan cikal bakal yang membentuk karakter dan kepribadian, saat kelak menjadi manusia dewasa. 
 
Orangtua memiliki peran penting dalam pembentukkan karakter dan kebiasaan sang buah hati, maka dari itu jangan menyepelekan usia anak yang terbilang masih kecil, dengan bebas berperilaku dan bertutur kata yang tidak pantas dilihat dan didengar oleh anak. Sebaliknya, sebarkan energi positif dalam lingkungan rumah Anda, tujuannya supaya anak dapat menyerap banyak kebaikan, agar saat mereka mulai sekolah, diharapkan dapat menjadi contoh terpuji bagi teman-temannya.
Seperti dikutip dari magforwomen berikut beberapa contoh positif yang dapat Anda tularkan pada sang buah hati. Yuk, disimak!

 Tertawa bersama
Walau si kecil belum mengerti ungkapan yang mengatakan, tawa adalah “obat” paling mujarab untuk meningkatkan kesehatan tubuh, tidak ada salahnya untuk tetap mereka untuk banyak tertawa dan menikmati hidup dalam porsi yang seimbang. Tanamkan dalam pikiran anak, bahwa manusia cerdas itu adalah seseorang yang tahu membagi waktu antara agama, karier dan kehidupan pribadi. Katakan pada mereka, bahwa tertawa lepas bersama sahabat dan keluarga dapat membuat mereka lebih bahagia dalam menjalani hidup.

Jangan cepat mengeluh
Mungkin Anda tidak sadar, kebiasaan Anda yang sering mengeluh karena jalanan yang macet, cucian yang tak kunjung kering karena hujan dan sebagainya, secara tidak langsung bisa membuat anak jadi cepat mengeluh pula. Ajarkan anak mengenai bagaimana cara menumbuhkan antusiasme yang tinggi terhadap apa pun yang mereka kerjakan. Dengan mengerjakan hal-hal yang dapat memacu semangat dan antusias mereka, selain dapat mengajarkan untuk tidak cepat menyerah, juga bisa mengidentifikasikan minat dan bakat anak. 

Bersikap sopan terhadap sesama
Ajarkan anak Anda cara bersikap sopan kepada siapa saja, caranya dengan membiasakan diri sendiri untuk berlaku sopan terhadap orang lain, supaya anak menyaksikan sendiri contoh baik ini langsung dari orangtua dan menirunya saat bersama saudara, teman serta guru di sekolah.
Bersikap sopan membantu mereka mendapatkan teman lebih banyak dan memudahkan mereka diterima dalam berbagai lapisan lingkungan sosial. Jika dari kecil anak sudah mudah bergaul, saat dewasa nanti, mereka pun pastinya lebih cepat beradaptasi di lingkungan baru. 

Menerima perbedaan secara positif
Tidak ada manusia yang sempurna di dunia, ajarkan anak untuk bisa menerima kekurangan orang lain dan mensyukuri kelebihan pada diri sendiri. Dengan begitu, ketika bertemu dengan seseorang yang dinilai kurang pintar atau kurang mampu, anak pun tak langsung menghakimi tapi justru berhati besar untuk menerimanya sebagai pengalaman hidup. Terapkan pada alam pikirannya bahwa, setiap orang memiliki sisi baik. 

Jangan malu mengekspresikan kasih sayang
Banyak orangtua yang enggan terlalu sering mencium dan memeluk anak, padahal dua hal tersebut merupakan unsur utama dalam menumbuhkan empati dan kepedulian tanpa pamrih pada jiwa si kecil.  Anak perlu memahami kekuatan kasih sayang, betapa hal tersebut dapat memperkaya nuraninya sebagai manusia yang berkualitas.

http://female.kompas.com

Kiat Menghadapi Balita yang Gemar Membangkang

Menghadapi si Pembangkang perlu cara khusus. Betul, anak-anak prasekolah sebenarnya sudah diajarkan mengenai aturan dan  norma–norma secara konsisten dan mereka sedikit banyak sudah memahaminya. Namun ingat, penanaman aturan dan norma bukanlah proses yang singkat. Ada saja kendala yang menghadang, termasuk ngeyel dan membangkang untuk tidak mematuhi aturan/norma yang ada.
Nah, menghadapi si pembangkang, ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Bersikap tenang dan introspeksi.
Tak perlu menanggapi sikap menentang anak dengan spontan, reaktif, dan tergesa-gesa. Bersikaplah tenang dalam menghadapinya. Pahami latar belakang yang menyebabkan anak membangkang serta kondisi psikologis dan tugas perkembangan anak usia ini. Orangtua perlu introspeksi terhadap perilaku “tidak patuh” anak. Misal, inkosistensi, aturan terlalu kaku, konsekuensi berlebihan, kurang apresiasi, dan sebagainya.

2. Hindari memberikan label
Tak sedikit orangtua menjuluki anak yang kerap protes dengan “anak nakal, bandel, pembangkang” atau menyindirnya dengan kata-kata tajam yang sesungguhnya  dapat melukai perasaan anak. Pada saat itu biasanya muncul pernyataan,“Maunya kamu ini apa sih, kok sama orangtua tidak nurut? Bisa-bisanya kamu menentang orangtua.” Kata-kata seperti ini bisa merenggangkan hubungan orangtua dengan anak.

3. Ciptakan suasana menyenangkan.
Caranya dengan mengganti ucapan yang bernada perintah/paksaan menjadi sebuah “ajakan”. Dengan bahasa ajakan yang halus, anak akan lebih mendengarkan dan senang melakukan apa yang menjadi keinginan orangtua. Ia pun merasa nyaman karena tidak merasa dipaksa. Cara yang lembut akan membuat anak merasa orangtua mencintainya dan menganggap dirinya sebagai seseorang yang spesial. Dari situ anak termotivasi melakukan yang terbaik untuk orangtuanya.

4. Ajak anak berbicara.
Bila anak merasa tak diperhatikan, ajaklah ia mengobrol. Posisikan sejajar, duduk bersama di sofa atau di teras rumah, dengarkan apa pun topik yang ia bicarakan. Tanggapi dengan baik sehingga ia merasa diperhatikan kembali. Biasakan untuk mengajak anak berdialog sejak kecil, meski perkembangan bahasanya masih terbatas. Umpama, anak menolak permintaan orangtua, tanyakan mengapa ia tidak mau, pancing jawabannya lalu coba arahkan bagaimana seharusnya. Terlebih di usia prasekolah, umumnya penolakan anak disertai dengan alasan,  “Aku enggak mau makan. Sayurnya pahit.”

5. Hindari ancaman/paksaan.               
Selain membuatnya makin menolak, anak pun jadi belajar bahwa segala hal bisa diselesaikan dengan ancaman/paksaan, bukan dengan dialog dan saling mendengarkan.
6. Instruksi yang jelas.
Bila kita memberikan instruksi atau aturan tertentu pada si prasekolah, utarakan dengan jelas, gunakan kata-kata yang sederhana, dan tidak otoriter. Anak mungkin merasa jenuh kalau kita mengatakan sesuatu panjang lebar, apalagi diulang-ulang dan terkesan menyuruh-nyuruh.
7. Cari saat yang tepat.
Hindari memberikan perintah pada saat dan kondisi anak yang tidak tepat, umpama sedang capek, lapar atau mengantuk, karena bisa dipastikan akan melahirkan ”pemberontakan” atau membantah. Permintaan pada anak sebaiknya disampaikan dalam kondisi anak tenang, santai, dan ceria.

8. Pilihan terbatas.
Misal, anak tidak mau segera tidur, orangtua bisa menggunakan kata, “Adek mau gosok gigi dulu atau ganti baju dulu baru tidur?” Dengan begitu anak merasa dilibatkan saat pengambilan keputusan. Tak kalah penting,  fokus tentang apa yang harus dilakukan. Misal, jika ingin menyuruh anak membereskan mainan, fokuslah pada masalah itu, “Membereskan mainan lebih penting untuk dikerjakan sebelum menonton teve. Jika tidak mau membereskan mainan, maka teve akan dimatikan.” Yang pasti, pesan yang ingin disampaikan harus jelas, sederhana dan tidak otoriter. Sekali lagi, anak akan merasa bosan jika orangtua selalu membahas hal yang sama berulang-ulang dan terlalu panjang.

9. Jadilah contoh.
Orangtua menjadi role model bagi si prasekolah. Tak hanya menyuruh anak membereskan mainan, tapi mencontohkan bagaimana kerapian di rumah harus dijaga. Bagaimana ayah-ibu  selalu membereskan seprai tempat tidur setelah bangun, menata sepatu di raknya kembali dengan baik, dan lainnya. Dengan sering melihat contoh dari orangtua, lebih mudah bagi anak untuk menurut saat diminta melakukan sesuatu. 

10. Reward and punishment.
Penghargaan (reward) diberikan saat anak mau mendengarkan kata-kata orangtua dan melakukannya. Penghargaan tidak harus bersifat fisik. Justru reward yang bersifat emosional (seperti pujian dan ekspresi cinta dari orangtua) jauh lebih berarti buat anak. Penghargaan yang diberikan orangtua dapat menjadi awal dalam membangun hubungan yang lebih baik antara orangtua dan anak.
Akan halnya hukuman, sebaiknya diubah menjadi konsekuensi negatif. Lakukan negosiasi dengan anak tentang konsekuensi yang diterapkan jika anak tidak mau mengikuti suatu aturan/norma. Contoh konsekuensi adalah hari Minggu si prasekolah tidak ikut pergi bertamasya, bermain lebih sebentar, atau tidak boleh bermain dengan mainan kesukaan anak dalam waktu tertentu.

Bila dengan upaya-upaya di atas, anak masih ngeyel atau membangkang, harap selalu diingat, tak ada proses penanaman nilai yang bersifat instan. Tetaplah bersabar dan jangan berputus asa untuk mengoreksi perilaku anak dengan cara-cara positif seperti yang disarankan di atas. Kabar yang menggembirakan, kepatuhan anak akan meningkat sejalan dengan perkembangan moral dan usianya. Menghadapi si pembangkang membutuhkan usaha keras dan telaten.

http://female.kompas.com

Wednesday, February 5, 2014

Miskin Kok Bahagia?

”Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat. 5:3). 

Apakah arti kalimat ini? Miskin kok bahagia? Dalam Alkitab BIMK (Bahasa Indonesia Masa Kini) tertera: ”Berbahagialah orang yang merasa tidak berdaya dan hanya bergantung pada Tuhan saja; mereka adalah anggota umat Allah.”  
 
Ada dua kata "miskin" dalam Perjanjian Baru Yunani yaitu : penês dan ptôkhos. Penês berarti penghasilan sehari habis buat sehari. Dengan kata lain, pendapatan sesuai UMR. Sedangkan ptôkhos berarti mereka yang hidup dari meminta sedekah.
Kelihatannya, kata ptôkhos yang digunakan Matius hendak menunjukkan makna spiritual setiap orang yang miskin rohani dan dengan kerendahan hati "meminta sedekah" agar kerajaan Allah ada dalam hati dan kehidupan mereka.

Sedangkan kata Ibrani untuk ”kaum miskin” adalah ani. Kata ini menunjuk kepada orang-orang miskin yang secara ekonomis dan politis sungguh tak punya harapan lagi. Orang-orang dalam situasi seperti itu hanya mungkin menggantungkan diri kepada Allah.

Orang ”yang miskin di hadapan Allah” disebut berbahagia karena mereka telah sampai pada kesadaran bahwa mereka tidak dapat lagi menggantungkan diri pada harta benda untuk meraih kebahagiaan sejati. Mereka mencari kebahagiaannya hanya kepada Tuhan saja.

Dalam Perjanjian Baru dalam Bahasa Indonesia Sederhana tertera: ”Beruntunglah kalian kalau merasa sangat memerlukan Tuhan. Kalian adalah umat Allah.” Itu berarti yang layak disebut umat Allah ialah setiap orang yang merasa sangat memerlukan Tuhan. Hanya kepada orang-orang yang semacam itulah, Allah memberikan kerajaan-Nya.

Kelihatannya, Sabda Bahagia hanya mengumandangkan kembali nubuat Mikha: ”Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mi. 6:8).

Cuma tiga hal: adil, setia, dan rendah hati. Allah menuntut karena kita adalah milik-Nya. Ini bukan hal aneh, tetapi sungguh wajar. Yang nggak wajar ialah kala kita hidup semau-maunya. Hanya dengan inilah kita akan berbahagia karena telah memperlihatkan diri sebagai umat kepunyaan Allah.

Penulis: Yoel M Indrasmoro
http://satuharapan.com

Monday, February 3, 2014

"Catatan Serbet", Bukti Cinta Ayah pada Putrinya

Sebagai orangtua apa yang akan Anda lakukan jika Anda divonis hanya bisa bertahan hidup kurang dari lima tahun lagi? Yang pertama kali dipikirkan adalah bagaimana caranya membuat kenangan indah bersama keluarga dan anak-anak selagi bisa.

Sebelumnya, Garth Callaghan (44) adalah seorang pria yang cukup beruntung karena ia bisa lolos dari serangan penyakit kanker ginjal. Namun, dunianya serasa runtuh karena ia didiagnosa menderita kanker prostat. Dokter onkologinya mengatakan bahwa ia hanya punya delapan persen kesempatan untuk hidup sampai lima tahun lagi. Vonis ini membuatnya kalut, namun ia juga membuat janji untuk memberi kenangan indah bersama putrinya, Emma.

Hal ini diakuinya terinspirasi dari kelompok Because I Said I Would, sebuah kelompok advokasi nirlaba yang bertujuan untuk membuat dan menepati janji kepada orang yang dicintai. Ternyata Callaghan memiliki komitmen unik untuk membuktikan cinta dan dukungannya pada Emma.

Setiap harinya, ia berkomitmen untuk terus menulis sebuah kata-kata di atas serbet makan siang bersama dengan bekal makan siang putrinya. Ia berjanji akan terus menulis catatan ini sampai sang putri lulus sekolah, bahkan sampai ia sendiri tak ada di dunia dan tak lagi bisa bisa untuk menulisnya.

"Saya pikir, saya bisa menulis semua catatan serbet ini sebelumnya. Ini semua dilakukan agar saya dan mereka juga siap jika suatu saat saya tidak bisa memenuhi janji saya sendiri karena ada hal buruk yang terjadi," ungkapnya. Total catatan serbet yang sudah ditulisnya saat ini berjumlah 826 buah.

Tradisi ini dimulai ketika Emma duduk di kelas tiga sekolah dasar saat sang ayah belum divonis sakit. Callaghan selalu menuliskan catatan pada serbet di kotak bekalnya. Awalnya, hanya berupa kata-kata sederhana atau gambar, namun kini kata-kata yang dituliskannya ini lebih kepada isi hatinya, kata-kata motivasi, atau kutipan inspirasional.

"Ini sebenarnya bukan dilakukan karena saya terkena kanker, karena semua orang bisa mendapat musibah kapan saja. Tetapi ini semata-mata dilakukan karena saya ingin meninggalkan warisan yang berharga sehingga ia bisa mengerti beberapa filosofi hidup saya dan betapa saya mencintainya," paparnya.

Sang putri, Emma mengaku sangat menyukai kebiasaan ayahnya ini. "Saya suka catatan serbet untuk beberapa alasan. Tidak cuma alasan dan pesan seperti yang diinginkan ayah, seperti cinta atau belajar kata-kata baru. Namun, semua hal ini membuat saya menyadari betapa saya sangat mencintainya juga sekaligus mengingatkan saya untuk tidak menyia-nyiakan hidup," jelas Emma.

Sampai saat ini, Callaghan telah membuat sebuah website dan halaman Facebook untuk membantu orangtua berhubungan dengan anak-anak mereka. Dia juga membuat buku elektronik (e-book) dengan banyak pesan. Ia bahkan tak keberatan jika kata-katanya disalin untuk menyemangati anak-anak lainnya.

Ia juga berencana untuk menerbitkan buku yang berisi 826 catatan yang dituliskannya untuk Emma. "Pada dasarnya, saya berharap agar saya bisa berada bersama mereka lebih lama lagi, bahkan supaya bisa menulis catatan untuk cucu-cucu saya di atas serbet nantinya," tutupnya.

http://female.kompas.com

Wednesday, January 15, 2014

Berhentilah Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Hampir setiap waktu kita selalu membandingkan diri dengan orang lain. Tapi, pernahkah Anda bertanya apa alasannya?

Mengapa Anda sering mengintip laman Facebook teman dan merasa inferior karenanya? Mengapa saat melihat foto-foto orang lain yang lebih langsing, sedang berlibur, atau tampil dengan rambutnya yang berkilau kita malah merasa minder?

Jika kita mau jujur, alasan utama mengapa kita sering membandingkan diri dengan orang lain adalah karena kita mencari hal-hal di luar yang bisa membuat kita merasa lebih baik menjadi diri kita. Karena menjadi diri kita saat ini tidak cukup, tidak pernah cukup.

Memang memiliki seorang role model yang menginspirasi kita untuk tidak takut menulis buku atau mencoba ikut lari marathon bisa berdampak positif dan menyehatkan. Tetapi jika hobi Anda mengintip kehidupan orang lain justru menghasilkan rasa frustasi, iri, atau merasa tidak cukup baik, ini adalah tanda Anda harus berhenti membandingkan diri.

Mulailah melihat ke dalam diri dan kenali kebenaran sejati. Dari pada fokus pada hal-hal di luar, cobalah menyelami diri lebih dalam. Dengan demikian Anda akan lebih menghargai dan mensyukuri apa yang sekarang dimiliki.

Berikut 5 cara yang bisa kita lakukan untuk lebih terhubung dengan diri sendiri dan berhenti membandingkan.

1. Biarkan mengalir
Hampir setiap hari kita dibombardir oleh informasi atau berita dari media, teman, iklan, keluarga, atau rekan kerja. Tanpa sadar hal itu bisa mendikte bagaimana kita harus hidup. Cobalah untuk tetap sadar dan membiarkan semua informasi itu mengalir keluar dan tak perlu diserap.

2. Dengarkan hati
Kita lebih mudah mendengarkan suara-suara di sekitar kita dibanding dengan suara hati sendiri. Cobalah secara aktif bertanya pada diri sendiri, apa yang sebenarnya Anda inginkan? Apa yang benar-benar Anda pikirkan? Jawaban yang muncul akan mengejutkan Anda.

3. Matikan
Cobalah berpuasa gadget satu hari dalam seminggu, dengan demikian Anda akan lebih peka pada hal-hal di sekitar Anda. Salah satu bonusnya adalah Anda menjadi lebih dekat dan benar-benar hadir untuk orang-orang tercinta.

4. Waktu hening
Cara terbaik untuk terhubung dengan diri sendiri adalah membuat waktu hening. Ini bisa berarti Anda melakukan meditasi, yoga, atau hanya duduk diam menikmati alam. Setiap aktivitas yang membantu Anda fokus pada pernapasan akan membuat Anda lebih mudah masuk ke dalam diri.

5. Menerima diri
Langkah akhir untuk menghentikan sikap suka membandingkan diri adalah menerima apa adanya diri kita, baik dan buruknya, tanpa menghakimi. Terima juga kebaikan dan keburukan orang lain, bisa jadi teman yang Anda anggap orang paling beruntung sebenarnya memiliki masalah sendiri, atau teman kerja yang sangat menyebalkan itu juga memiliki kebaikan hati.

http://female.kompas.com

Wednesday, January 8, 2014

Ibu, Belajarlah Hal-hal Ini dari Ayah

Tak bisa disangkal kalau memang ibu tahu apa yang terbaik untuk keluarganya terutama untuk anak-anak.
Hubungan yang tercipta antara ibu dan anak telah terbentuk semenjak anak masih berada dalam kandungan. Pengaruh kasih sayang ibu terhadap perkembangan emosi buah hatinya sangat penting. Meski begitu, fungsi dan bimbingan ayah kepada anak juga sama pentingnya. Bahkan, pernah dilakukan penelitian yang mempelajari bahwa bayi lima bulan yang banyak menghabiskan waktu dengan ayah mereka menjadi jauh lebih ceria, cepat bicara, dan banyak tertawa. 

Maka dari itu, untuk para ibu, jangan meremehkan makna kehadiran ayah karena pada dasarnya orangtua saling melengkapi. Kesempurnaan cinta dan kasih sayang ibu memang tidak ada bandingannya, tetapi jangan juga mengabaikan kemampuan ayah untuk anaknya karena ada beberapa hal dari sisi ayah yang bisa dipelajari oleh ibu.

1. Ayah tak terlalu memusingkan masalah kecil
Jika kepangan rambut si kecil tak terlalu rapi, biasanya ibu akan selalu mengulangnya dari awal dan membuatnya benar-benar rapi. Sedangkan ayah mungkin tak akan terlalu memedulikan jika rambut anaknya tidak terlalu sempurna.

Maka, para ibu sadarilah, tidak semua orang terlalu memerhatikan detail seperti kepangan rambut si kecil. Menuntut kesempurnaan pada anak bisa membuat mereka tertekan dan penakut.

2. Ayah membuat pekerjaan rumah terasa menyenangkan
Membuat anak merasa tidak terbebani dengan tanggung jawab mereka di rumah, salah satu strateginya adalah menjadikan kewajiban begitu menyenangkan. Misalnya ritual sikat gigi dengan ayah selalu diiringi dengan dongeng menarik, atau mencuci piring setelah makan malam bersama ayah yang seolah permainan bubble menggemaskan.
Biasanya, ibu sering memaksa si kecil melakukan berbagai hal sehingga drama perlawanan dan tangisan pun tak terelakkan. Namun, berbeda jika ayah yang mengambil alih karena mampu mengubah momen horor untuk anak-anak ini dengan permainan yang menyenangkan.

3. Ayah membebaskan anak untuk bermain, meskipun akibatnya baju jadi kotor
Ibu pasti kesal kalau melihat anak-anaknya bermain hujan, lumpur, berlari-lari hingga baju jadi kotor. Namun sebaliknya, ayah malah senang membiarkan anak-anaknya bermain dengan aneka cat, makanan, atau bahkan tanah bersamanya. Nah, ibu, alih-alih memarahi mereka, sebaiknya pikir lagi tentang pengalaman dan pelajaran apa yang bisa mereka dapatkan dari hal-hal ini.

4. Ayah menghadapi masalah dengan candaan
Saat berhadapan dengan konflik, Ayah menghadapinya dengan tidak terlalu serius. Bahkan, ada kalanya ayah lebih mampu menghadapi masalah dengan berbagai lelucon konyol demi meredakan ketegangan.

5. Ayah membiarkan anak-anak mengambil risiko
Sadarilah bahwa tak selamanya anak-anak berada di sekitar kita. Oleh karena itu, anak perlu belajar mandiri dan berani. Contohlah sikap para ayah yang membiarkan anak-anak mencoba berbagai hal berisiko (dengan pengawasan tentunya). Ini adalah cara terbaik bagi anak untuk mempelajari apa yang bisa dan tak bisa dilakukan dengan aman tanpa ada orangtua di sampingnya.

http://female.kompas.com/