Tuesday, April 25, 2017

Kalau Boleh Saya Mengeluh

Kalau boleh saya mengeluh pasti saya akan mengeluh dengan penuh sepanjang minggu ini. Dari Selasa malam seminggu lalu sampai Selasa malam ini. Hah...kehujanan, kurang tidur, capek, sakit dan memaksa diri kerja, gantian istri dan mertua sakit, kondisi keuangan yang belum pulih, hutang yang belum terbayar, cicilan yang belum terlunasi, bahkan hal-hal kecil bisa jadi pemicu emosi yang sebenarnya itu tidak harus terjadi.

Tapi semuanya keluhan saya harus ditumpahkan dengan segera, saya memang tidak menangis tapi saya menyadari betapa saya lebih beruntung dari mereka yang seminggu ini kehilangan orang-orang terkasihnya, saya lebih beruntung masih bisa sedikit memberi lebih pada tukang parkir, saya menikmati cilok sambel kacang pinggir jalan saat gerimis, saya menikmati kerokan oleh istri saya dan disuapi soto panas pas badan saya juga panas demam, saya pun kemarin gantian memasak sedikit makanan meskipun cuma cah kangkung sederhana, tempe goreng, sop sayuran dan tahu goreng dan saya tutup dengan memasak perkedel tahu sederhana. Betapa nikmat teh panas sembari menemani istri yang sibuk mengirimkan lamaran kerja, puluhan lamaran kerja demi harapan baik sebentar lagi pasti nyata, itu iman kami. Betapa kurang bersyukurnya saya jika melihat hal-hal yang saya alami ternyata tidak saya nikmati tapi saya keluhkan.

"Ketika tiba waktunya makan, aku hanya mengeluh dengan sedih bukan dengan sukacita. Keluhanku mengalir seperti air." Ayub 3:24 (VMD), betapa berat beban penderitaan Ayub, bahkan untuk makan pun penuh dengan keluhan. Sedang saya? Tidak ada sekecil bagian yang bisa disamakan penderitaan hidup saya dibandingkan dengannya. Jadi perkedel tahu malam ini menutup keluhan saya seminggu ini, hei...betapa banyak berkat dan nikmat dibandingkan penderitaan yang harusnya bisa dituliskan? Jadi syukur dan bahagia jadi pilihan saja, lebih indah bukan?

Sunday, April 16, 2017

Kupat Di Hari Paskah

Suasananya memang tidak seramai dan semarak Natalan, jelas kalau hiasan dan keriaannya nggak bisa dibandingkan. Tapi ada satu hal yang tidak pernah berubah hingga saat ini. Tradisi menikmati kupat di perayaan Paskah di gereja di mana saya di besarkan memang sangat khas dan selalu dirindukan.

Mengapa kemudian kupatan ada di tradisi gereja kami? Saya sendiri kurang begitu mengetahuinya, yang jelas sedari saya masih anak-anak tradisi menikmati kupat tahu ala Jawa dengan tambahan tauge, irisan tipis kol yang sudah direndam air panas, sedikit mie goreng, tempe goreng dan karak alias kerupuk nasi dan tentu saja sambal kecapnya membuatnya menjadi racikan yang tidak hanya menyentuh lidah, namun benar-benar menyentuh kenangan dan juga perasaan yang berbicara tentang cinta, pengampunan dan keberkahan.

Kupat menurut tradisi Jawa dan menurut beberapa sumber mengartikan dari perpaduan dua kata ngaku lepat yang artinya mengakui kesalahan. Dengan menikmati kupat kita di ajak untuk menghayati proses penebusan yang Tuhan Yesus lakukan di atas kayu salib. Mengakui segala kesalahan kita bahwa kita tidak akan bisa menyelamatkan diri kita dengan perbuatan baik kita. Bahwa pengakuan kesalahan dan dosa inilah yang membawa pada akhirnya pengakuan dan kebutuhan akan seorang Juruselamat. Dengan memakan atau menikmati kupat ini kita diperkaya dengan kebaikan, dilimpahkan dengan berkat, disadarkan dengan sebuah kebutuhan yang hakiki dalam kehidupan, bahwa hanya lewat pencurahan darah di atas kayu saliblah semua dosa kita di hapuskan, lewat kematian Tuhan Yesus kita juga ikut mati namun dengan kebangkitanNya di hari ini kita pun ikut bangkit dan memperoleh kemenangan dalam hidup. 

Roma 5:17 (BIMK)  Karena pelanggaran satu orang, kematian menjalar ke mana-mana melalui orang yang satu itu. Betapa lebih besar lagi akibat dari apa yang dilakukan oleh satu orang yang lain, yaitu Yesus Kristus. Melalui Dia, Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada begitu banyak orang, dan dengan cuma-cuma memungkinkan mereka berbaik kembali dengan Allah; mereka akan berkuasa di dunia ini melalui Kristus.
1 Yohanes 4:10 (BIMKInilah kasih: Bukan kita yang sudah mengasihi Allah, tetapi Allah yang mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya supaya melalui Dia kita mendapat pengampunan atas dosa-dosa kita.
Efesus 1:7 (BIMKSebab, oleh kematian Kristus, kita dibebaskan oleh Allah, berarti Ia sudah mengampuni kita dari dosa-dosa kita.

Selamat Menikmati Paskah, jangan lupa untuk ngaku lepat alias mengakui kesalahan, nikmat hidup ini di dapat karena sudah dilepaskannya segala kesalahan kita.
Gusti Mberkahi.

Friday, April 14, 2017

Mas Kawin Yang Aneh

_1 Samuel 18:25-26 (BIMK)  lalu Saul menyuruh mereka mengatakan kepada Daud, begini, "Yang dikehendaki baginda sebagai emas kawin hanyalah 100 kulit kulup orang Filistin, sebagai pembalasan kepada musuh baginda." (Inilah yang direncanakan Saul untuk menewaskan Daud dengan perantaraan orang Filistin.) Para pegawai Saul menyampaikan pesan itu kepada Daud, dan Daud menerima tawaran raja. Karena itu, sebelum batas waktunya habis, ia berangkat dengan anak buahnya ke daerah Filistin. Dibunuhnya 200 orang Filistin, lalu diambilnya kulit kulup mereka, dan diserahkannya kepada Saul tanpa kurang satu pun. Setelah itu Saul mengawinkan Mikhal dengan Daud._

Demi ambisinya membunuh Daud, Saul menggunakan berbagai macam cara untuk membunuhnya. Meskipun dengan cara dikawinkan dengan anaknya yang bernama Mikhail, namun cara keji dan "aneh" adalah mas kawinnya.
_"100 kulit kulup/khatan orang Filistin"_

Kepikiran saya adalah ngambilin kulit itu satu-satu. Nggak cuma 100 tapi 200. Saya mengakui bahwa Daud selalu melakukan lebih dari yang diminta dan mendapatkan keberhasilan dalam setiap usahanya. 

Hanya sekedar berbagi sih, nanti kalau Abby mau nikah *saya nggak akan minta mas kawin aneh-aneh* sama calon mantu saya.
nb: kulit kulup/khatan tolong di Google sendiri artinya :)

Wednesday, April 12, 2017

Rujak Bebeg DiBawah Sutet

"Life has its ups and downs. When you are up, enjoy the scenery. When you are down, touch the soul of your being and feel the beauty."
Debasish Mridha 

Katanya Debasish Mridha sih begitu ya, hidup kadang naik dan turun, kalau lagi naik ya nikmati aja pemandangan yang indah dari atas, kalau lagi turun rasakan keindahannya dengan jiwa. Eh, apa urusannya rujak bebeg, sutet dan kehidupan? Ya buat saya sih ada. Kalaupun nggak ada nyambung-nyambungnya ya harus bisa disambungin, ya to?

Kami memang sedang menikmati masa naik turunnya kehidupan. Mungkin seperti buah-buahan dari isi rujak bebeg, berbagai macam masalah datang silih berganti seperti di iris tipis dan tidak merata, kemudian dihancurkan dalam wadah hingga lumat. Mungkin rasanya hidup kami seperti ini sekarang, tapi tidak mengapa, ini jadi bagian dari naik turunnya kehidupan. Jadi rasa yang tercipta, segar...manis dan pedas menyatu dan memberi warna tersendiri saat kami boleh menikmatinya.

Sutet di depan kompleks itu jadi tempat sederhana untuk piknik dan ajang nongkrong sore dari berbagai kalangan. Ada banyak penjual jajanan, dari rujak, bakso Malang, mainan anak-anak, bendi yang ditarik kuda dan berbagai macam lainnya. Sutet itu juga saksi, saksi yang diam tanpa rasa dan komplain dengan segala keadaan. Saksi tanpa kata yang menyuarakan kegelisahan dan juga keriaan setiap jiwa yang duduk dibawahnya. Ah sudahlah...

Rujak bebeg, sutet dan kehidupan adalah kisah yang harus di jalani, oh ..no! Di Nikmati...itu jelas!

Tuesday, April 11, 2017

Mas Saul Yang Tampan

_1 Samuel 9:2 (BIMK)
Kish mempunyai anak laki-laki, namanya Saul, seorang pemuda yang tampan dan tegap. Tak seorang pun di seluruh Israel yang lebih tampan dari dia. Badannya juga lebih tinggi; rata-rata tinggi orang Israel hanya sampai pundaknya._

Coba bayangin cowok ini, udah cakep, super tampan pasti jadi idola dan incaran cewek-cewek ya. Sayang dia bukan tipe eike cyiin...hahahaha, biar pendek yang penting saya juga tampan!  Eniwe, dengan tampilan fisik seperti ini seharusnya Saul punya percaya diri yang baik bukan? Tapi kalau saya baca menemukan bahwa kegagahan dan ketampanannya seketika luntur ketika bertemu dengan Samuel yang mampu "membaca" semua hal yang dia alami, bahkan hal-hal yang akan terjadi pada dirinya. Coba perhatikan ayat ini,
_1 Samuel 9:21 (BIMK)
Saul menjawab, "Aku ini dari suku Benyamin, suku yang paling kecil di Israel, dan lagi keluargaku yang paling tidak berarti dalam suku itu. Jadi mengapa Bapak berkata begitu kepadaku?"_

Lalu yang terjadi selanjutnya setelah pengurapan oleh Samuel, Saul *berubah kehidupannya dan bahkan dia menjadi manusia yang lain*, versi lain mengatakan Saul mempunyai kuasa nubuatan seperti para nabi.

_1 Samuel 10:6 (BIMK) 
Pada saat itu juga engkau akan dikuasai oleh Roh TUHAN dan engkau akan mengikuti tari-tarian dan teriakan mereka itu, lalu engkau diberi sifat baru sehingga menjadi manusia lain._

Persis seperti tema JPCC dengan hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus demikianlah yang terjadi pada Saul, sama seperti yang tertulis di perjanjian baru :
_1 Korintus 6:17 (BIMK)  Tetapi orang yang menyatukan dirinya dengan Tuhan, Roh Tuhan dengan roh orang itu menjadi satu._

Pelajaran hari ini;
Mau mengandalkan kegagahan, ketampanan dan kehebatan apapun dalam hidup tidak akan pernah berhasil jika tidak ada Roh Allah/Roh Kudus yang menuntun.
Percaya bahwa hanya dengan kuasa Roh Kudus meskipun kita kecil dan tidak berarti bisa diangkat menjadi seseorang yang "besar" dalam kehidupan.
Mempercayai sepenuhnya kinerja Roh Kudus karena kebenaran menyatakan bahwa hanya Dialah jaminan/garansi kita.

_Efesus 1:14 (BIMK)  Roh itulah jaminan bahwa kita akan menerima apa yang telah dijanjikan Allah kepada umat-Nya. Ini memberi keyakinan kepada kita bahwa Allah akan membebaskan umat-Nya. Terpujilah Allah karena keagungan-Nya!_