Kelahiran bayi dalam sebuah keluarga menjadi anugerah. Peran ayah tak
kalah penting dengan ibu dalam merawat dan mengasuhnya. Apalagi pada
enam minggu pertama sejak kelahiran, saat bayi sangat membutuhkan
bantuan dan perhatian ayah-ibunya.
Butuh kesabaran dan kerja
keras dengan ketulusan dan suka cita untuk menjalani masa tak terlupakan
ini, tentu saja dengan kondisi Anda dan suami memutuskan mengurus
sendiri tanpa bantuan pengasuh bayi. Sudahkah suami Anda berperan besar
membantu Anda mengurus bayi? Berikut tanda-tandanya:
Bangun di malam hari dan tidur lelap di sela waktu
Waktu
tidur Anda dan suami berubah drastis saat mengalami masa menjadi
orangtua untuk pertama kalinya. Bayi yang terbangun di malam hari, entah
perlu berganti popok atau lapar dan haus, membuat Anda dan suami
berganti peran mengurusnya. Jika suami menjalankan peran ini,
beruntunglah Anda sebagai ibu dan istri. Dan maklumi saja jika, di siang
hari atau saat ada waktunya di hari libur, suami memanfatkan waktu
untuk tidur, bergantian dengan Anda tentunya. Baik Anda dan suami memang
harus membiasakan diri untuk memanfaatkan kesempatan untuk tidur.
Menjadi egois
Menempatkan
kebutuhan bayi sebagai prioritas utama adalah fokus Anda dan suami pada
masa ini. Suami yang memainkan perannya sebagai ayah, akan dengan mudah
mengatakan "tidak" kepada teman atau relasi yang mengajaknya
berkegiatan saat energi sudah terkuras. Dia akan lebih memilih bersama
Anda dan buah hati.
Siap sedia berurusan dengan popok
Bayi
bergantung pada orangtuanya untuk makan, minum, mandi, berganti
pakaian, dan berganti popok. Suami perlu terlibat memainkan perannya,
dan harus siap berurusan dengan semua kebutuhan buah hati. Karena urusan
ini juga menjadi tanggungjawab sebagai ayah, yang mendukung ibu paska
melahirkan.
Filter informasi
Sebagai orangtua
baru, Anda akan banyak menerima masukan dari teman dan keluarga. Maksud
mereka tentu saja baik, berbagi pengalaman. Namun setiap keluarga
memiliki karakter dan kebutuhan berbeda, termasuk seberapa besar peran
ayah. Coba kenali peran suami, apakah dia rajin mencari informasi, atau
bahkan mencari referensi bacaan untuk menjadi ayah? Jika iya, ajak juga
diskusi karena semua informasi yang didapatkan perlu disaring sesuai
kondisi keluarga Anda di rumah.
Tak lagi gengsi
Bayi
Anda akan membutuhkan waktu bersama ibunya, untuk menyusui atau
lainnya. Jika persediaan popok habis, suami yang belajar berperan
sebagai ayah takkan sungkan mengambil peran. Misalnya berbelanja
kebutuhan bayi di supermarket. Antre di kasir dengan tumpukan popok
bukan hal yang membuatnya malu, justru bangga berperan sebagai ayah dari
buah hatinya.
Menjalani peran tanpa beban
Suami
tak terlalu menganggap serius, apalagi menjadikan peran ayah sebagai
beban. Ini pertanda baik. Dia menyelipkan suka cita dan humor di dalam
perannya sebagai ayah. Artinya suami menyenangi perannya, dan sepenuh
hati menjalankan tanpa beban atau paksaan. Peran seperti inilah yang
dibutuhkan, karena bagaimanapun peran lengkap dari ayah dan ibu di masa
awal pertumbuhan anak akan mempengaruhi bagaimana buah hati bertumbuh
nantinya. Suami menikmati peran sebagai orangtua muda, mengurus semua
kebutuhan bayi bersama. Anda dan suami akan merindukan masa ini ketika
anak sudah dewasa nantinya, saat mereka mandiri dan tak lagi bergantung
kepada orangtuanya.
sumber: http://female.kompas.com
No comments:
Post a Comment