Wednesday, September 5, 2012

RINDU












Teriakannya meranung-raung keras, melenging dan panjang. Membisingkan telinga, padahal hari sudah malam. Bukannya semakin lama dia kelelahan dan berhenti, justru semakin menjadi-jadi dan seakan suara tangisnya punya kekuatan yang tidak pernah habis. Bukan, dia buka bayi, bukan pula seorang manusia...dia adalah anak kucing yang ditinggalkan oleh induknya. 

Malam itu cukup bising, karena tangisan anak kucing ini ada di depan rumah dan membuat kantuk saya jadi tertahan. Tapi, seandainya membayangkan menjadi anak kucing itu, kira-kira seperti apa perasaanya ya? Mencari induknya yang pergi entah kemana, berteriak, menangis tanpa kabar, atau mungkin lapar dan tak tahu harus makan apa. Atau mungkin juga rindu ingin dipeluk dan mendapatkan kehangatan kasih sayang dari induknya.

Yesaya 26:9 mengatakan,”Dengan segenap jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi; sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar.”

Seberapa rindu kita untuk bertemu dengan Tuhan?

No comments:

Post a Comment