Saturday, December 25, 2021

Ngopi di Bethlehem


"Silahkan Mas Yusuf dinikmati singkong rebusnya, maaf itu budhe  masih di dapur masak air buat kopinya. Gimana, rasanya sekarang jadi bapak?" Tanya Pakdhe tempat Yusuf dan Maria menginap malam itu. "Hmm, deg-deganlah Pakdhe, namanya juga pengalaman pertama, anak pertama dan spesial ini." Jawab Yusuf sembari menggigit singkong hangat di depannya, wajahnya masih terlihat lelah menunggu istrinya melahirkan, juga pegal kakinya belum tuntas diistirahatkan setelah perjalanan yang cukup lama dan jauh dari kampungnya sampai Bethlehem. Pandangannya melayang jauh, senyumnya tertahan melihat bayi dibungkus kain lampin dan ditaruh dipalungan itu. Masih teringat kata malaikat yang datang di mimpinya sembilan bulan yang lalu, "jangan takut...", Ah rasanya dunia sedang berubah dengan cepat. 

Tepukan dipundaknya menyadarkan lamunan, "Mas, ini kopinya ya, kalau mau ditambah gula ambil sendiri disini, maaf tadi budhe agak lama bikin airnya." "Oh, iya budhe nggak papa, sekalian mau ngerepotin boleh nggak dibikinin teh anget manis buat istri saya?" "Tenang mas Yusuf, sudah kok saya bikin buat mbak Maria ya, monggo dinikmati lagi singkongnya nggih?" Kemudian budhe berlalu dari hadapan Yusuf, keceriaannya memberi semangat tersendiri di malam dingin itu. Seruputan kopi ala budhe di Bethlehem malam itu menemani Yusuf mengencangkan tali iman percayanya, berdiri dan menghampiri istrinya, mengelus rambutnya dan memandang bayi dalam palungan itu, dia berkata kepada Maria, "kita bisa ya bu, kita bisa!" Dirapikan selimut usang yang dibawanya dari Nazaret menutupi tubuh Maria. 

Masih ada sedikit sisa kopi yang belum habis, Yusuf ambil kembali mengambil cangkirnya dan menyeruput, dalam hati dia berkata, "aku bakoh, malang-malang putung, rawe-rawe rantas!" Lalu menyelonjorkan kakinya dan kantuk mulai menghampiri. Hari ini dia menjadi bapak!


No comments:

Post a Comment