Wednesday, January 1, 2020

TABAH SAMPAI AKHIR



Diatas kapal selam Tjandrasa, pada tanggal 6 Oktober 1966, di dermaga Tanjung Priok,Jakarta, Presiden Soekarno mengatakan, “Sekali menyelam, maju terus.Tiada jalan untuk timbul, sebelum menang, tabah sampai akhir…”. Kalimat “tabah sampai akhir” atau Wira Ananta Rudhira , itulah motto kapal selam TNI AL, sejak dioperasikan tahun 1959. Bagaimana tidak tabah sampai akhir, pasukan satuan komando kapal selam ini akan berjuang habis-habisan bukan dipermukaan air tapi didalam air, didalam laut yang penuh dengan ketidak pastian. Kita bisa mencari tahu dan mendapatkan banyak informasi bagaimana mereka berjuang bagi NKRI.


Yosafat bin Asa, menggantikan ayahnya memerintah Israel dan membuat perbedaan besar di masa pemerintahannya. Dia memperkuat pasukannya, dia mengikuti jejak pendahulunya, dia mencari Allah ayahnya sehingga hasilnya adalah kerajaannya dikokohkan oleh Tuhan. Ia menjadi kaya dan terhormat.


Belajar dari kegigihan dan ketabahan pasukan hiu kencana, pasukan kapal selam Indonesia yang hebat dan kuat untuk tetap berjuang sampai akhir dengan baik. Belajar dari Yosafat bin Asa untuk mengubahkan kerajaannya dalam penundukan dan takut akan Tuhan yang benar yang membawanya pada kehidupan yang berkemenangan, maka saya akan mempersiapkan diri untuk tetap tabah sampai akhir 2020 dan tabah hati seperti Yosafat supaya jalan hidup saya seturut dengan kehendak-Nya.


"Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN." 2 Tawarikh 17:6 (TB)  

H+1


"Hidup penuh keindahan. Perhatikan itu. Rasakan hujan dan hiruplah udara. Hidupkan kehidupan dengan segala potensimu, dan berjuanglah untuk mimpi-mimpimu." Ashley Smith

Sejak malam sebelum pergantian tahun hujan deras nggak berhenti, bahkan sampai siang bangun tidur masih saja gerimis tidak juga reda. Akhirnya dengan memakai jas hujan saya naik motor ke warung depan konpleks membeli mie instan, kopi dan camilan. Sebenarnya sejak bangun sudah ngopi tapi tampaknya memang nggak nampol, jadi setelah sampai rumah saya bikin kopi lagi saja, sembari memantau berita di tivi daerah Jakarta dan sekitarnya sudah mulai terendam banjir. 

Setelah minum kopi, saya melakukan pelepasan dan habis itu lapar mulai melanda. Jadilah akhirnya saya memasak mie instan, rasa sotomie dengan tambahan tahu, telor dan juga irisan daun bawang. Ini menu makan pertama di tahun baru 2020. Menu sederhana tapi sangat menenangkan dan menyenangkan juga. Cocok dengan suasini (karena disini) bukan disana, kalau disana kan jadinya suasana, hehehehe! Selain itu makanan ini adalah menu andalan dalam banyak situasi, dari situasi yang susah karena kondisi tertentu sampai seperti yang saya alami sekarang di rumah. Tepatnya sih kalau yang saya alami adalah siniasi, karena disini, bukan disitu ... gitu.

Seharian lebih banyak menjadi Kaum Rebahan, selain memang lagi menikmati hari pertama ditahun baru ini, setelah begadang semalam dan tentu saja memang pas sekali untuk bermalas-malasan. Padahal, punya keinginan ditahun baru ini mulai melakukan kegiatan positif seperti olahraga, makan sehat dan lainnya. Tapi apa daya, saya kalau dengan rayuan kasur dan bantal. Jadinya kami semua lebih memilih menikmati hari ini dengan tenang dirumah tanpa perlu melakukan banyak hal lain. Indah bukan? 

Oh, iya...selamat menikmati tahun baru. Apapun keadaannya dirumah, diluar rumah, dikantong, direkening, dikasur, dilantai...dimana saja, kuncinya adalah menikmati. Nikmati saja!