Tuesday, November 13, 2012

JAWABAN ATAS DOA UNTUK SARAPAN


Suami Sophia, John Ironside, seorang pemenang jiwa yang gagah berani, menghabiskan usianya yang pendek untuk memberitakan Injil di jalan-jalan, di taman, di aula dan teater, di mana saja ia bisa. Tetapi pada usia dua puluh tujuh tahun, ia terjangkit tifoid dan tak lama kemudian ia meninggal, meninggalkan Sophia dengan dua anak lelaki yang masih kecil tanpa penghasilan.

Salah satu anak itu, Harry (belakangan menjadi pendeta Gereja Moody Memorial yang terkenal di dunia), mengamati ibunya dengan cermat. Suatu ketika, ia ingat ada tamudatang untuk ikut majan malam. Lemari makan Sophia nyaris kosong, tetapi ia membuat santapan dengan apa yang tersisa. Setelah tamy itu pergi, ia menemukan di bawah piring selembar uang sepuluh dollar - jumla yang besar dimasa itu. Dengan mata berlinang, ia bersyukur kepada Tuhan.

Beberapa waktu kemudian, lemari makan kembali kosong. Sophia mengumpulkan kedua anaknya ke meja untuk sarapan, tetapi piring mereka kosong, dan hanya ada air untuk di minum. Ia membacakan bagi mereka ayat Alkitab yang sangat berarti baginya, Yesaya 33:16,"Dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas batu; rotinya di sediakan, air minumnya terjamin."

Sambil menundukkan kepala di atas piring-piring kosong, ia berkata: "Anak-anak, kita akan mengucap," katany. Dengan memejamkan mata, ia berdoa,"Bapa, Engkau sudah berjanji dalam FirmanMu, 'Rotinya disediakan, air minumnya terjamin.' Kami mempunyai air, dan kami berterima kasih padaMu untuk itu. Dan kini, kami mempercayai Engkau untuk rotinya, atau untuk apa yang akan menggantikannya,"

Baru saja ia selesai berdoa, bel pintu berbunyi. Anak-anak berlari ke pintu dan menemukan seorang pria di sana. "Nyonya Ironside, " katanya,"saya merasa sangat tidak enak. Sudah berbulan-bulan kami berhutang untuk gaun yang anda buatkan bagi istri saya. Kami tidak punya uang untuk membayar anda. Tetapi kami baru saja panen kentang, dan kami berpikir apakah anda bersedia menerima satu atau dua gantang sebagai pembayaran hutang lama itu."

" Tentu saja dengan senang hati," jawab Sophia.

Dalam beberapa menit, kentang itu sudah mendesis di atas penggorengan, dan anak-anak mendapatkan jawaban atas doa untuk sarapan mereka.

sumber: Real Stories For The Soul

No comments:

Post a Comment