Menjadi orang tua adalah peran yang penuh kebahagiaan, tapi penuh
tanggung jawab. Peran yang tidak mudah ini juga sering kali berhadapan
dengan kondisi yang dilematis. Apakah kita ingin menjadi orangtua yang
otoriter atau permisif? Karena sebenarnya untuk membentuk karakter anak
diperlukan keseimbangan ketegasan, disiplin, rendah hati, dan
berpikiran positif. Semua ini bisa diwujudkan dengan komunikasi yang
terbuka antara anak dengan orang tua.
Kadang-kadang, komunikasi
antara ayah dengan anak perempuan memiliki friksi tersendiri. Padahal
ayah adalah karakter pria pertama yang dikenali anak perempuan.
Bagaimana nantinya anak perempuan mendefinisikan pria, pembelajaran
pertamanya didapat dari ayah. Pola interaksi yang terjadi antara ayah
dengan anak perempuan ini akan membentuk anak perempuan kita menjadi
perempuan yang percaya diri, berkarakter, dan berani membuat pilihan
terutama ketika tiba waktunya memilih pasangan hidup.
Meski tak
ada rumus baku untuk menciptakan hubungan ayah dengan anak perempuan
yang harmonis, karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda,
simak bahasa cinta yang bisa membuat anak perempuan kita memiliki
karakter yang lebih matang.
1. Perlakukan anak perempuan kita sesuai dengan usianya,
karena tak selamanya dia menjadi putri kecil kesayangan. Jika kita
terus menganggapnya seperti anak kecil atau putri kecil, maka dia tidak
akan pernah benar-benar menjadi pribadi yang matang. Biarkan anak
perempuan kita tumbuh sesuai umurnya dan menghadapi segala tanggung
jawab yang memang sudah harus diterima. Dengan demikian dia akan merasa
dihargai dan menghargai dirinya sendiri.
2. Berbicaralah dengan terbuka,
jangan hanya mendengarkan tapi cobalah mengerti apa yang diinginkannya.
Jangan bicara dengan nada memerintah, karena bukan itu satu-satunya
cara membuat kita berwibawa. Lagipula gaya bicara yang keras atau dengan
nada memerintah tidak akan membuat anak menyimpan pesan yang kita
sampaikan dalam waktu lama, serta membuatnya tidak percaya diri.
Sampaikan pendapat dengan tenang dan ajak mereka masuk dalam penjelasan
rasional yang kita berikan. Sehingga mereka tidak merasa dihambat atau
dilarang.
3. Biarkan anak perempuan kita menjadi pribadi yang mandiri.
Pribadi yang memutuskan sesuatu berdasarkan kesadaran diri bukan karena
impulsivitas semata. Ayah boleh saja memberikan opini, tapi bukan
berarti memaksa anak agar mengikuti keinginannya. Karena tanpa disadari,
ketika anak berani memilih maka dia akan berani bertanggung jawab atas
pilihannya.
4. Ayah perlu menunjukkan bahwa ia selalu menghormati perempuan.
Caranya, dengan memperlakukan isteri, ibu, atau saudara perempuannya
dengan hormat. Dengan begitu anak perempuan kita akan memilih pendamping
yang memang menghargai perempuan, tidak sekadar cinta buta.
5. Jangan segan untuk mengekspresikan cinta pada anak perempuan.
Merasakan cinta yang tulus dari ayah, akan membuat anak perempuan
merasa aman dan percaya pada kita sebagai orangtua serta teman. Ini yang
kemudian secara alami membentuk interaksi yang hangat antara ayah dan
anak perempuan.
6. Ajari anak perempuan kita akan prinsip diri.
Kita tidak akan bisa 24 jam penuh mendampingi anak perempuan kita, maka
bekali mereka dengan prinsip diri yang kuat. Dengan begitu, mereka
tidak akan mudah diperdaya oleh iming-iming teman-temannya. Anak
perempuan kita pun semakin menjadi perempuan yang matang dengan prinsip
hidup yang kuat.
Di saat anak kita memiliki konsep dan interaksi
hubungan yang baik dengan ayahnya, ini akan ditularkan pada anak-anaknya
kelak. Inilah warisan yang akan selalu berharga sepanjang generasi.
sumber: Kompas.com
No comments:
Post a Comment