Wednesday, November 25, 2015

Menjadi Guru

Menjadi guru itu bukan pekerjaan (menurut saya lho...) Kalau pekerjaan ya pasti akan dibayar sesuai dengan beratnya tanggung jawab ngajarin anak murid, ngurusin mereka dari urusan pipis, cebok, nangis Sampai baca dan nulis (kok terasa curhat nulisnya...hahahahaha). Lha kalau memang mau jujur dan memang mau tahu rasanya, cobalah mengajar dikelas playgroup dan TK, anda akan merasakan nikmatnya mengajar dan merasakan pengalaman yang emejing dengan anak-anak kecil ini.

Menurut Wikipedia Indonesia Guru (bahasa Sanskerta: गुरू yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Indoberita.com menceritakan sejarah hari jadi guru seperti berikut ini. Sebetulnya, peringatan Hari Guru Nasional sudah tercatat diperingati setiap tanggal 25 November 2015 pada sebuah Keputusan Presiden, No 78 Tahun 1994 silam. Akan tetapi, dengan perjuangan panjang baru sepakat jika setiap tanggal 25 November menjadi Hari Guru Nasional. Apabila Google memperingati dengan tulisan National Teacher’s Day, maka tepat di Indonesia diperingari sebagai Hari Guru nasional dan Hari jadi PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Sejarahnya sendiri adalah disaat waktu itu bukan bernama PGRI akan tetapi PGHB atau Persatuan Guru Hindia Belanda, tahun 1912 silam. Organisasi tersebut mempunyai sifat sekedar unitaristik yang beranggotakan guru bantu, guru desa, kepala sekolah, juga para pemilik sekolah. Usai sekitar 2 dekade, PGHB pun berubah menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia), sehingga langsung menjadi heboh dan membuat geram Pemerintah Belanda, Pemerintah Belanda waktu itu tidak mau jika rasa patriotisme bangsa Indonesia ada sehingga merekapun marah dan terjadi banyak insiden memilukan. Akan tetapi, para guru yang tegabung dalam PGI tetap semangat berjuang untuk lepas dari bayang-bayang bangsa Belanda, dengan satu kata ‘Merdeka’. Akan tetapi, sangat disayangkan setelah PGI lepas dari nama Hindia Belanda, tepat ketika masa pendudukan Jepang hampir semua organisasi pun dilarang sehingga sekolah banyak yang ditutup sampao organisasi PGI yang tak lagi aktiv bersuara. Sehingga, usai adanya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 Organisasi yang digawangi para guru tersebut, PGI, langsung lakukan Kongres Guru Indonesia tepatnya pada tanggal 24 sampai 25 November 1945, bertempat di Surakarta. Sehingga, hasil kongres mencatatkan sejarah baru, dimana pada tanggal 25 November 1945, PGRI pun selanjutnya berdiri, sehingga sebagai rasa penghormatan dan terima kasih pada para para guru, pemerintah pun langsung menetapkan jika hari lahir PGRI sama sebagai Hari Guru Nasional, atau Hari Guru Nasional.

Balik lagi kalau saya katakan menjadi guru itu bukan sebuah pekerjaan tapi sebuah panggilan. A life calling. Kenapa? Mengajar dan mendidik itu tidak hanya membutuhkan skill alias kemampuan namun juga lebih dari itu adalah hati. Iya, hati untuk memberi dan membagikan sesuatu dalam hidupnya kepada kehidupan orang lain, murid-muridnya. Seseorang menulia arti dari panggilan hidup seperti ini : Panggilan berarti seruan yang membuat orang mengarahkan pandangan kepada si penyeru. Dengan demikian panggilan hidup adalah seruan yang membuat seseorang mengarahkan hidupnya kepada suatu titik. Bila dihubungkan dengan panggilan Tuhan, maka panggilan hidup itu sendiri berarti seruan Tuhan kepada setiap orang supaya mengarahkan hidup mereka kepada apa yang menjadi kehendak Tuhan. Seruan ini bisa bersifat umum bagi seluruh manusia, tapi juga bersifat khusus untuk setiap individu secara unik.

Jadi kalau guru bukan sekedar pekerjaan tapi panggilan hidup karena orang yang terpanggil menjadi guru menurut saya memang bukan orang biasa. Orang yang dipilih dan dimampukan untuk secara khusus mengubahkan hidup. Mengubah anak-anak dari yang biasa menjadi luar biasa. Saya merasa bahwa pintar dan pandai bukanlah ukuran keberhasilannya tapi anak-anak yang berubah hidupnya itulah keberhasilan seorang guru yang sebenarnya.

Selamat Hari Guru Nasional 2015. Mari terus berkarya dan mengubahkan kehidupan.

Monday, November 16, 2015

Bertunas

Pohon Ara yang ada di pot di depan rumah daun-daunnya berguguran ketika hujan belum datang. Musim panas yang cukup lama tahun ini menjadikan daun-daunnya cepat kering, layu dan dan kemudian berjatuhan. Saya sempat berpikir untuk memotongnya dan menanam kembali dengan cara di stek, namun sebelum sampai rencana itu terlaksana hujan sudah mulai mengguyur.

Pagi ini saya sempatkan menengok sebentar tanaman di depan rumah. Tanaman bayam, tomat, cabai, pepaya, pepaya jepang, bunga pacar yang saya pindahan kemarin sore dan pohon Ara satu-satunya hadiah dari bapak saya. Ternyata diujung dahan yang paling atas yang akan saya potong sudah mulai tumbuh tunas baru yang menghijau. Senang sekali rasanya, karena itu tandanya akan ada lagi buah-buah baru yang tumbuh.

"Siapa mengandalkan harta akan jatuh seperti daun tua; orang yang saleh akan berkembang seperti tunas muda." Amsal 11:28 (BIMK), Perenungan yang indah yang saya dapatkan kali ini, bicara mengandalkan sesuatu sejujurnya memang lebih banyak saya mengandalkan diri sendiri, mengandalkan pikiran dan kemampuan saya dibanding mengandalkan Tuhan yang seharusnya di andalkan. Apalagi mengandalkan harta seperti penulis kitab kebijaksanaan ini. Seberapa besar harta kita kadang itu yang biasanya jadi patokan dan berkata, " oh saya akan baik-baik saja". Sampai seberapa lama? Daun hijau tak akan lama menua, berubah kekuningan kering dan gugur demikian ilustrasi yang digambarkan jika kita hanya berpatokan pada harta yang kita miliki. Sedangkan untuk terus tumbuh dan menghijau ternyata dibutuhkan kesalehan di mata-Nya sehingga kita layak diberikan kesempatan diperbaharui dan disegarkan kembali.

Artikata.com mengartikan kata saleh menjadi taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah; suci dan beriman. Sedangkan kesalehan diartikan sebagai ketaatan (kepatuhan) dalam menjalankan ibadah; kesungguhan menunaikan ajaran agama. Kesalehan tercermin atau terlihat pada sikap hidupnya. Ternyata sikap hidup kitalah yang menjadi penilaian Tuhan. Disitulah sebenarnya petunjuk yang jelas berasal. Apakah kita mengandalkan Tuhan atau diri sendiri. Saya belajar banyak dari sekedar menikmati dan memandang tanaman dikebun depan rumah. Bahkan dari tumbuhan ini saya belajar tentang arti penting ketaatan supaya saya dapat terus berkembang seperti tunas muda.

"Orang jujur bertunas seperti pohon kurma, dan tumbuh subur seperti pohon cemara di Libanon."
Mazmur 92:12 (BIMK)

Monday, November 9, 2015

(Masih Terus Belajar) Menolong

Saya sedang melakukan penghematan beberapa waktu terakhir ini. Dengan berbagai cara dilakukan untuk memperlambat pengeluaran hal-hal yang tidak diperlukan. Dan tiba-tiba siang ini bbm datang dari seorang teman lama, berniat meminjam uang. Tidak terlalu besar, hanya seratus ribu. Ya besar juga sih kalau saat seperti ini. Hehehehehe! Teman lama dulu di Solo, partner MC dan menggila bersama. Ceritanya dia sedang tidak ada uang sama sekali dan tiba- tiba motor rusak harus ditinggal di bengkel. Saya tahu rasanya bila alat bantu utama kita ngadat dan berjuang untuk memperbaikinya.

Rasanya memang campur aduk, antara kesusahan saya dan niat untuk memolongnya. Disatu sisi saya sedang berhemat, disisi lain saya juga ingin menolongnya. Saya teringat perkataan dikotbah semalam yang saya dengarkan, dengan mengucap syukur kita membebaskan diri kita dari setiap tekanan dan keraguan bahkan masalah yang sedang kita hadapi. Jadi saya memutuskan untuk melakukan transfer seratus ribu padanya. Saya pikir saya bisa menjadi bagian dari penyelesaian masalah yang dia hadapi. Mungkin tidak seberapa, tapi bisa jadi itu adalah hal besar untuknya sekarang. Paling tidak menjadi jawaban dari apa yang sedang dia hadapi.

1 Tesalonika 5:14 (BIMK)  dibagian akhir ayat ini mengatakan, "... tolonglah orang yang perlu ditolong dan sabarlah terhadap semua orang." Tidak ada keraguan pada akhirnya bahwa saya mengambil bagian penting untuk seseorang yang sedang dalam kebutuhan untuk ditolong. Dan lebih lagi kitab kebijaksaan berkata di Amsal 11:25 (BIMK) "Orang yang banyak memberi akan berkelimpahan, orang yang suka menolong akan ditolong juga." Saya percaya kalau saya banyak ditolong orang lain maka sudah selayaknyalah saya juga melakukan bagian saya menolong orang lain. Jiak saatnya saya membutuhkan pertolongan maka saya pun pasti akan mendapatkan pertolongan dari orang lain.

Hidup adalah perjalanan yang saling membutuhkan antara orang lain. Kita tidak berdiri dan berjalan sendiri, kita juga butuh orang lain menopang kita. Tuhan tidak begitu saja menurunkan tanganNya, karena Dia memakai tangan-tangan yang kita kenal ataupun tidak untuk berbagi dan menjadi penolong dalam kesulitan yang kita hadapi.