Anak-anak tak hanya butuh ibunya untuk bisa tumbuh dan berkembang.
Keterlibatan ayah juga sangat dibutuhkan untuk membantu perkembangan
anak, terutama kemampuan logikanya. Sayangnya, ada satu masalah yang
sering dihadapi para ibu, yaitu kesulitan membujuk para ayah untuk lebih
aktif terlibat dalam setiap kegiatan pengasuhan anak. Alasan yang
paling sering diungkapkan para ayah adalah lelah, atau bahwa mengasuh
anak adalah tugas ibu.
Menurut psikolog anak dan keluarga Anna
Surti Ariani, Psi, sebagian besar alasan ini sebenarnya digunakan para
ayah sebagai senjata pamungkas untuk menghindari keterlibatan dalam
mengasuh anak. Selain itu,"Alasan utama para ayah kurang terlibat
dalam pengasuhan anak adalah karena tidak adanya dukungan dan bantuan
dari istri," ungkap Anna dalam acara Wall's Cool Weekend Selection di
Birdcage Cafe, Kebayoran Baru, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Anna, ada dua tipe istri yang membuat ayah enggan terlibat atau sebaliknya, bersedia aktif dalam pengasuhan anak:
1. Tipe penghambat
Perempuan
memiliki banyak waktu untuk belajar tentang cara-cara pengasuhan anak
yang tepat dari banyak orang, seperti keluarga atau komunitas para ibu.
Sedangkan, pria hanya belajar untuk mengasuh anak dari sang istri,
sehingga mereka sebenarnya sangat membutuhkan dukungan dari istri untuk
bisa menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya.
Tanpa disadari, hal
ini membuat ibu bisa menjadi faktor penghambat terbesar kedekatan ayah
dan anak. "Ibu-ibu ini justru tidak mendukung suaminya untuk kegiatan parenting ini, bahkan untuk hal yang kecil sekalipun, misalnya mengganti popok," tukasnya.
Hal
ini bermula dari rasa gemas ketika melihat suami selalu salah
memakaikan popok pada anak. Akhirnya, Anda mengambil alih tugas
tersebut. Saat mengambil alih pekerjaan tersebut, tanpa disadari Anda
juga sering marah, ngomel, mengkritik, atau protes mengenai cara suami
mendidik anak. Anna mengungkapkan, hal ini membuat para pria merasa
diremehkan kemampuannya, serta dianggap tak becus melakukan apapun.
"Pria
punya gengsi yang tinggi, dan ketika mereka dimarahi karena hal ini,
mereka merasa kemaskulinan mereka tercoreng sehingga akhirnya mereka pun
cenderung malas untuk melakukannya lagi, walaupun mereka sangat ingin,"
bebernya.
Untuk mencegah para ayah menjadi "kapok" mengasuh anak,
cobalah untuk lebih bersabar dalam melibatkan mereka dalam aktivitas
ini. Jangan mudah menyerah dan tak perlu marah-marah. Katakan saja apa
yang harus mereka lakukan.
2. Tipe pendukung
Istri
yang punya sifat pendukung merupakan tipe istri dan ibu yang sangat
diidamkan. Kedekatan ayah dan anak bisa terjalin dengan baik atas
dukungan dari istri. Ada banyak cara yang bisa dilakukan ibu untuk
membantu ayah dekat dengan anaknya, salah satunya dengan mendorong anak
untuk beraktivitas di dekat ayahnya. Selain itu, ayah pun sering diajak
dalam setiap aktivitas yang dilakukan sehingga mereka merasa terlibat di
dalamnya.
"Ciptakan situasi dimana peran sang ayah sangat dibutuhkan dalam setiap aktivitas, sehingga mereka merasa dihargai," saran Anna.
Cara
lainnya adalah dengan membuat situasi dimana ayah harus bisa menjaga
dan menemani anak selagi Anda ke toilet atau pergi ke warung. "Setelah
ayah berhasil bermain dan menjaga anak dengan baik, sekalipun ada hal
yang salah jangan langsung dikritik. Sebaliknya, beri pujian dan ucapan
terima kasih karena sudah mau membantu Anda menjaga anak," sarannya.
Hal
ini akan membuat pria merasa kerja kerasnya dihargai dan selalu
dibutuhkan, sehingga mereka lebih mau terlibat secara aktif dalam
mendidik anak.
sumber:Kompas.com
No comments:
Post a Comment