Thursday, April 30, 2020

TELUR DADAR


"Telur hari ini lebih baik dari hari esok." Francois Rabelais

Makan malam. Karena hari ini nggak masak jadi makan aja apa yang ada. Sudah malam dan saya masih asyik posting jualan di medsos akhirnya istri yang masih didepan laptop mengingatkan, "makan dulu hon!". Baiklah, jadi saya kedapur kemudian korek-korek lihat apa saja yang masih tersisa. Dan ada bawang daun, cabai rawit cetar dan bawang merah sisa masak. Saya rajang semuanya dan mulai memecahkan telur, kasih sedikit garam dan lada, kocok dan kemudian saya tambahkan irisan yang tadi. Goreng sebentar dan jadilah lauk makan malam saya.

Oke, begitulah ceritanya hari ini. Kondisi badan sedang tidak terlalu fit tapi tetap memaksa melakukan banyak hal dan juga melewatkan beberapa hal. Tidak mengapa, namanya juga hidup dan bertahan dirumah. Oh iya, ngomong-ngomong ini kan tanggal terakhir di bulan April. Semoga segala kebaikan datang dan segala hal yang tidak baik selama ini segera pergi. Dengan kekuatan telur dadar...berubah!

Wednesday, April 29, 2020

PEPES TAHU


Jadi ceritanya kemarin nggak enak badan, rasanya mau flu gitu. Agak-agak pusing dan hidung gatel, suer bukan corona ya, amit-amit deh. Nah siang habis makan saya minum obat, ketiduranlah sampai sore menjelang malam akhirnya ada pesan WA tentang kerjaan jadi harus di bereskan. Eh, nggak kerasa sudah hampir jam sembilan malam lho. Habis ngecek kerjaan, ngirim email, balesin pesan WA ternyata lapar kembali melanda.

Nggak sehat dan nggak bagus banget ini, malam-malam masih saja pengen ngunyah. Lihat lemari didapur adanya mie instan, pikir buat bekal hari ini aja. Buka kulkas lihat-lihat masih ada ternyata kiriman tetangga, pepes tahu. Ya sudah, segera eksekusi dengan nasi hangat dan kerupuk. Lega, eh...kenyang maksudnya. 

Ingat ya, jangan ditiru malam-malam makan nasi lagi, kalau ngemil terserahlah. Ngemil roti, singkong, ubi, again apalah yang ngenyangin, hahahaha...sama aja alias sami mawon. Eniwei, saya hanya kasih tahu saja, iya benar saya makan tahu dipepes, iya tahu! Gitulah, nikmati saja hari-hari selama masa karantina ini. Kalau masih bisa makan, kuat makan, makanlah buat jaga kesehatan dan kewarasan, tahu!

Monday, April 27, 2020

MENDOAN


"Makanan itu untuk dinikmati, bukan untuk dipelototi." Donna Widjajanto

Tinggal gerimis kecil yang tersisa sore ini, sementara Saya rebahan dilantai sambil membalas beberapa pesan WhatsApp yang masuk. Tiba-tiba so Mami beranjak dari kursinya dan menyahut, "pap ada tante datang...ngembaliin mangkuk " eh iya, ternyata tante sebelah rumah yang kemarin awalpuasa kita berbagi kolak. Dan dikembalikan dengan isi dong, mangkuk ada isi dua pepes dan piringnya empat buah mendoan yang masih hangat. 

Pas banget kebetulan saya lagi laper sore ini, jadi dengan segera saya eksekusi dengan nasi hangat. Plus saya ambil cabe rawit buat temennya. Nikmatnya uedyan mantaplah. Namanya juga lagi laper ya.  Saya tutup dengan tambahan cap cay rumahan bikinan Oma, makin lengkap sudah kenyangnya. Indah sekali sore ini buat saya.

Kenyang, gegoleran alias rebahan lagi aja, eh kopinya masih ada, sekalian deh habisin. Gitu ceritanya hari ini, hujan dan mendoan perpaduan yang sepadan kan?

Sunday, April 26, 2020

BOLU


"Kehidupan tanpa sesekali sepotong kue adalah kehidupan yang hampa." Kathryn Littlewood

Sesiangan setelah selesai belanja berbagai macam kebutuhan untuk memasak dan lain-lain si Mami sibuk menyiapkan segala macam barang. Dari menemukan tatakan diatas kompor untuk oven panggang, membersihkan oven panggang di belakang, setelah selesai kemudian dia mulai menyiapkan satu persatu bahan membuat kue. Saya sih kebagian motret beberapa posisi sewaktu dia mengaduk adonan. Begitu sudah masuk oven, Saya tinggal rebahan sambil main handphone. Entah berapa waktu kemudian ternyata sudah matang, dia sibuk kembali mengambil, mengeluarkan kuenya dari wadah cetakan dan berhasil. Teriakannya sangat bergembira sekali. Karena tujuannya jelas, dia bisa membuktikan selama ini, pertama kalinya dia bisa memasak kue. Dan kue bolu cappuccino pertama bikinannya berhasil dibuat dengan nilai bentuk 6 tetapi rasa sudah 8, tentunya penilaian dari Chef Oma yang sudah biasa memasak.

Saya? Sore setelah tiduran, bangun dan mengaduk kopi hitam segera saya sandingkan dua potong kue bolu cappuccino untuk menemani setiap seruputnya. Mantap juga, enak. Istri berhasil masak, suami senang ada cemilan, masa karantina dirumah saja yang indah dan menyenangkan bukan? Semoga kalian juga bisa menikmati masa ini dengan baik.

Saturday, April 25, 2020

RENDANG


Hari kedua dibulan puasa, hari kesekian entahlah ya dirumah saja, hati-hati menuju akhir bulan yang membutuhkan kesabaran dan kekuatan ekstra. Dan menjelang maghrib sore ini mangkuk yang kita kirim ke tetangga dikembalikan dengan isi, you know what isinya lebih mahal dong, yes...isinya daging yang sudah dimasak dengan mantap, masakan rumah yang nikmat yaitu rendang.

Lagi-lagi menurut Wikipedia nih, Rendang atau randang (Jawi: رندڠ) adalah masakan daging dengan bumbu rempah-rempah yang berasal dari Minangkabau. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan berulang-ulang menggunakan santan sampai kuahnya kering sama sekali. Proses memasaknya memakan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam) hingga yang tinggal hanyalah potongan daging berwarna hitam pekat dan dedak. Dalam suhu ruangan, rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu. Rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum mengering disebut kalio, berwarna cokelat terang keemasan. Bahkan, sejak tahun 2014 lalu, salah satu kuliner khas Minangkabau, rendang, dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia versi kantor surat kabar Internasional.

Dari tirto.id juga menuliskan ada filosofi yang terkandung dalam rendang dan proses memasaknya dalam sejarah serta tradisi masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat.istilah “rendang” berasal dari kata “marandang” yang bermakna “secara lambat”. Makna tersebut merujuk pada lamanya waktu memasak rendang untuk menghasilkan tekstur daging yang kering dan aroma rempah yang kuat dengan warna cokelat gelap serta bercitarasa maksimal. Jadi, sebenarnya rendang adalah suatu teknik memasak, bukan nama makanan. Menurut riwayatnya, rendang awalnya dibuat menggunakan daging kerbau sebagai bahan utamanya. Bagi masyarakat Minangkabau, masakan dengan bahan daging kerbau biasanya dinikmati dalam acara-acara adat tertentu. Masyarakat Minang percaya bahwa rendang memiliki 3 makna tentang sikap, yaitu kesabaran, kebijaksanaan, dan ketekunan. Ketiga unsur ini dibutuhkan dalam proses memasak rendang, termasuk memilih bahan-bahan berkualitas untuk membuatnya, sehingga terciptalah masakan dengan citarasa tinggi. Baca juga: Orang Minang Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura Selain itu, ada makna simbolis lainnya. Filosofi rendang bagi masyarakat Minangkabau adalah musyawarah dan mufakat. 

Dari acara kirim mengirim makanan, sampai cari makna dan filosofinya di berbagai laman di internet, makanan ini memang spesial sih. Bersyukur makan malam hari ini lebih nikmat. Seperti kata Jeane Giono, "Kegembiraan dunia adalah satu-satunya makanan kita. Penurunan kecil dari rasa gembira masih membuat kita hidup."

KOLAK


Menurut Wikipedia ini adalah arti dari Kolak. Kolak atau kolek adalah makanan asal Indonesia berbahan dasar pisang atau ubi jalar yang direbus dengan santan dan gula aren. Pada umumnya, kolak hanya tersedia pada bulan Ramadhan saja.

Memang kita tidak berpuasa, tapi kami juga ikut merayakan kemeriahannya meskipun dari rumah. Jadilah siang Kita belanja di budhe sayur langganan, sekalian beli sayur buat masak juga beli bahan-bahan buat kolak. Pisang kepok, ubi rambat kuning oranye, kebetulan ada kolang-kaling, santan instan, dan gula merah. Kalau pandan sih saya punya banyak nanam di belakang rumah. Setelah masak buat makan selesai, Oma dan Mami sibuk menyiapkan kolaknya, setelah jadi eh si Pumpkin malah duluan yang mencobanya. Karena pengen saya juga menyantap semangkuk dengan lahap.

Sore sebelum maghrib dan buka Puasa pertama, semangkuk kolak kami bagikan ke tetangga sebelah kanan dan kiri rumah. Kami mengucapkan selamat berpuasa dan semoga makanan sederhana ini bisa dinikmati. Indahnya kebersamaan dan tetangga, karena kita juga sering dapat oleh-oleh dan makanan dari mereka juga. Seperti kata ulama dan intelektual dari Turki, Bediuzzaman Said Nursi, "Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg."

Meskipun hidup dikompleks perumahan, Indonesia masih ada kekeluargaan dan kebersamaan ya.

Sunday, April 12, 2020

Bangun


Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Kisah ini tercatat di Markus 5:41-42, padahal sebelumnya Yesus ditertawakan orang banyak disitu, karena berkata bahwa anak itu tertidur bukan mati. Sementara sebelumnya anak kepala rumah ibadat ini sudah ditangisi oleh orang-orang disitu. Sewaktu dirumah ibadat, keluarga yang menyampaikan berita kematian itu meminta tidak usah lagi mengganggu Yesus, kematian sudah terjadi, tidak ada harapan lagi. Tapi yang terjadi selanjutnya adalah Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"


Beberapa hari yang lalu anak kami dirawat karena demam berdarah, malam pertama di rumah sakit meskipun sudah mendapatkan penangan dari rumah sakit ternyata terjadi penurunan trombosit yang lumayan, tadinya dia masih bisa tertawa karena dingin dan badannya gemetar menggigil, namun lama kelamaan getarannya tidak terkontrol, dia yang biasanya tenang kali ini ketakutan dan menangis, tidak bisa mengontrol gerakan badannya lagi yang naik turun diatas diatas kasur. Kami berdua harus menahan getarannya diatas badannya, memegang dan menggosok badan juga kakinya supaya hangat, hampir lima belas  menit kejadiannya dan rasanya sangat sedih dan juga takut. Lalu kita kontak perawat dan disuntikkan obat tambahan sampai akhirnya bisa tenang kembali. Yang ada dipikiran kami orang tua adalah bagaimana anak ini bisa cepat sembuh, bangun kembali dari tempat tidurnya sekarang. Tidak bisa membayangkan apa yang ada dipikiran kepala rumah ibadat yang mendengar anaknya mati dikisah diatas.

O.O Marden menulis seperti ini, “Tidak ada obat semanjur harapan, tidak ada pendorong sehebat harapan dan tidak ada tonikum sekuat mengharapkan sesuatu terjadi pada hari esok.” Ya begitulah yang kami punya hari-hari kemarin, tetap ada sampai hari ini. Hanya harapan yang terbaik, sembuh! Dan akhirnya kami mendapatkannya. Saya mendapatkan penguatan yang hebat dari ayat ini, "Tidak untuk selamanya orang miskin dilupakan; tidak untuk seterusnya orang sengsara tanpa harapan."
Mazmur 9:18 (BIMK). Sangat menguatkan dan memberikan pengharapan.

Dua hal yang Yesus katakan pada kepala rumah ibadat saat mendengar anaknya mati :
1. Jangan takut
2. Percaya saja
Syarat ini juga berlaku sekarang dalam menghadapi situasi kondisi yang sangat tidak nyaman, satu hal yang juga Yesus lakukan sebelum mengatakan hal diatas adalah tidak menghiraukan perkataan orang-orang yang negatif, perkataan yang tidak menolong dan bahkan mematikan.


Talita kum! Terimakasih Tuhan sudah membuat anak kami bangun. Membuat hidup kami bangun, membuat kami tidak takut dan percaya saja kepadaMu, bahwa hidup kami aman ditangani yang tepat. "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan," 1 Petrus 1:3

Selamat Paskah 2020
"Jangan takut, percaya saja"