Saturday, August 25, 2018

Kemana Patahnya?

Seperti biasa pagi ini tidak curiga sedikitpun kalau akan terjadi sesuatu. Saya mampir ngopi dulu sebentar sebelum sampai tempat kerja. Sepotong gorengan tempe saya gigit pelan karena memang masih panas, sekaligus biar nikmat juga.

Selesai saya menikmati kopi dan gorengan saya hendak melanjutkan perjalanan menuju tempat kerja dan ada sesuatu yang terasa beda di dalam mulut, terasa tajam...ternyata gigi saya bagian atas sudah patah. Jadi patahannya ke mana? Waaaaah...jangan-jangan pas lagi gigit tempe tadi patah dan kemudian ikut tertelan? Waduh, ada-ada saja. Seingat saya pagi tadi sehabis sikat gigi masih aman-aman saja tidak ada yang patah gigi saya. Tapi ya sudahlah...nggak papa, kalau nanti ada uang lagi bisa saya tambal atau cabut sekalian. Satu buah gigi terakhir kemarin nambal seharga tiga ratus lima puluh ribu rupiah, lumayan kan? Jadi nikmati aja sekarang.

Nggak masalah gigi saya patah, bahkan tertelan. Yang penting semangat saya nggak patah tertelan ketegangan dan tekanan hidup, itu penting! Semangat karena sudah pecah telor kemarin di kerjaan jadi bulan depan bisa dapat tambahan lagi!

Wednesday, August 1, 2018

menetES

Gerimis
Rabu malam menuju Kamis
Berkata airnya pada hati yang menangis
Di tinggal sepi dalam gelap sadis

Jika lambat jadi hujan
Mungkin sedikit mengingat akan kenangan
Memeluk jiwa dalam kehangatan

Ah, celotehmu mengganggu rintiknya mengalir
Sementara sedih masih bergulir
Lalu samakah hati dan pikir?
Jawabmu tak ada lagi kata yang bisa diukir

Sudah!
Basah
Adalah bahasa yang dulu putih sekarang merah
Sudah, sudahkah kau cabut itu anak panah?
Kau lupa menancapkannya tanpa jengah

Berakhir,
Hujan sudah berakhir
Tinggal mimpi tak lagi mampir!


Cinere, 010818