Monday, January 6, 2014

LIMA MENIT LAGI.

Seorang ibu duduk di samping seorang pria di bangku dekat taman bermain di Westcoast Park, pada suatu minggu pagi yang cerah.

“Itu anakku,” kata si ibu sambil menunjuk seorang anak kecil dengan t-shirt merah yang sedang bermain perosotan. Mata ibu itu berbinar bangga.
“Wah, hebat sekali,” Kata Bapak di sebelahnya. “Lihat anak berkaos biru yang sedang main ayunan? Itu putra saya.” Si pria memperkenalkan.
Lalu sambil melihat arloji, ia berseru memanggil anaknya,”Ayo Jack, bagaimana kalau sekarang kita pulang.”

Jack, anak kecil itu setengah memelas berkata,”Kalau lima menit lagi boleh ya, Pa. Sebentar saja, hanya tambah lima menit kok.” Pria itu mengangguk dan Jack meneruskan main ayunan untuk memuaskan hatinya. Setelah lewat lima menit, sang ayah berdiri dan memanggil anaknya lagi,”Ayo nak, sudah lima menit bahkan sudah lebih, sudah waktunya kita pulang.”

Lagi-lagi Jack memohon,”Lima menit lagi ya, Pa. Tambah lima menit lagi, boleh kan?” pintanya sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Pria itu sambil tersenyum menjawab,”Baiklah, silahkan.”
“Wah, bapak pasti seorang yang sabar,” kata ibu yang di sebelahnya yang melihat adegan itu tersenyum karena sikap laki-laki itu.

“Putraku yang lebih tua, John, tahun lalu terbunuh selagi bersepeda di dekat sini oleh sopir yang mabuk. Tahu tidak, aku tak pernah memberikan cukup waktu untuk John. Sekarang apapun yang bisa kuberikan pada Jack, asalkan aku bisa bersamanya sekalipun hanya untuk lima menit lagi dan lima menit lagi. Saya bernazar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama terhadap Jack, seperti pada anak tertuaku. Ia pikir dapat lima menit tambahan waktu untuk bermain, padahal sebenarnya sayalah yang mendapat tambahan waktu untuk bersama dia, memandangi ia bermain, menikmati tawa bahagianya.”

Mari belajar berhikmat dari kisah ini. Hidup adalah masalah membuat prioritas. Prioritas apa yang anda miliki saat ini. Berikanlah kepada orang yang anda kasihi, lima menit saja dari waktumu dan engkau tidak akan menyesal selamanya. Hidup ini berarti dan bisa dibuat menjadi lebih berarti. Waktu terbatas, 24 jam, sama bagi semua orang. Kita investasikan kemana waktu ini? Investasikanlah kepada orang-orang yang bisa membalas atau punya peluang lebih banyak membalas, kepada orang-orang yang ada keterikatan lebih dekat, dan itulah keluarga, istri, suami dan anak-anak.

Kita bisa saja menginvestasikan waktu kita untuk hobi, pekerjaan, tapi hobi, pekerjaan, barang tidak bisa membalas cinta dengan cinta. Tetapi keluarga, anak, istri, suami bisa membalas cinta dengan cinta. Karena itu berikan waktumu untuk orang-orang yang kau kasihi. Berikan waktumu untuk orang-orang terdekatmu. Berikan waktumu untuk anggota tim suksesmu. Berikan waktumu untuk orang-orang yang engkau hargai, engkau cintai, engkau miliki. Saya percaya itulah cara membangun keluarga yang bahagia, kokoh dan sejahtera.

Kita tak pernah merasakan betapa berharganya waktu bersama orang-orang yang kita kasihi, sampai kita sadar mereka telah meninggalkan kita, dan kita belum memberikan banyak waktu bagi mereka.
 sumber : INSPIRASI MENDIDIK ANAK

No comments:

Post a Comment