Tuesday, April 1, 2014

Hati-hati, Ini Dampak Buruk Jika Anak Stres karena PR

Bukan hal yang aneh lagi ketika anak diberikan pekerjaan rumah (PR) dari sekolahnya, dan tidak sedikit pula anak yang 'tersiksa' karenanya. Lantas, apakah benar jika dikatakan bahwa sebenarnya PR adalah sesuatu yang dapat 'menyiksa' anak?

Seperti dikutip CNN, Sabtu (29/3/2014), sebuah penelitian terbaru yang dimuat di Journal of Experimental Education mengungkapkan bahwa beberapa pelajar mengerjakan tugas atau PR-nya selama lebih dari 3 jam setiap malam, dan itulah yang menyebabkan mengapa PR membuat anak-anak merasa begitu 'tersiksa'.

"Bagaimanapun, 3 jam itu hanyalah waktu rata-rata saja," ujar Denise Pope, seorang dosen senior di Stanford Graduate School of Education yang melakukan penelitian ini.

"Karena di dalam penemuan ini kami menemukan anak-anak yang melakukannya selama lebih dari itu, di mana kebanyakan mencapai 5 jam di beberapa kasus," imbuhnya.

Penelitian ini dilakukan pada lebih dari 4.300 pelajar dari 10 sekolah menengah atas publik dan private di bagian upper-middle-class California, Amerika Serikat. Para peneliti mencari hubungan diantara PR yang selalu diberikan sekolah dengan kecerdasan para murid.

Ternyata, hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini ini begitu mencengangkan. Riset menunjukkan bahwa PR yang selalu diberikan oleh sekolah dapat memberikan stres tingkat tinggi, masalah kesehatan secara fisik, dan kurangnya keseimbangan di dalam kehidupan anak-anak. Bagi 56 persen dari seluruh murid yang berpartisipasi dalam penelitian ini, PR adalah faktor stres utama mereka.

"Kami menemukan hubungan yang jelas diantara stres yang dirasakan para murid dan dampaknya secara fisik, seperti migrain, ulcers (lubang di dalam lambung), gangguan tidur, hingga penurunan berat badan," tutur Pope.

Harus diakui bahwa keberadaan PR tidak semata-mata diberikan oleh guru, melainkan juga oleh orang tua. Ada orang tua yang sangat ingin anaknya diberikan PR oleh sekolah, namun ada juga yang tidak terlalu menginginkannya. Bahkan tidak sedikit pula orang tua yang jika gurunya tidak memberikan PR, maka mereka akan membeli workbooks sendiri dan menjadikannya PR untuk anak-anaknya.

"Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kesehatan anak-anak mereka. Orang tua itu harus menjadi 'pengacara' dan 'cheerleader' untuk anak-anak mereka, bukan grader atau corrector," ujar Pope.

Namun, biar bagaimana pun memang tidak bisa menghilangkan keberadaan PR secara sepenuhnya. Lantas, berapa lama batasannya yang terbaik untuk mengerjakan PR? Pope mengungkapkan bahwa sebaiknya untuk pelajar tingkat SMA yaitu tidak lebih dari 2 jam, sedangkan untuk pelajar SMP tidak lebih dari 90 menit.

"Kalau untuk sekolah dasar, tidak ada korelasinya antara PR dan penghargaan akademik yang akan didapat murid-murid SD," tandasnya.


http://health.detik.com

No comments:

Post a Comment