Tuesday, March 17, 2020

Tikus Mati


"Kadang masa lalu tak berbekas, kadang masa lalu menimbulkan bau seperti mayat tikus di sudut dapur. Semakin lama semakin menyengat." Jason Abdul

Dari hari Minggu tercium bau busuk seperti sesuatu yang mati dibelakang rumah, beberapa kali ketika angin bertiup kedalam rumah bau menyengat turut terbawa kedalam. Beberapa waktu lalu si Mami melihat sekelebatan ada tikus berlarian disekitar mesin cuci belakang rumah, bisa jadi tikus ini memakan racun dan kemudian mati dibelakang rumah kita.

Akhirnya, siang tadi mencoba mencarinya, dengan sebatang Kayu bekas dahan pohon mangga saya coba bongkar-bongkar bekas daun-daunan yang saya potong sabtu kemarin, nggak ada disana. Saya coba cari sambil membaui sana sini dan akhirnya tertuju pada mesin cuci bekas yang tertutup kain. Dan benar saja, saya ambrukkan mengeluarkan air didalamnya, dan sengaja bongkar bawahnya, ternyata banyak sekali daun-daun kering dan seonggok bangkai juga. Baunya? Haduuuuuh...sampai mau muntah berkali-kali saya. Dengan menggunakan linggis untuk menahan pecahan mesin cuci lalu saya keluarkan bangkainya dengan kayu. Setelah itu saya buat lubang saya kuburkan. Lega...iya lega banget, meskipun rasanya baunya nggak hilang-hilang sampai pusing kepala saya.

Eh tapi, ngomongin bangkai tikus ini nggak ngomongin masa lalu dan semua bau-baunya (bisa jadi ada yang busuk), meskipun saya ambil quote diatas jadi pembuka tulisannya. Ya semua punya masa lalu, entah baik entah buruk, entah berbekas atau tidak, entah berbau busuk atau wangi, semuanya sudah masa lalu. Seperti lagi dangdut yang langsung bisa didendangkan, "masa lalu...biarlah masa lalu...jangan pernah...." Gitu! Yang penting sudah dikubur dan nggak perlu diotopsi juga kan? Ya sudah, sekarang mending menatap masa depan dan jangan biarkan tikus mati membusuk di halaman kita.

No comments:

Post a Comment