Thursday, May 25, 2017

Kalau Gini Gimana?

Segelas es kopi masih juga belum habis saat sebuah bus yang sudah tua penuh dengan pekerja hendak belok didepan tempat kita nongkrong. Dan tiba-tiba...duuuuaaaaaarrrr! Suara kencang keras memecah keramaian,  ban depan bus itu pecah alias meletus. Berhentilah mobil-mobil dibelakangnya sambil menunggu si bus ini dipinggirkan. Sementara para pekerja turun dan menunggu, saya pikir segera akan diganti bannya, ternyata bus ini nggak bawa ban serep alias dobelannya dan alat-alatnya. Tampak dari balik kaca si sopir menelepon seseorang meminta bantuan.

Es kopi sudah habis, soto si Mami juga ludes dan kami lanjut menuju tempat jemputan si Pumpkin. Tampak bergerombol orang menyaksikan si supir sendirian mengganti ban setelah akhirnya bantuan datang dan bus  penggantinya menjemput pekerja yang tertahan. Pernah mengalamikah demikian? Pas naik bus sih pernah, kalau selama ini naik motor belum sampai pecah ban. Kalau bocor dan harus ganti ban...sering! Biasanya kalau sudah terasa goyang bannya itu sudah tanda kurang angin dan harus cepat ditambah anginnya, kalau tepat bocorlah. Atau beberapa waktu lalu yang ternyata sudah halus bam belakang motornya, lapisannya sudah habis terkikis waktu dan perjalanan. 

Ada saat dimana kita memang tidak siap dengan "letusan" yang terjadi, tidak ada "ban serep" atau pun siap sebenarnya hanya menunda untuk "mengganti" sesuatu yang terjadi dalam hidup yang kita jalani. Bisa jadi karena letusan amarah atau masalah rumah tangga, bisa jadi ban serep tabungan kita habis, bisa jadi harus mengganti pekerjaan, kebiasaan atau kendaraan. Lalu apakah kita layak mengeluhkannya atau bersiap menanggungnya atau bisa juga diam dan mengamati saja?
Kalau memang harus meletus ya sudah buat saya sih ganti saja, kalau nggak bawa alatnya pinjam yang punya, kalau harus menunggu bantuan ya nikmatilah waktu menunggu hingga bantuan datang dan kalau sudah waktunya pasti selesai masalahnya. Seperti perkataan ini yang menguatkan saya, Yesaya 26:3 (BIMK)  "TUHAN, Engkau memberi damai dan sejahtera kepada orang yang teguh hatinya, sebab ia percaya kepada-Mu."

Monday, May 22, 2017

Cabe Deh...

"... ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam"
Pengkhotbah 3:2 (TB)

Pagi tadi sambil memeriksa tanaman yang ada di belakang rumah, saya memastikan akhirnya telah selesai masa bakti salah satu pohon cabe yang kami miliki. Salah satu pohon cabe rawit yang hampir setahun ini tadinya hampir mati saya pindah ke belakang rumah dan akhirnya tumbuh dan berbuah lebat. Saya sempat sedikit berbagi dengan hasil buahnya, bahkan di saat harga cabe naik sampai 120 ribu kami makan sambel sampai kepedesan karena bisa dapat cabe rawit hasil sendiri tanpa harus beli.


Harusnya saya sedih ya karena apa yang saya usahakan selama ini jadi hilang. Tapi ini hanya salah satunya saja, masih ada beberaoa pohon cabe yang lain. Yah, memang hasilnya akan sedikit berkurang secara keseluruhan. Memang ada sedikit sedihnya juga, hahahahaha...soalnya dari di pindah dulu yang hampir mati, disiramin tiap hari karena berharap yang baik dan hingga bisa berselfie di depan pohonnya. Tapi sekarang sudah kering dan layu. Seperti perasaan saya yang baper kemarin sabtu, karena jarang-jarang lagi ngemsi mimpin acara kok bisa-bisanya mewek. Ah...melow yellow mellow juga saya. Gara-gara ditayangkan mengingatkan berbagai momen yang hampir 4 tahun di jalani di sekolah dimana saya bekerja sekarang. Mengingat anak-anak murid itu Tumbuh besar dan cepat dan ... Ah sudahlah. Saya sedih saja sekolah ini harus berakhir.


Ya mungkin memang tidak sama nasibnya dengan pohon cabe saya, tapi waktunya kali yang hampir saya. Cabe saya sudah selesai masa hidupnya, sekolah saya sudah pasti ditutup. Dan artinya masa bakti saya disana berakhir. Paling tidak saya pernah membagikan buah yang berguna disana...semoga. Saya percaya jika ada pohon baru yang tumbuh dan siap berubah, demikian juga pekerjaan saya. Semua ada waktunya...

Tuesday, May 16, 2017

Musim (Yang Akan Datang) Baru

"Semoga setiap musim limpah dengan buah-buahan buah-buahan terbaik yang masak di pohon."
Ulangan 33:14 (BIMK)

Doa berkat dari Musa ini di sampaikan untuk suku Yusuf. Dan setiap suku mereka mendapatkan doa yang detail dengan berkat yang menyertai kehidupan setiap auku-suku itu.

Beberapa hari yang lalu saya menemukan pohon cabe di belakang rumah salah satunya mulai mengering dan bisa jadi sebentar lagi mati. Namun disaat yang sama, pohon cabe di depan dapur yang lama sekali tumbuhnya ternyata sudah mulai mengeluarkan buahnya. Buah pertama menyembul hijau menandakan harapan baru, hasil yang baru dan juga penyertaan yang selalu ada. Boleh jadi yang lama mati, namun penggantinya yang baru akan membawa sebuah nikmat yang baru dan rasa yang baru.

Saya akan menunggu sampai cabe di depan dapur ini memerah dan siap dipetik. Entah butuh berapa hari lagi yang jelas saya tetap harus setia menanti. Begitu juga mungkin yang sedang terjadi sekarang, entah kapan waktunya pasti akan Tiba nanti. Buah yang baru: pekerjaan, pemulihan keuangan, penyelesaian berbagai masalah yang kami hadapi sekarang. Ya, sepasti digantinya pohon lama dengan pohon baru, buah lama dengan buah baru demikian juga musim baru kehidupan pasti akan kami alami dan nikmati. 

Seperti perkataan ini, "ini semua akan berlalu juga!" Tapi berkat-Nya tetap!

Friday, May 12, 2017

Membebaskan!


Mazmur 68:6 (BIMK)  (68-7)
Allah memberi tempat tinggal kepada orang yang kesepian; _Ia membebaskan orang tahanan sehingga mereka bahagia._ Tetapi orang-orang yang melawan TUHAN harus tinggal di tanah yang gersang.

Tuhan menyampaikan pada saya:
Bahwa penyertaan Tuhan ada dalam setiap musim kehidupan

Mengapa Tuhan menyampaikan hal tersebut dan bagaimana saya menanggapinya:
Kalau saya mengalami himpitan kondisi dan keadaan yang tidak nyaman, saya percaya Tuhan ijinkan untuk memperbesar kapasitas saya dan belajar melihat, merasakan dan bergantung pada penyertaan Tuhan.
_Allah memberi tempat tinggal pada orang yang kesepian_
Janji ini sangat menguatkan bahwa Dia adalah tempat yang pas untuk berkeluh kesah dan memohon.
_Ia membebaskan orang tahanan sehingga bahagia_

Jaminan ini saya pikir yang bisa menyertai saya bahwa dalam "belenggu/penjara" apapun, kebahagiaan akan tetap bisa saya nikmati.

Mungkin Ahok juga bisa menikmatinya, badannya bisa dipenjara tapi jiwa/pikiran/rohnya punya kebebasan penuh dan juga kebahagiaan dalam Tuhan Yesus

Thursday, May 11, 2017

Pada Mas Montir Aku Belajar

Untuk bekerja dengan baik tidak hana sekedar skill dan pengetahuan yang baik, tetapi juga dedikasi, disiplin dan desire atau passion ( bahasane duwur...sok tinggi biar kayak tulisane motipator) hahahahaha!
Tapi tampaknya memang demikian yang saya dapatkan hari ini sewaktu saya sedang menyempatkan diri servis motor dibengkel yang baru pertama saya datangi. Servis standar injeksi motor, ganti oli mesin, ganti oli gardan, ganti ban depan, mindahin ban depan ke belakang, servis komstir setang karena terasa goyang kalau jalan. Lumayan di saat minggu terakhir sebelum gajian malah setoran ke bengkel. Lha kalau nggak di servis malah bisa nombok nanti ujung-ujungnya lebih bahaya.
Eniwei, saya menemukan catatan bagus di depan tempat saya membayar setelah selesai servis. Ada terpampang jadwal kerja harian plus nama-nama daftar hadir para montir, juga ada tanggal gajian mereka masing-masing. Dan yang paling saya kaget juga ada peraturan tertulis yang menurut saya jarang-jarang saya temukan di sebuah bengkel, seperti berikut ini tulisannya:
Telat 15menit denda 30.000
Telat 30menit tidak usah masuk
Tidak pakai seragam denda tambahan
Masing-masing libur 1 hari di hari yang berbeda dalam 1 minggu
Wow...
Sementara dikerjaan saya saja telat nggak papa yang penting ada pemberitahuan dan sekarang lebih banyak nggak ngasih tahu, toh...nggak dipotong gajinya. Enak kan? Coba jadi montir ini, habis sudah uang makan dan transport tiap hari. Mumet nggak kira-kira? Nggak pakai seragam? Lha udah ada hari bebas nggak pakai seragam, kerja cuma 5 hari dapat seragam 3 buah masih aja cari alasan karena seragamnya inilah itulah...whatever soever terserah dan nggak kena marah, yang penting rapi dan masih senada kan? Ya kan? Libur? Jelas sudah pasti wong kerjanya cuman dari Senin sampai Jumat saja, ada jadwal libur lainnya plus bisa nambah libur "bila perlu", uenaknyaaaaaaa....! Itu cuma sementara alias nggak akan lama. Iya nggak akan lama lagi bisa merasakan seperti sekarang. Jadi nikmati dan bersiap-siap saja kalau keadaan, situasi, kondisi, aturan dan bahkan denda akan dihadapi!
Kalau montir aja bisa, mosok saya nggak bisa? Wis...gitu aja!

Wednesday, May 3, 2017

Pak

Dia bukan bapak yang hebat, dia adalah bapak yang paling hebat, yang menghidupi hidupnya dengan sederhana dan apa adanya. Aku pernah kehilangan nafas di gendongannya. Aku pernah membuatnya menangis dan masih jarang menghadirkan kebahagiaan padanya. Aku mewarisi gaya panggungnya dan meneruskan pekerjaannya menjadi guru. Bapakku mewariskan kesukaannya pada buku, dia tidak mewariskan harta tapi kasih sayang dan pengorbanan pada keluarga dan anak-anaknya.
Maturnuwun pak, wilujeng ambal warsa. Tansah pinaringan kasarasan lan kaluberan ing berkah. Mugi kabegjan lan pangreksa saking Gusti tansah lumuntur ing gesang panjenengan.
"Dia tak mengatakan padaku bagaimana menjalani hidup; ia hidup, dan membiarkanku melihatnya melakukannya." Clarence Budington Kelland