Ayah punya peran penting dalam pengasuhan anak, terutama bagi anak-anak
di usia pertumbuhan 0-15 tahun. Kehadiran ayah, secara fisik dan psikis
dibutuhkan anak-anak dalam masa penting ini.
Sayangnya, keterampilan keayahan (fathering skill)
masih sangat terbatas karena beragam faktor. Baik karena minimnya
kesadaran ayah tentang peranannya dalam pengasuhan, hingga terbatasnya
akses mendapatkan informasi pengasuhan lantaran urusan pengasuhan anak
lebih banyak menyasar kaum ibu ketimbang ayah.
Menyadari bahwa
ayah juga butuh akses pengetahuan pengasuhan juga ruang berbagi
pengalaman seputar perannya dalam keluarga, Mothercare bekerja sama
dengan Sahabat Ayah mengadakan talkshow bertema "Pentingnya
Waktu Berkalitas Bersama Ayah". Kegiatan yang berlangsung di Doodles
Miniapolis Plaza Indonesia ini menghadirkan pendiri Sahabat Ayah, Irwan
Rinaldi, selaku pembicara. Pelanggan juga pengunjung Mothercare yang
berbelanja minimal Rp 200.000 berkesempatan mengikuti talkshow untuk menggali pengetahuan mengenai keayahan dari Sahabat Ayah.
Dalam
paparannya, Irwan menekankan pentingnya kehadiran ayah secara
psikologis bagi anak-anak. Irwan pun membagi kiat untuk para ayah, agar
selalu bisa meluangkan waktu dan perhatian untuk anak-anak, kapan dan
di mana saja. Bahkan di tengah kesibukan ayah mencari nafkah, pengasuhan
tak bisa ditinggalkan.
Pengasuhan anak membutuhkan peran ayah
dan ibu yang setara. Karena anak membutuhkan keteladanan dari ayah dan
ibunya secara seimbang. "Sesibuk apa pun ayah jangan lewatkan waktu
penting untuk anak yakni saat bangun pagi dan sebelum tidur. Golden moment akan datang setiap detik. Momen fathering juga akan datang kapan saja, tergantung apakah ayah cukup peka terhadapnya," Irwan memaparkan saat talkshow berlangsung Sabtu (23/2/2013).
Pada kesempatan yang sama, Yully Purwanti Nugroho, humas Sahabat Ayah
berharap kegiatan sosialisasi isu keayahan yang mencakup kegiatan
berbagi keterampilan keayahan ini, lebih banyak melibatkan dan
mendapatkan perhatian kaum ayah. Pasalnya, isu keayahan ini belum
banyak yang memerhatikan, terutama dari kalangan pria lantaran masih
kuatnya paradigma mengenai peran ayah hanya sebagai pencari nafkah
semata. Juga mindset ayah yang masih perlu diubah.
"Isu keayahan bukan isu seksi, tidak ada yang memerhatikan. Kuatnya mindset ayah sebagai pencari nafkah juga perlu diubah. Belum lagi motherhood
masih sangat kuat di Asia. Anak berayah ada, berayah tiada. Punya ayah
secara fisik namun tidak berayah secara psikologis," ungkapnya kepada Kompas Female seusai acara.
http://female.kompas.com
No comments:
Post a Comment