Ayah punya peran sama pentingnya seperti ibu dalam pengasuhan anak.
Ketiadaan ayah, baik secara fisik dan psikologis, akan berdampak pada
tumbuh kembang anak. Karenanya penting bagi ayah untuk menyadari bahwa
ia juga punya tugas pengasuhan yang tak bisa ditinggalkan.
Ayah, dalam menjalankan tugas pengasuhannya, perlu memiliki keterampilan keayahan (fathering skill)
agar bisa mendidik dan mengasuh anak dengan maksimal. Untuk menjadi
ayah berkualitas, pastikan pengasuhan ayah bermakna dan menyeluruh.
Seperti
apa ayah yang berkualitas? Irwan Rinaldi, pendiri komunitas Sahabat
Ayah menyebutkan beberapa kriterianya. Kualitas ayah dalam mengasuh dan
mendidik anak tercermin dalam kemampuannya menjadi teladan, pengarah,
pendidik, pemberi nasihat, menjadi tempat mengadu, juga menjadi
penggembala.
Untuk bisa memiliki kualitas ini, ayah perlu membuka
telinganya lebar-lebar mendengarkan anak. Irwan juga menyarankan,
sebaiknya hindari berceramah di depan anak, berdirilah di samping anak,
berikan anak pilihan, tanggung jawab dan kepercayaan.
"Anak
terutama usia 0-10 mencontoh apa yang dilakukan orangtuanya termasuk
ayah. Anak usia ini juga mencontoh keberanian dari ayahnya. Anak-anak
juga butuh mengadu pada ayah. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan,
dari 100.000 anak, 70,000 di antaranya mengadu kepada ayah. Sayangnya,
tak semua ayah menyalakan radar pengasuhannya," ungkap Irwan dalam talkshow bertema "Pentingnya Waktu Berkalitas Bersama Ayah" di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Yang
juga penting, ayah perlu menjalankan perannya sebagai penggembala.
"Ayah butuh mengarahkan anak, namun pastikan arahan sejalan dengan ibu,"
ungkapnya.
http://female.kompas.com
No comments:
Post a Comment