Thursday, December 31, 2015

Doa Tahun Baru

"Semoga Ia memberi segala yang kauinginkan, dan membuat segala rencanamu berhasil."
Mazmur 20:4 (BIMK)

Thursday, December 10, 2015

Ketika Tuhan Berkehendak

Suatu hari seorang pria hendak menghantar putra tunggalnya ke sekolah. Sebelum berangkat, pria itu mengajak istri dan putranya berdoa seperti biasanya.

“Tuhan, hidupku, hidup istriku dan hidup anakku hari ini kuserahkan kepadaMU. Apapun yang terjadi pada hari ini terserah kehendakMu saja. Amin”

Saat dalam perjalanan menuju ke sekolah si anak, mereka mengalami kecelakaan yang merenggut kedua mata sang anak. Ibu dari anak itu begitu histeris dan ayahnya amat terpukul, tetapi si anak tenang-tenang saja.

Karena kedua matanya buta, anak tersebut tidak dapat melanjutkan sekolah. Ia hanya bisa tinggal dirumah dan bermain piano tua peninggalan kakek buyutnya. Selama bertahun-tahun ia hanya bermain piano hingga ia menjadi seorang pianis buta yang terkenal, namun selama bertahun-tahun itu pula kedua orang tuanya menyalahkan Tuhan atas kebutaannya.

Dengan penghasilannya sebagai seorang pianis, anak itu bisa menghidupi keluarganya dan mengangkat keadaan keluarganya yang dulunya serba pas-pasan. Ia bisa menikah dan memiliki anak-anak yang sehat.

Pada suatu hari, sebuah stasiun tivi swasta mewawancarainya dan keluarga. Ketika kedua orang tuanya ditanyai, mereka mulai melontarkan ketidak puasan mereka pada Tuhan. Mereka menyalahkan Tuhan yang mengambil mata anaknya padahal anak itu begitu cerdas dan menjadi kebanggaan mereka. Bagaimana mereka begitu berhemat agar si anak bisa terus sekolah walau sering kali mereka hanya bisa makan sekali sehari agar bisa membeli buku pelajaran. Mereka telah menggantungkan banyak cita-cita pada anaknya, namun Tuhan dengan ‘tidak adilnya’ merenggut penglihatan anak semata wayang mereka.

Mendengar itu, si anak lalu tertawa kecil dan mulai bicara “Tuhan itu sayang sama saya, tidak pernah sekalipun Ia berlaku tidak adil. Malam hari setelah kecelakaan itu, saya bermimpi bertemu Tuhan dan saya melakukan hal yang sama seperti ayah dan ibu. Saya mengeluh dan bertanya mengapa harus saya yang mengalami musibah ini. Mengapa Ia harus mengambil mata saya, tidak cukupkah kami hidup menderita dan kekurangan hingga penglihatanku juga harus diambil? Lalu Tuhan menjawab saya – ‘bukankah kamu dan kedua orang tuamu sendirilah yang berserah sesuai kehendakku? Sekarang saat aku berkehendak, mengapa engkau mengeluh?’ – Tuhan berdiam diri sejenak dan memandangku – ‘Tunggu dan rasakanlah, rencanaKu itu indah bagimu’ katanya lagi. Akhirnya aku memutuskan untuk menyerahkannya semua pada Tuhan. Hidup kami dulu teramat susah, untuk makan saja sering kami kelaparan karena memaksakan diri untuk membayar biaya sekolahku. Ketika aku buta dan terpaksa berhenti sekolah, kami baru sedikit bisa bernafas. Piano tua warisan kakek yang tidak laku-laku dijual itu menjadi satu-satunya hiburanku, bahkan membawa hidupku hingga seperti saat ini. Coba bayangkan andai Tuhan tidak mengambil mataku, paling-paling aku menjadi pegawai rendahan seperti ayah dahulu.”

Si anak menghela nafasnya lalu berkata dengan penuh keyakinan, “Apapun yang terjadi saat ini adalah kehendak Tuhan yang indah. Oleh karena itu, hingga saat ini pun aku tetap berserah pada kehendakNya. Dan ketika Ia berkehendak, aku tidak akan mengeluh”

Sumber :  Pinta Freshka Gulo

Monday, December 7, 2015

7 Semangat Seminggu

1. Kehidupan manusia tidak selamanya baik, tetapi bagi orang yang terlatih dan berpengalaman selalu dapat mengatasinya dengan baik (Master Cheng Yen)

2. "Anda dapat menemukan apa yang paling ditakuti musuh anda dengan emngamati kekerasan yang digunakannya untuk menakuti anda" (Eric Holfer)

3. "Segala sesuatu akan baik pada akhirnya. Jika tidak baik, berarti bukan akhir dari segalanya. Dari dulu saya selalu yakin saya akan kaya. Saya kira saya tak pernah meragukannya, satu menit pun" (Warren Buffett)

4. "Jika seseorang punya bakat dan tidak menggunakannya, ia gagal. Jika ia punya bakat dan hanya mengenakan setengahnya, ia setengah gagal. Jika dia punya bakat dan belajar menggunakan sepenuhnya, ia sukses besar dan mendapat kebahagiaan serta kemenangan yang hanya dikenal sedikit orang" (Thomas Wolfe)

5. "Pohon dikenal dari buahnya. Manusia dikenal dari kebijakannya, dan kebijakan tak pernah dilupakan. Orang yang menabur keramahan akan menuai persahabatan. Orang yang menanam kebaikan akan memetik cinta" (Basil)

6. "Berusaha untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tetapi berusahalah untuk menjadi manusia yang berguna" (Albert Einstein)

7. "Bersikap jujur terhadap orang lain adalah perlindungan terbaik bagi martabat dan hati nurani kita. Itulah jalan yang terbaik buat kita" (Guru Ching Hai)

Friday, December 4, 2015

Pemulung

Suatu ketika seorang guru bertanya kepada murid-muridnya tentang siapa itu Tuhan ?

Steven – ayahnya Hakim -,
menjawab :  bahwa Tuhan itu adalah hakim yang mengadili orang jahat.

Albert, – yang ayahnya seorang dokter -.
Menjawab : Tuhan adalah dokter yg bisa menyembuhkan segala penyakit.

Michael – Papanya Konglomerat -,
Menjawab : Bahwa Tuhan adalah yang bisa memberikan segalanya.

Semua anak ditanya dan jawabnya adalah perspektif mereka terhadap pekerjaan bapaknya di dunia.

Tibalah giliran Sarjo yang akan ditanya oleh guru. Guru tahu bahwa Sarjo tidak semapan teman-temannya yang hidup nya berkecukupan. Kepala Sarjo menunduk kebawah, tidak berani menatap gurunya.

Sang guru lalu bertanya kepada Sarjo, siapakah Tuhan itu?

Dgn suara lemah Sarjo menjawab bahwa Tuhan itu adalah seorang “pemulung”. Tiba-tiba kelas menjadi ricuh dan ribut dengan jawaban Sarjo, bagaimana bisa Tuhan itu seperti “pemulung”. Lalu guru pun bertanya, kenapa Sarjo bilang kalau Tuhan itu “pemulung” ?

Lalu Sarjo menjawab dengan menengadahkan mukanya, Sarjo berkata bahwa seorang pemulung mengambil barang-barang yang tidak berguna dan mengumpulkannya , membersihkannya sehingga menjadi berguna.

Bapak saya juga memungut saya dari jalanan dan membawa pulang saya kerumahnya, saya diasuhnya, disekolahkan, dididiknya sehingga menjadi berguna. Jika bapak saya tidak mengambil saya, entah jadi apakah nasib saya sekarang dijalan.

Demikianlah Tuhan menjadi seperti seorang “pemulung” yang mengambil yang tidak berguna menjadi berguna.

Semua kelas terdiam dan tanpa terasa sang guru meneteskan airmata. Lalu dipeluknya Sarjo dengan erat sambil menangis terharu.

Selamat Malam. Apapun masalah yang kita hadapi. Percaya dan Yakin TUHAN akan selalu menopang NYA.

Oleh: Lily Virliyanti
Sumber: beritamanado.com

Thursday, December 3, 2015

DOA MENGUBAH SEGALA SESUATU.


Apakah doa dapat mengubah suatu keadaan secara tiba-tiba ? Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah caramu memandang situasi tersebut!

Apakah doa mengubah kondisi keuanganmu dimasa depan? Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah kepada siapa engkau berharap untuk memenuhi kebutuhan hidup mu.

Apakah doa mengubah apa yang kau butuhkan dan inginkan ? Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah kebutuhanmu menjadi sesuai dengan keinginan Tuhan!

Apakah doa mengubah caramu melihat dunia? Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubahmu dengan mata iman kau akan melihat tantangan hidup di dunia!

Apakah doa mengubah orang-orang disekitarmu ? Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubahmu-masalah tidak selalu terletak dalam diri orang-orang disekitarmu!

Apakah doa mengubah hidupmu dengan cara yang tidak dapat kau jelaskan?
Oh, ya, selalu! dan Doa akan benar- benar mengubah seluruh dirimu!

Apakah doa harus nenjadi gaya hidup? Oh ya karena doa adalah nafas hidup orang percaya. 

Tetaplah Berdoa...
☆1 Tesalonika 5 :17☆

Wednesday, November 25, 2015

Menjadi Guru

Menjadi guru itu bukan pekerjaan (menurut saya lho...) Kalau pekerjaan ya pasti akan dibayar sesuai dengan beratnya tanggung jawab ngajarin anak murid, ngurusin mereka dari urusan pipis, cebok, nangis Sampai baca dan nulis (kok terasa curhat nulisnya...hahahahaha). Lha kalau memang mau jujur dan memang mau tahu rasanya, cobalah mengajar dikelas playgroup dan TK, anda akan merasakan nikmatnya mengajar dan merasakan pengalaman yang emejing dengan anak-anak kecil ini.

Menurut Wikipedia Indonesia Guru (bahasa Sanskerta: गुरू yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Indoberita.com menceritakan sejarah hari jadi guru seperti berikut ini. Sebetulnya, peringatan Hari Guru Nasional sudah tercatat diperingati setiap tanggal 25 November 2015 pada sebuah Keputusan Presiden, No 78 Tahun 1994 silam. Akan tetapi, dengan perjuangan panjang baru sepakat jika setiap tanggal 25 November menjadi Hari Guru Nasional. Apabila Google memperingati dengan tulisan National Teacher’s Day, maka tepat di Indonesia diperingari sebagai Hari Guru nasional dan Hari jadi PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Sejarahnya sendiri adalah disaat waktu itu bukan bernama PGRI akan tetapi PGHB atau Persatuan Guru Hindia Belanda, tahun 1912 silam. Organisasi tersebut mempunyai sifat sekedar unitaristik yang beranggotakan guru bantu, guru desa, kepala sekolah, juga para pemilik sekolah. Usai sekitar 2 dekade, PGHB pun berubah menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia), sehingga langsung menjadi heboh dan membuat geram Pemerintah Belanda, Pemerintah Belanda waktu itu tidak mau jika rasa patriotisme bangsa Indonesia ada sehingga merekapun marah dan terjadi banyak insiden memilukan. Akan tetapi, para guru yang tegabung dalam PGI tetap semangat berjuang untuk lepas dari bayang-bayang bangsa Belanda, dengan satu kata ‘Merdeka’. Akan tetapi, sangat disayangkan setelah PGI lepas dari nama Hindia Belanda, tepat ketika masa pendudukan Jepang hampir semua organisasi pun dilarang sehingga sekolah banyak yang ditutup sampao organisasi PGI yang tak lagi aktiv bersuara. Sehingga, usai adanya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 Organisasi yang digawangi para guru tersebut, PGI, langsung lakukan Kongres Guru Indonesia tepatnya pada tanggal 24 sampai 25 November 1945, bertempat di Surakarta. Sehingga, hasil kongres mencatatkan sejarah baru, dimana pada tanggal 25 November 1945, PGRI pun selanjutnya berdiri, sehingga sebagai rasa penghormatan dan terima kasih pada para para guru, pemerintah pun langsung menetapkan jika hari lahir PGRI sama sebagai Hari Guru Nasional, atau Hari Guru Nasional.

Balik lagi kalau saya katakan menjadi guru itu bukan sebuah pekerjaan tapi sebuah panggilan. A life calling. Kenapa? Mengajar dan mendidik itu tidak hanya membutuhkan skill alias kemampuan namun juga lebih dari itu adalah hati. Iya, hati untuk memberi dan membagikan sesuatu dalam hidupnya kepada kehidupan orang lain, murid-muridnya. Seseorang menulia arti dari panggilan hidup seperti ini : Panggilan berarti seruan yang membuat orang mengarahkan pandangan kepada si penyeru. Dengan demikian panggilan hidup adalah seruan yang membuat seseorang mengarahkan hidupnya kepada suatu titik. Bila dihubungkan dengan panggilan Tuhan, maka panggilan hidup itu sendiri berarti seruan Tuhan kepada setiap orang supaya mengarahkan hidup mereka kepada apa yang menjadi kehendak Tuhan. Seruan ini bisa bersifat umum bagi seluruh manusia, tapi juga bersifat khusus untuk setiap individu secara unik.

Jadi kalau guru bukan sekedar pekerjaan tapi panggilan hidup karena orang yang terpanggil menjadi guru menurut saya memang bukan orang biasa. Orang yang dipilih dan dimampukan untuk secara khusus mengubahkan hidup. Mengubah anak-anak dari yang biasa menjadi luar biasa. Saya merasa bahwa pintar dan pandai bukanlah ukuran keberhasilannya tapi anak-anak yang berubah hidupnya itulah keberhasilan seorang guru yang sebenarnya.

Selamat Hari Guru Nasional 2015. Mari terus berkarya dan mengubahkan kehidupan.

Monday, November 16, 2015

Bertunas

Pohon Ara yang ada di pot di depan rumah daun-daunnya berguguran ketika hujan belum datang. Musim panas yang cukup lama tahun ini menjadikan daun-daunnya cepat kering, layu dan dan kemudian berjatuhan. Saya sempat berpikir untuk memotongnya dan menanam kembali dengan cara di stek, namun sebelum sampai rencana itu terlaksana hujan sudah mulai mengguyur.

Pagi ini saya sempatkan menengok sebentar tanaman di depan rumah. Tanaman bayam, tomat, cabai, pepaya, pepaya jepang, bunga pacar yang saya pindahan kemarin sore dan pohon Ara satu-satunya hadiah dari bapak saya. Ternyata diujung dahan yang paling atas yang akan saya potong sudah mulai tumbuh tunas baru yang menghijau. Senang sekali rasanya, karena itu tandanya akan ada lagi buah-buah baru yang tumbuh.

"Siapa mengandalkan harta akan jatuh seperti daun tua; orang yang saleh akan berkembang seperti tunas muda." Amsal 11:28 (BIMK), Perenungan yang indah yang saya dapatkan kali ini, bicara mengandalkan sesuatu sejujurnya memang lebih banyak saya mengandalkan diri sendiri, mengandalkan pikiran dan kemampuan saya dibanding mengandalkan Tuhan yang seharusnya di andalkan. Apalagi mengandalkan harta seperti penulis kitab kebijaksanaan ini. Seberapa besar harta kita kadang itu yang biasanya jadi patokan dan berkata, " oh saya akan baik-baik saja". Sampai seberapa lama? Daun hijau tak akan lama menua, berubah kekuningan kering dan gugur demikian ilustrasi yang digambarkan jika kita hanya berpatokan pada harta yang kita miliki. Sedangkan untuk terus tumbuh dan menghijau ternyata dibutuhkan kesalehan di mata-Nya sehingga kita layak diberikan kesempatan diperbaharui dan disegarkan kembali.

Artikata.com mengartikan kata saleh menjadi taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah; suci dan beriman. Sedangkan kesalehan diartikan sebagai ketaatan (kepatuhan) dalam menjalankan ibadah; kesungguhan menunaikan ajaran agama. Kesalehan tercermin atau terlihat pada sikap hidupnya. Ternyata sikap hidup kitalah yang menjadi penilaian Tuhan. Disitulah sebenarnya petunjuk yang jelas berasal. Apakah kita mengandalkan Tuhan atau diri sendiri. Saya belajar banyak dari sekedar menikmati dan memandang tanaman dikebun depan rumah. Bahkan dari tumbuhan ini saya belajar tentang arti penting ketaatan supaya saya dapat terus berkembang seperti tunas muda.

"Orang jujur bertunas seperti pohon kurma, dan tumbuh subur seperti pohon cemara di Libanon."
Mazmur 92:12 (BIMK)

Monday, November 9, 2015

(Masih Terus Belajar) Menolong

Saya sedang melakukan penghematan beberapa waktu terakhir ini. Dengan berbagai cara dilakukan untuk memperlambat pengeluaran hal-hal yang tidak diperlukan. Dan tiba-tiba siang ini bbm datang dari seorang teman lama, berniat meminjam uang. Tidak terlalu besar, hanya seratus ribu. Ya besar juga sih kalau saat seperti ini. Hehehehehe! Teman lama dulu di Solo, partner MC dan menggila bersama. Ceritanya dia sedang tidak ada uang sama sekali dan tiba- tiba motor rusak harus ditinggal di bengkel. Saya tahu rasanya bila alat bantu utama kita ngadat dan berjuang untuk memperbaikinya.

Rasanya memang campur aduk, antara kesusahan saya dan niat untuk memolongnya. Disatu sisi saya sedang berhemat, disisi lain saya juga ingin menolongnya. Saya teringat perkataan dikotbah semalam yang saya dengarkan, dengan mengucap syukur kita membebaskan diri kita dari setiap tekanan dan keraguan bahkan masalah yang sedang kita hadapi. Jadi saya memutuskan untuk melakukan transfer seratus ribu padanya. Saya pikir saya bisa menjadi bagian dari penyelesaian masalah yang dia hadapi. Mungkin tidak seberapa, tapi bisa jadi itu adalah hal besar untuknya sekarang. Paling tidak menjadi jawaban dari apa yang sedang dia hadapi.

1 Tesalonika 5:14 (BIMK)  dibagian akhir ayat ini mengatakan, "... tolonglah orang yang perlu ditolong dan sabarlah terhadap semua orang." Tidak ada keraguan pada akhirnya bahwa saya mengambil bagian penting untuk seseorang yang sedang dalam kebutuhan untuk ditolong. Dan lebih lagi kitab kebijaksaan berkata di Amsal 11:25 (BIMK) "Orang yang banyak memberi akan berkelimpahan, orang yang suka menolong akan ditolong juga." Saya percaya kalau saya banyak ditolong orang lain maka sudah selayaknyalah saya juga melakukan bagian saya menolong orang lain. Jiak saatnya saya membutuhkan pertolongan maka saya pun pasti akan mendapatkan pertolongan dari orang lain.

Hidup adalah perjalanan yang saling membutuhkan antara orang lain. Kita tidak berdiri dan berjalan sendiri, kita juga butuh orang lain menopang kita. Tuhan tidak begitu saja menurunkan tanganNya, karena Dia memakai tangan-tangan yang kita kenal ataupun tidak untuk berbagi dan menjadi penolong dalam kesulitan yang kita hadapi.

Tuesday, October 13, 2015

BOCOR

Bangun pagi hari ini pengennya menikmati bangun siang dan males-malesan gitu. Secara tanggal merah nggak masuk kerja, anak dan istri juga libur. Padahal tadi malam saya ngerjain report sampai jam setengah tiga pagi tapi jam 6 tetep aja sudah bangun. Seperti biasa kalau bangun pagi. Setelah mengecek air, kasih makan kelinci teua bikin kopi saatnya ngecek motor. Eh...ternyata bocor lagi!     Hadeeuuuuhhh...padahal semalem sudah saya tambahin angin dan cek juga. Baru beberapa minggu ban dalamnya diganti dan ini yang kedua kalinya mengalami kebocoran.

Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.
Amstel 20:19 (TB) 

Orang yang senang membicarakan orang lain, tidak dapat menyimpan rahasia; janganlah bergaul dengan orang yang terlalu banyak bicara.
Amsal 20:19 (BIMK) 

Kata bocor (mulut) dalam Terjemahan Baru diartikan ulang dalam Bahasa Indonesia Masa Kini menjadi terlalu banyak (bicara). Nah, urusannya nggak mau bawa-bawa sok rohani tapi memang ini buat saya bisa jadi bahan renungan sekaligus tulisan. Terlalu banyak di paksa dengan merk yang biasa saja jadi malah berkali-kali  nambal karena bocor. Terlalu banyak ya...segala sesuatu yang terlalu banyak memang tidak baik. Termasuk urusan ban. Apalagi seperti Amsal katakan terlalu banyak bicara itu sama dengan bocor mulut.

Pantesan .... Ada istilah yang gaul kalau orang Jakarta bilang, "ah ... payah loe, bocor sih mulut!" Mungkin yang dimaksud adalah asal bicara, sembarangan dan tidak bisa dipercaya perkataannya. Semoga setelah saya tambal dan ganti bannya nggak bocor-bocor lagi yaa. Dan semoga saya bisa belajar untuk tidak bocor mulut saya.

Saturday, October 10, 2015

Pohon Pepaya, Tanki Air dan Tuhan

Engkaulah tempat persembunyianku, Kaubebaskan aku dari kesukaran. Maka aku bersorak gembira, sebab Engkau telah menyelamatkan aku."
Mazmur 32:7 (BIMK) 

Menemukan Tuhan dibawah pohon pepaya, saat menunggu tanki air terisi. Ah...mungkin hanya khayalan saya saja kalau anda membacanya. Tapi tidak menurut saya, pada saat kondisi kami sedang sulit-sulitnya dan memang tidak pernah sebelumnya kami mengalami kekurangan. Namun benerapa bulan ini rasanya hampir mepet dan memang sudah habis persediaan didompet dan rekening namun lagi-lagi Tuhan membuktikan bahwa Dia memang Allah yang tidak pernah meninggalkan dan menegakan anak-anaknya.

Saya percaya bahwa Dia memang tempat persembunyian yang tepat dan memberikan janji untuk memberikan pembebasan dari kesukaran. Bagian yang sangat menguatkan lagi bagi saya adalah apa yang Yesus sendiri katakan mengenai apa yang saya rasakan tentang kekuatiran. "Janganlah khawatir dan berkata, 'Apa yang akan kita makan', atau 'apa yang akan kita minum', atau 'apa yang akan kita pakai'? Hal-hal itu dikejar oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Padahal Bapamu yang di surga tahu bahwa kalian memerlukan semuanya itu.
Jadi, usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain akan diberikan Allah juga kepadamu.
Oleh sebab itu, janganlah khawatir tentang hari besok. Sebab besok ada lagi khawatirnya sendiri. Hari ini sudah cukup kesusahannya, tidak usah ditambah lagi." Matius 6:31-34 (BIMK) 

Jadi lebih baik saya bersorak gembira, mengapa? Karena jiwa dan roh saya lebih berharga, Di sudah memberikan jaminan pasti keselamatan sudah pasti Dia akan juga memberikan bagian yang sudah semestinya saya dapatkan. Terimakasih untuk pohon pepaya dan tanki air sore ini....

Saturday, September 26, 2015

Kardus Untuk Pak Sampah

Terik dan panas siang ini sangat menyengat, saya melihat di aplikasi cuaca menunjukkan 34 derajat. Setelah menyelesaikan bagiam saya menyuci lanjut dengan menikmati soto daging bikinan Oma yang mantap bin laziz jaminan rasanya. Selesai makan sambil leyeh-leyeh dan juga menghilangkan efek pedas xabe rawit buat sambel soto, si bapak tukang sampah datang. Semua sampah sudah ditaruh di bak depan dan tinggal sisa kardus yang ada. Oh iya...setiap kali belanja sayuran dan diwadahi kardus, sengaja saya simpan dan rapikan. Saya tumpuk dulu biar banyak dan hari inilah ternyata waktu yang tepat untuk diserahkan.

Ngomong-ngomong soal kardus bekas, botol dan kertas meskipun sudah tidak terpakai tetap ada nilai tukarnya lho. Meakipun tidak terlalu tinggi dan saya juga tidak sempat bertanya pada pengepul barang bekas, kira-kira sekarang berapa harga perkilonya. Saya bertanya saja pada mbah gugel dan medapatkan jawaban kurang lebih alias kira-kira Rp 1500 sampai Rp 2500 perkilonya tergantung kondisi pasar.

Memang nggak banyak kardus yang saya kumpulkan. Tapi paling tidak bisa jadi tambahan pak sampah. Entah kapan nanti dijualnya yang jelas rejekinya bertambah. Jadi besok saya mulai siap-siap ngumpulin kardus lagi.

"... siapa baik hati kepada orang miskin, akan bahagia."
(Amsal 14:21)

Saturday, September 12, 2015

Maksudnya Cerita Aja Sih...

Seorang wanita sedang menunggu jemputan tampaknya, saya melihatnya sedang bersiap-siap memakai jacket kemudian masker. Tak berapa lama kemudian sebuah motor datang menghampiri. Laki-laki diatas motor kemudian menyerahkan helm dan memindahkan tas ranselnya kedepan. Lalu tiba-tiba menarik gas dan meluncur pergi meninggalkan si wanita yang terbengong...kemudian berteriak, "whooooeeeeeee...."
Eh, nggak tahunya si pembawa motor ternyata kembali dan tertawa, mungkin baru menyadari kalau pasangannya tertinggal dan belum naik keatas sadel motornya.

Ah, masak sih pasangannya sengaja tertinggal pikir saya. Apa mungkin dia sudah merasa pasangannya naik dan duduk nyaman. Atau memang just make a joke gitu? ya sudahlah yaaa. Untunglah saya tetap menunggu sampai istri saya turun. Dan saya akan memastikan dia sudah duduk nyaman diboncengan saya. Itu saja sih ceritanya...

Wednesday, September 2, 2015

7 SUP SEHAT YANG PENUH RASA

1. Belas kasih
Hati yang penuh kasih sayang mutlak dibutuhkan sebab tanpa kasih sayang seseorang rasanya tak layak menjadi manusia.

2. Murah hati
Suka memberi, memiliki kepedulian sosial tinggi, dermawan. Mau menolong dalam menanggung beban.

3. Tulus
Jujur, bermoral lurus, tidak macam-macam, tidak berniat menyakiti/ menipu orang lain, juga bersedia mengakui kesalahan dan kelemahan. Hidup tidak dalam kepura-puraan.

4. Tidak tamak
Merasa diri telah mendapatkan cukup dalam hidup sehingga memberi ruang pada orang lain untuk mendapatkan.

5. Pemaaf
Bersedia mengampuni orang lain dan tidak menyimpan dendam dalam kehidupan ini sehingga persaudaraan terjadi selalu.

6. Tidak iri hati
Tidak cemburu melihat keadaan atau keberhasilan orang lain, meskipun diperoleh dengan cara curang tidak berkenan. Bahkan sebaliknya bersedia mendoakan dan mengingatkan orang tersebut dengan dasar cinta kasih.

7. Melayani.
Melakukan sesuatu dengan motivasi hanya untuk Tuhan, tanpa pamrih, tidak mengharapkan imbalan atas amal atau pelayanan yang telah diberikan.

Inilah tujuh sup yang akan memberi rasa ketenangan dan kedamaian dalam hidup seseorang jika mau dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Salam dalam cinta untuk membuat dan menikmati sup ini.

By:Petrusp

Sunday, August 16, 2015

Kopi Tubruk Sidikalang dan HUT RI Ke-70

Kopi Tubruk Sidikalang dan HUT-RI ke-70

Gubraaaaaakkk...suara sesuati yang jatuh terdengar kencang dibelakang rumah. Saya masih tidur didepan tivi dan Oma kemudian teriak dari kamar, "cepetan dilihat Mos, si Cika (kelinci) takut ketindihan tuh...". Dan ternyata, panggangan yang diletakkan di atas kandang buatan saya jatuh. Walhasil...saya harus bereskan semua dan bikin kandangnya lagi dari awal. (Kandang dari bata ringan yang disusun sederhana dengan genteng diatasnya sih...).

Jadi saya mulai siapkan alat-alatnya. Eh, tunggu...ada yang kurang nih. Ahaaa...kopi! Biar mood dan tenaga lebih mantap. Yup, saya bongkar-bongkar tempat penyimpanan dan menemukan plastik ditali karet dan saya tau dari baunya...hmmm...kopi yang khas, ini kopi yang dibawain temen saya pas pulang ke Medan waktu itu. Sementara kopi Palembang seplastik juga belum dibuka. Lumayan buat stok, hahahahaha. Panas mengepul dan bau yang khas tercipta membuat saya pengen sekali segera menyeruputnya.

Sambil menunggu agak sedikit turun bubuk kopinya, saya mulai membongkar kandang si Cika. Pelan tapi pasti akhirnya selesai dan saya pun pelan tapi pasti seteguk demi seteguk kopi yang digelas saya habis.

Aaah, bertepatan dengan hari ini kan ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke 70, jadi sambil menunggu ikut melihat upacara bendera kenegaraan di tivi saya mandi dulu aja. Semangat perayaan kemerdekaan sangat terasa sekali tahun ini, beda dengan tahun kemarin rasanya. Ada banyak kegiatan dan lomba-lomba di kompleks perumahan, ada banyak liputan dan kegiatan di tivi juga acara-acara yang luar biasa membanggakan dan saya senang melihatnya. Saya belum mengisi kemerdekaan dengan sepenuhnya, setidaknya menikmati kopi tubruk buatan anak bangsa ini adalah kebanggan saya sebagai warga negara. Seruputan terakhir...biar dingin tetep aja nikmat! Dan ... Merdekaaaaa!

Bubur

Menghabiskan sisa bubur yang dimasak Oma tadi siang sangatlah mengenyangkan. Sebenarnya buburnya sih buat Abby makan karena si Abby sakit perutnya hingga males makan nasi seperti biasanya. Saya sudah janji tadi kalau Abby mau makan 5 sendok saja untuk makan malamnya, sisanya Papie yang habisin. Dan, ternyata saya harus memegang janji saya, menghabiskan sisa bubur yang masih sepiring penuh.

Dengan tambahan ikan teri, bawang goreng dan rempeyek kedelai dengan semangat menjelang perayaan 70 tahun HUT-RI saya menghabiskan sepiring bubur malam ini!
Yeaaaay...merdeka!!! Saya berhasil...dan kuenyaaaang poll !!!

Friday, August 14, 2015

Meditasi Bersama Si Kepik

Sembari menunggu kepulangan istri, saya duduk dibelakang gedung kantornya. Dipinggir jalan beraspal tetapi bagian yang dekat dengan tembok kantornya berumput segar dengan tanaman besar yang teduh. Rumputnya menghijau pertanda mereka begitu subur pertumbuhannya. Saya duduk dengan begitu saja tanpa alas, dan sembari memperhatikan rerumputan, ternyata disamping saya duduk ada seekor kepik alias ladybug atau ladybird bergerak naik turun dari rumput kerumput yang lainnya.

Memang tidak semua orang menyukai serangga, namun siapa yang tidak menyukai ladybird, sikepik mungil yang hanya hampir setengah sentimeter ini terlihat menarik dengan warna merah cerah bertotol hitam dibagian atas badannya. Dan terlebih lagi, setelah saya membaca beberapa catatan, kepik sangat menguntungkan jika ia berkembang biak di kebun kita. Dia adalah insektisida alami, dia memakan kutu daun yang merusak tanaman, juga memakan kumbang-kumbang perusak tanaman. Bentuknya mungkin kecil, namun ternyata dia punya kemampuan yang luar biasa dan berguna.  

Jika kepik kecil saja begitu berguna, bagaimana dengan kehidupan kita? Paulus menuliskan pesannya kepada Timotius seperti ini, "Orang yang membersihkan dirinya dari semua yang jahat, orang itu akan dipakai untuk keperluan yang istimewa. Ia menjadi milik yang khusus dan berguna bagi tuannya. Ia disediakan untuk dipakai bagi setiap pekerjaan yang baik." (II Timotius 2:21 BIS).

Saya percaya bahwa setiap kita berguna, diperlengkapi dengan kemampuan untuk dipakai Tuan kita, ya Tuhan kita. Dan dipakai untuk pekerjaan yang baik. Mungkin tidak akan seperti kepik pemakan serangga dan kutu daun, tapi contoh kecil seperti berbagi akan menyenangkan hati Allah. Seperti ayat ini berkata, "Orang yang membersihkan dirinya dari semua yang jahat, orang itu akan dipakai untuk keperluan yang istimewa. Ia menjadi milik yang khusus dan berguna bagi tuannya. Ia disediakan untuk dipakai bagi setiap pekerjaan yang baik." (II Timotius 2:21 BIS).

Sungguhlah benar bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu tanpa kesia-siaan, "Betapa banyak karya-Mu, TUHAN, semuanya Kaujadikan dengan bijaksana; bumi penuh dengan ciptaan-Mu." (Mazmur 104:24 BIS). Dan tentunya terlebih kita.

Terimakasih kepik-ladybird untuk sore saya yang bermakna.

Tuesday, August 11, 2015

Pilihan

Jika kita hidup dengan penyesalan akan hari kemarin dan kekhawatiran akan hari esok, kita tidak akan pernah memiliki hari ini untuk bersyukur!”

Pilihan, ya … Selalu ada pilihan dalam hidup ini. Apa yang anda pilih hari ini dalam kehidupan yang anda jalani? Bahkan sebelum kita membuat pilihan, Tuhan sudah membuat pilihan, ya…Dia memilih kita, bukankah itu pilihan yang luar biasa? Simak pernyataan ini, “Allah memilih kita bukan untuk dihukum, tetapi untuk diselamatkan melalui Tuhan kita Yesus Kristus.” (I Tesalonika 5:9 BIS).

Dan inilah sebenarnya bagian kita, kita bisa meniru Yosua untuk memilih bagian yang terbaik, “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah;…..Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:15 TB).

Bunda Teresa mengatakan, “Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi tetaplah berbahagia.” Iya, tetaplah bahagia dan bersyukur dengan pilihan yang kita buat hari ini. Karena pilihan yang benar membawa kebaikan. Itu jelas!

Monday, August 10, 2015

Cara Bersyukur

The best way to show my gratitude to God is to accept everything, even qmy problems with joy – Mother Teresa.

Saya membahasakan sendiri perkataan Mother Teresa dengan kata-kata saya seperti ini, “Cara yang paling baik untuk menunjukkan ucapan syukur saya pada Tuhan adalah dengan menuliskan segala sesuatu, meskipun kadang tulisan saya bukanlah tulisan yang terbaik tapi saya menemukan kebaikan dan kesenangan juga kekuatan dalam merangkai kata-kata.”

Seorang motivator menulis seperti ini, “Mampu bersyukur sejatinya adalah salah satu sumber kebahagiaan. Maka jadikan setiap hari penuh rasa syukur. Hidup akan terasa jauh lebih bernilai.” Kadang kita melewatkan setiap hari berlalu begitu saja, menikmati momen hanya dengan mengabadikan dalam gambar alias foto. Tapi untuk menuliskannya dibutuhkan usaha, kejujuran juga sekaligus beberapa kali pemikiran supaya tertuang dengan baik, tidak hanya sekedar enak dibaca namun juga menjadi sebuah pengaruh dalam hidup kita maupun orang lain.

Saya sangat menikmati perjalanan menulis karena menulis hal-hal sederhana dan juga menceritakan kejadian-kejadian setiap hari yang saya alami itu menumbuhkan kepuasan tersendiri. Dan ternyata juga sangat menantang sampai sekarang untuk mewujudkannya minimal satu tulisan setiap harinya.

“Tulislah semua perbuatan TUHAN untuk angkatan yang akan datang, supaya bangsa yang belum dilahirkan dapat memuji Dia.” (Mazmur 102:18 BIS).

Monday, August 3, 2015

Cita-Cita

Ketika ditanya kenapa menggambar dokter bukan artis seperti yang biasanya dia bicarakan, Abby menjawab, "ah...itu kan gambarnya hanya dalam mimpi saja..."

Hahahaha...

Mungkin dia ingin menggambar sosok seorang artis namun tidal menemukan imajinasi yang tepat sedangkan gurunya memberi contoh gambar seorang dokter di papan tulis. Tentu saja sebagian besar murid akan meniru gambar gurunya.

Nggak masalah, mau jadi apapun asalkan itu sesuai dengan kemampuan dan talentamu ya Mbi...
Pap bangga padamu, apapin nanti mau akan menjadi..

Thursday, July 16, 2015

Taman Kecil

Beberapa waktu istri says menginginkan atau tepatnya memiliki sebuah taman kecil dengan kolam kecil. Butuh beberapa waktu untuk memikirkan dan mencoba mewujudkannya.

Setelah mencoba browsing dan juga mencoba meniru dari beberapa halaman di pinterest akhirnya taman kecil dengan kolam kecilnya berhasil dibuat hari ini.

Senangnya...

Tuesday, July 14, 2015

Langkahku

Mazmur 18:36 (TB)
Kauberikan tempat lapang untuk langkahku, dan mata kakiku tidak goyah.

Saturday, July 11, 2015

Soerat Tjinta

Jumat malam kami berdua pulang sudah larut malam. Saya ada acara buka bersama di sekolah, sementara si Mami menunggu di pusat perbelanjaan sambil ngobrol dengan sahabatnya.

Akhirnya saya pun bisa menyusulnya setelah acara selesai tapi macetnya alamaaaak...ngeri! Dan nongkrong plus ngobrolnya pun berlanjut. Sampai jam 10an kira-kira baru keluar pulang. Ternyata jalanan masih macet juga.

Dan...akhirnya sampailah dirumah. Sudah di tungguin sama si Abby, dia bilang, "aku punya sesuatu untuk kalian berdua" lalu menyerahkan selembar kertas dengan tulisan "Abby sayang sama mami, Abby sayang sama papi" dan gambar hati didalam kotak dibawah tulisannya.

Wow...betapa ungkapan perasaan yang luar biasa untuk anak seusianya. Kami sayang sama Abby juga...selamanya...

Wednesday, April 1, 2015

Top Ten Ways to Teach Values to Your Kids by Mark Brandenburg

In a consumer-driven society that broadcasts values that don’t reflect what you believe, how can fathers teach values to their kids? Here are ten ideas to help you:
  1. how to teach kids values Tell them your life stories and teach through your stories
    Kids love to hear stories about your childhood. Weave in some moral dilemmas and you’ve got great opportunities to teach values to them. It certainly beats lecturing your kids!

  2. Live your own life according to your values—walk the talk.
    Kids learn by imitating, especially at a young age. They are very adept at seeing if what you say and what you do are matching up. Don’t give them confusing signals; follow your own values every moment.
  3. Expose them to your religion or faith
    It seems especially important today to let them know that they’re not alone. Providing your kids with a community of faith will strengthen their values and provide parents some “leverage”
  4. Pay attention to who else might be teaching values to your kids
    Get to know your child’s teachers, coaches, relatives, etc. Anyone who spends time with your kids may be influencing them. Know their values and beliefs as well.
  5. Ask your kids questions that will stimulate dialogue about values
    Telling them what values they should have won’t always be effective, especially when your kids get older. Asking them “curious” questions will allow discussions that will eventually lead to values. “What did you think about that fight,” may be more effective than, “He shouldn’t have started that fight!”
  6. Talk to them about values in a relaxed and easy way
    Nothing will turn your kids off more than preaching values to them after they’ve screwed up! Talk to them when everyone’s relaxed, and do it in a light, conversational manner. They’ll be much more likely to be listening rather than tuning you out.
  7. Read them fairy tales when they’re younger
    Fairy tales capture the imagination of kids and can easily lead to a discussion of values. Kids will learn the most concerning values when they’re excited about the topic.
  8. Involve your kids in art, activities, or helping others while limiting TV and video games
    Kids learn values when they experience them. Allow them to experience helping others and involve them in activities that will expand their creativity.
  9. Have frequent conversations about values in your household
    This lets your kids know that it’s important and it’s not just something you talk about when they do something wrong.
  10. Have high expectations for your kids’ value systems
    Kids will tend to rise to the level of expectation you have for them. Their value system will often reflect yours if the expectations are high.

    http://www.thoughts-about-god.com

Wednesday, March 25, 2015

The Easter Story - from the Bible taken from the New Living Translation of the Bible from the Gospel of Mark Chapter s14-16

For God so loved the world that He gave His only Son, so that everyone who believes in Him will not perish but have eternal life.  God did not send His Son into the world to condemn it, but to save it"  (John 3:16-17).
The Last Supper (Mark chapter 14)
So the two disciples went on ahead into the city and found everything just as Jesus had said, and they prepared the Passover supper there.
In the evening Jesus arrived with the twelve disciples.  As they were sitting around the table eating, Jesus said,
"The truth is, one of you will betray Me, one of you who is here eating with Me."
Greatly distressed, one by one they began to ask Him, "I'm not the one, am I?"
He replied,
"It is one of you twelve, one who is eating with Me now.  For I, the Son of Man, must die, as the Scriptures declared long ago.  But how terrible it will be for My betrayer.  Far better for him if he had never been born!"
As they were eating, Jesus took a loaf of bread and asked God's blessing on it.  Then He broke it in pieces and gave it to the disciples, saying,
"Take it, for this is My body."
And He took a cup of wine and gave thanks to God for it.  He gave it to them, and they all drank from it.  And He said to them,
"This is My blood, poured out for many, sealing the covenant between God and His people.  I solemnly declare that I will not drink wine again until that day when I drink it new in the Kingdom of God." 
Then they sang a hymn and went out to the Mount of Olives.
Jesus Prays in Gethsemane
And they came to an olive grove called Gethsemane, and Jesus said,
"Sit here while I go and pray."
He took Peter, James, and John with Him, and He began to be filled with horror and deep distress.  He told them,
"My soul is crushed with grief to the point of death.  Stay here and watch with Me."
He went on a little farther and fell face down on the ground. He prayed that, if it were possible, the awful hour awaiting Him might pass him by.
"Abba, Father," he said, "everything is possible for You.  Please take this cup of suffering away from Me.  Yet I want Your will, not Mine."
Then He returned and found the disciples asleep.
"Simon!" He said to Peter.  "Are you asleep?  Couldn't you stay awake and watch with Me even one hour?  Keep alert and pray.  Otherwise temptation will overpower you.  For though the spirit is willing enough, the body is weak."
Then Jesus left them again and prayed, repeating His pleadings.
Again He returned to them and found them sleeping, for they just couldn't keep their eyes open.  And they didn't know what to say.  When He returned to them the third time, He said,
"Still sleeping?  Still resting?  Enough!  The time has come.   I, the Son of Man, am betrayed into the hands of sinners.  Up, let's be going.  See, My betrayer is here!"
Jesus is Betrayed and Arrested
And immediately, as He said this, Judas, one of the twelve disciples, arrived with a mob that was armed with swords and clubs.  They had been sent out by the leading priests, the teachers of religious law and the other leaders.  Judas had given them a prearranged signal: "You will know which one to arrest when I go over and give Him the kiss of greeting.  Then you can take Him away under guard."
As soon as they arrived, Judas walked up to Jesus.  "Teacher!" he exclaimed, and gave Him the kiss.  Then the others grabbed Jesus and arrested him.  But someone pulled out a sword and slashed off an ear of the high priest's servant.  Jesus asked them,
"Am I some dangerous criminal, that you come armed with swords and clubs to arrest Me?  Why didn't you arrest Me in the Temple?  I was there teaching every day.  But these things are happening to fulfill what the Scriptures say about Me."
Meanwhile, all His disciples deserted Him and ran away.  There was a young man following along behind, clothed only in a linen nightshirt.  When the mob tried to grab him, they tore off his clothes, but he escaped and ran away naked.
Jesus is Crucified (Mark chapter 15 )
So Pilate, anxious to please the crowd, released Barabbas to them.  He ordered Jesus flogged with a lead-tipped whip then turned Him over to the Roman soldiers to crucify Him.  They dressed Him in a purple robe and made a crown of long, sharp thorns and put it on His head.  Then they saluted, yelling, "Hail! King of the Jews!"  And they beat Him on the head with a stick, spit on Him and dropped to their knees in mock worship.  When they were finally tired of mocking Him, they took off the purple robe and put His own clothes on Him again.  Then they led Him away to be crucified.
easter storyA man named Simon, who was from Cyrene, was coming in from the country just then, and they forced him to carry Jesus' cross.  And they brought Jesus to a place called Golgotha (which means Skull Hill).  They offered Him wine drugged with myrrh, but He refused it.  Then they nailed Him to the cross.  They gambled for His clothes, throwing dice to decide who would get them.
It was nine o'clock in the morning when the crucifixion took place.  A signboard was fastened to the cross above Jesus' head, announcing the charge against Him.  It read: "The King of the Jews."  Two criminals were crucified with Him, their crosses on either side of His.  And the people passing by shouted abuse, shaking their heads in mockery.  "Ha! Look at you now!" they yelled at Him. "You can destroy the Temple and rebuild it in three days, can you?  Well then, save yourself and come down from the cross!"
The leading priests and teachers of religious law also mocked Jesus.  "He saved others," they scoffed, "but He can't save himself!  Let this Messiah, this king of Israel, come down from the cross so we can see it and believe Him!"  Even the two criminals who were being crucified with Jesus ridiculed Him.
The Death of Jesus
At noon, darkness fell across the whole land until three o'clock.  Then, at that time Jesus called out with a loud voice,
"Eloi, Eloi, lema sabachthani?" which means, "My God, my God, why have You forsaken Me?"
Some of the bystanders misunderstood and thought He was calling for the prophet Elijah. One of them ran and filled a sponge with sour wine, holding it up to Him on a stick so he could drink.  "Leave Him alone.  Let's see whether Elijah will come and take Him down!" he said.
Then Jesus uttered another loud cry and breathed His last.  And the curtain in the Temple was torn in two, from top to bottom.  When the Roman officer who stood facing Him saw how He had died, he exclaimed, "Truly, this was the Son of God!"
Some women were there, watching from a distance, including Mary Magdalene, Mary (the mother of James the younger and of Joseph) and Salome.  They had been followers of Jesus and had cared for Him while He was in Galilee.  Then they and many other women had come with Him to Jerusalem.
The Burial of Jesus
This all happened on Friday, the day of preparation, the day before the Sabbath.  As evening approached, an honored member of the high council, Joseph from Arimathea (who was waiting for the Kingdom of God to come), gathered his courage and went to Pilate to ask for Jesus' body.  Pilate couldn't believe that Jesus was already dead, so he called for the Roman military officer in charge and asked him.  The officer confirmed the fact, and Pilate told Joseph he could have the body.  Joseph bought a long sheet of linen cloth, and taking Jesus' body down from the cross, he wrapped it in the cloth and laid it in a tomb that had been carved out of the rock.  Then he rolled a stone in front of the entrance.  Mary Magdalene and Mary the mother of Joseph saw where Jesus' body was laid.
The Resurrection - Jesus Is Risen! (Mark chapter 16 )
The next evening, when the Sabbath ended, Mary Magdalene, Salome and Mary the mother of James went out and purchased burial spices to put on Jesus' body.  Very early on Sunday morning, just at sunrise, they came to the tomb.  On the way they were discussing who would roll the stone away from the entrance to the tomb.  But when they arrived, they looked up and saw that the stone - a very large one - had already been rolled aside.  So they entered the tomb, and there on the right sat a young man clothed in a white robe.  The women were startled, but the angel said, "Do not be so surprised.  You are looking for Jesus, the Nazarene, who was crucified. He isn't here!  He has been raised from the dead!  Look, this is where they laid His body.  Now go and give this message to His disciples, including Peter: Jesus is going ahead of you to Galilee.  You will see Him there, just as He told you before He died!"  The women fled from the tomb, trembling and bewildered, saying nothing to anyone because they were too frightened to talk.
easter storyIt was early on Sunday morning when Jesus rose from the dead, and the first person who saw Him was Mary Magdalene, the woman from whom He had cast out seven demons. She went and found the disciples, who were grieving and weeping.  But when she told them that Jesus was alive and she had seen Him, they didn't believe her.
Afterward He appeared to two who were walking from Jerusalem into the country, but they didn't recognize Him at first because He had changed His appearance.  When they realized who He was, they rushed back to tell the others, but no one believed them. Still later He appeared to the eleven disciples as they were eating together.  He rebuked them for their unbelief - their stubborn refusal to believe those who had seen Him after He had risen.
And then He told them,
"Go into all the world and preach the Good News to everyone, everywhere.  Anyone who believes and is baptized will be saved.  But anyone who refuses to believe will be condemned.  These signs will accompany those who believe: They will cast out demons in My name, and they will speak new languages.  They will be able to handle snakes with safety, and if they drink anything poisonous, it won't hurt them.  They will be able to place their hands on the sick and heal them."
When the Lord Jesus had finished talking with them, He was taken up into heaven and sat down in the place of honor at God's right hand.  And the disciples went everywhere and preached, and the Lord worked with them, confirming what they said by many miraculous signs.
God loves you so much that He send His son Jesus Christ to die for your sins. After His resurrection and ascension into heaven, He sent His Spirit to live in our lives and empower us to live the abundant life.  But we must personally ask Him into our lives to be our Lord and Savior.  If you are sincere about asking Him into your life, why don't you pray the suggested prayer below:
(Prayer is talking to God. God knows your heart and is not as concerned with your words as He is with the attitude of your heart.)
Lord Jesus, I want to know You personally. Thank You for dying on the cross for my sins. I open the door of my life to You and ask you to come in as my Savior and Lord. Take control of my life. Thank You for forgiving my sins and giving me eternal life. Make me the kind of person You want me to be. Amen.

http://www.thoughts-about-god.com

Wednesday, January 7, 2015

Ayo Berikan Lebih Banyak Pelukan ke Anak

Tahun baru selalu identik dengan resolusi baru. Banyak orang membuat resolusi untuk dijalankan sepanjang tahun 2015. Resolusi tersebut bisa terkait kehidupan sehari-hari, keuangan, bahkan dalam hal pengasuhan anak.

Kira-kira resolusi pengasuhan anak apa yang bisa dipertahankan dan diubah di tahun ini. Berikut paparannya, seperti  dilansir dari laman Huffingtonpost.

Kurangi berteriak

Sangat sulit untuk menjaga nada normal ketika anak berbuat ulah. Misalnya saat ia mencoret tembok, saat anak tak mau mandi atau ketika ananda tak mau makan. Rasanya kesabaran membujuk dengan nada normal sudah habis dan berteriak menjadi solusinya.

Tapi, tahun ini sebaiknya Anda kurangi kebiasaan berteriak. Cobalah lebih sabar menghadapi anak Anda dan berbicara pada anak dengan nada normal. Jika sedang marah dan ingin berteriak, tariklah napas dalam-dalam, kemudian hempaskan. Lalu berusaha bersikap wajar. Karena anak akan lebih mendengarkan Anda jika Anda berbicara lebih halus tanpa teriak.

Lebih sering memuji anak

Jika anak berbuat sesuatu yang benar dan Anda menyukainya, tak ada salahnya Anda memujinya. Lebih sering memuji akan membuat anak termotivasi melakukan hal baik selanjutnya karena merasa senang mendapatkan pujian dari Anda. Misalnya, ketika anak membereskan mainannya, katakan padanya,”Wah anak pintar, membereskan mainnya sendiri.” Atau ketika anak sedang mau makan dan lahap. Berikan pula pujian padanya.

Berikan banyak pelukan

Seberapa sering Anda menyentuh anak tahun lalu? Terkadang Anda sering melupakan tindakan sederhana seperti memeluk anak ini. padahal dengan pelukan anak Anda akan merasa nyaman, terlindungi dan disayang oleh orang tuanya. Selain itu, hormon oksitosin dari pelukan juga memberikan manfaat baik, anak yang pemarah akan berubah menjadi penyayang jika orang tua sering memberikan pelukan.

Katakan cinta setiap saat

Selain bentuk tindakan, bentuk perkataan yang baik dan lembut juga akan menyentuh hati anak Anda. Rajin-rajinlah mengatakan Anda mencintai dan menyayangi buah hati Anda. Jika perlu setiap pagi dan malam hari. Ketika anak baru bangun tidur dan menjelang tidur. Ini akan membuat anak merasa nyaman. Katakan ketika Anda sedang berdua dengan anak.

http://www.republika.co.id