Saat ini banyak terjadi kekosongan peran ayah dalam pendidikan anak.
Padahal, tumbuh kembang anak adalah tanggung jawab orangtua, yaitu ayah
dan ibu.
Hal itu dikemukakan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Linda Amalia Sari dalam sambutan pada penobatan Duta
Dancow Parenting Center 2012, di Jakarta, Kamis (31/1/2013) lalu.
Menurut
Linda, di masyarakat masih berkembang pandangan bahwa pengasuh anak
adalah ibu. ”Salah satu penyebab adalah budaya patriarkat,” katanya.
Padahal,
usia 0-8 tahun merupakan usia penting bagi anak untuk mendapatkan
teladan. ”Anak perlu figur ayah dan ibu sebagai tokoh idola,” ujar
Linda.
Hal senada dikatakan dokter spesialis gizi medik,
Saptawati Bardosono. Menurut dia, peran ayah tidak kalah penting dari
ibu. Ibu berperan mengandung dan melahirkan. Peran ayah memberikan
perlindungan bagi ibu. ”Rasa nyaman dan aman dari ayah sangat
berpengaruh terhadap perkembangan janin,” katanya.
Linda
menekankan pentingnya menjaga status gizi dan kesehatan ibu pada
kehamilan, melahirkan, dan menyusui. Hal itu berpengaruh terhadap
perkembangan mental, fisik, dan kecerdasan anak. Periode 1.000 hari
pertama perkembangan anak merupakan periode sensitif. ”Jika terjadi
kurang gizi, akibatnya tak dapat dikoreksi,” ujarnya.
Status gizi
dapat ditingkatkan dengan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama
enam bulan. Selanjutnya, pemberian ASI bersama makanan tambahan sampai
anak berusia dua tahun. Sayuran, buah-buahan, ikan, dan produk kedelai
mendukung terjaganya kecukupan gizi anak.
Linda mengingatkan
pentingnya sarapan sehat. Pekan Sarapan Nasional telah dideklarasikan
Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia,
Persatuan Ahli Gizi Indonesia, Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia,
dan Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia, awal Januari lalu.
sumber; Kompas.com
No comments:
Post a Comment