Saturday, January 20, 2024

Rempeyek Kacang


Ibu penjual rempeyek ini selalu tersenyum setiap kali istriku datang ke mini market dimana dia jualan didepannya. Dia tahu karena sudah pasti akan dibeli dagangannya, dua pulih ribu dapat tiga bungkus. 

Malam ini berbeda, dia memberikan diskon, potongan harga, mungkin tidak seberapa, hanya dua ribu rupiah saja. Bukan besarnya nilai rupiah yang diberikan, namun kebaikan hati, ketulusan dan keinginan ya berbagi yang harus dihargai.

Ya memang, orang kecil dan susah, kadang merekalah yang lebih sering dan lebih mudah untuk berbagi. Lebih merasa berharga dan bahagia sepertinya karena tahu bagaimana rasanya tidak punya dan dihargai.

Saya sebenarnya lebih suka yang rempeyek teri, sudah dua kali seingat saya selalu nggak kebagian. Tapi rempeyek kacang juga gurih. Pas banget malam ini jadi teman menghabiskan tumis kangkung buatan Oma. 

Kebaikan itu hidup, hal kecil dan sederhana itu berarti. 

20/01/2023
20.30
Alfamidi Meruyung

Monday, January 1, 2024

Bertemu Bunga Mentimun Pagi Ini


Halo November,
Apa kabarmu? Senangnya pagi ini masih bisa berjualan tanpa alas kaki, menikmati bebatuan, tanah basah, lumpur dan juga menemukan hijau tanaman. Kebiasaan yang sejak saya terkena jantung koroner adalah berjalan kaki pagi hari tanpa alas kaki, earthing atau grounding buat anda yang mungkin pernah mendengar atau tahu hal yang saya lakukan ini.

Musim mungkin akan berganti, begitu juga perjalanan kehidupan. Teringat saya pernah menanam mentimun, dan didepanku, barusan bunga-bunga mentimun yang siap bertumbuh menjadi buah. Sebuah proses baru yang akan membutuhkan waktu, hingga panen tiba nanti.

Saat membaca firman setelah bangun tidur di Mazmur 130:1 (TB) Nyanyian ziarah. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN!, betapa saya begitu dikuatkan, pemazmur yang dalam keadaan kesusahan tetap beeseru kepada Tuhan untuk meminta pertolongan. Saat melihat bagaimana pak tani yang menanam mentimun itu, mengolah tanah, menanti hujan, menahan air yang dari sungai supaya bisa mengalir, menyiangi rerumputan dan sampai nanti menunggu panen. Jelas bukan perkara yang sederhana, menunggu, ya menunggu hingga musim lelah berganti menjadi gairah.

Hari ini mungkin seperti yang lainnya, biasa saja, akan berlalu juga. Tapi menjalaninya dengan sudut pandang berbeda saya percaya akan membawa dampak yang berbeda. Hasilnya? Ah, tidak usah dipikirkan terlalu berat. Tuhan baik, hasilnya buat saya pasti baik .

Terima kasih Tuhan, saya masih sampai hari ini. Hari yang indah 🌿

Terima Kasih 2023


"Kalau misalnya ada rampok yang masuk kerumahku dan mereka nyari uang, aku cuma akan ketawa dan ikutan nyari bareng mereka." Kata-kata Topi

Saya nggak jadi beli topinya sih, bukan karena nggak suka, cuma karena warnanya biru. Eh, ada yang lain warna hitam, beda tulisannya, akhirnya itu yang saya pilih. Nah, kata-katanya lumayan nyelekit ya, nyinggung banget buat kaum rata-rata kayak saya, iya bener kebanyakan rata dompetnya, hahahaha! 

Tapi kata-kata di topi ini mengingatkan saya, bahwa kebahagiaan dan ukurannya tidak selalu harus dengan uang, meskipun jelas uang akan membantu kita buat bahagia juga. 

Saya hanya mau bersyukur di akhir tahun 2023, hari ini banyak hal yang tidak bisa dirampok, keluarga yang saya punya, kesehatan yang terus dipulihkan, pekerjaan sekaligus pelayanan yang baru, dan akan banyak lagi jika ditulis satu persatu. Perampok kebahagiaan yang bernama kuatir, takut, kecewa dan kesedihan lainnya tentu saja mencoba mengambil alih sukacita saya. “Bukan seberapa banyak yang kita punya, melainkan seberapa banyak yang kita nikmati, itulah yang membuat kebahagiaan.” begitu kata Charles Spurgeon. Dan selama masih bernyawa saya akan tetap memilih bahagia. 

Terima kasih 2023.

#dijalani #disyukuri #dinikmati #janganlupabahagia #bye2023 #thankyou2023 #selamattinggal2023 #terimakasih2023