Bagi Anda yang memiliki anak berusia 3-5 tahun, pernahkah merasa si
kecil membuat kesabaran Anda habis? Anda tidak sendiri. Menurut pakar
pendidikan anak, anak-anak berusia pra sekolah memang sedang dalam tahap
bermain-main dengan kemampuannya yang di satu sisi sudah bisa mandiri,
namun di sisi lain tetap butuh perhatian dan cinta.
"Usia ini
adalah usia paling aktif dan membuat frustasi untuk orangtua," ujar
Michele Borba, EdD, penulis buku 'The Big Book of Parenting Solutions'.
Di
masa usia anak paling aktif dan membuat frustasi ini, tidak sedikit
orangtua yang justru melakukan kesalahan. Kesalahan-kesalahan berikut
ini justru membuat orangtua makin pusing dan anak tidak terkontrol.
Berikut ini lima kesalahan umum orangtua saat membesarkan anak usia 3-5
tahun seperti dipaparkan WebMD:
Kesalahan 1: Tidak Konsisten
Perintah
dan rutinitas membuat si kecil merasa memiliki tempat perlindungan dari
dunia yang mereka lihat tidak dapat diprediksi," ujar Spesialis
Perkembangan Anak, Claire Lerner, seperti dikutip WebMD. "Saat ada
sesuatu yang sudah bisa diprediksi dan dilakukan dengan rutin, ini
membuat anak merasa lebih nyaman dan aman. Mereka pun jadi lebih
bersikap manis dan tenang karena tahu apa yang akan terjadi," tambahnya.
Solusi:
Sebisa mungkin, usahakan lakukan segala sesuatunya sesuai rutinitas
yang sudah dibuat. Melakukan hal itu secara konsisten memang sulit,
apalagi jika dalam mengasuh anak Anda dibantu oleh orang lain
(babysitter atau orangtua). Namun minta semua orang untuk ikut berperan
serta dalam membuat rutinitas ini.
"Jangan sampai anak
mendapatkan pesan berbeda," ujar dokter anak Tanya Remer Altman, penulis
'Mommy Calls: Dr Tanya Aswers Parents' Top 101 Questions about Babies
and Toddlers.
Kesalahan 2: Terlalu Banyak Membantu Anak
Beberapa
orangtua akan langsung membantu balita mereka saat si kecil tidak bisa
melakukan sesuatu. Sebelum melakukannya, Anda harus paham bahwa dengan
menolong anak misalnya memakai sandal atau memasang puzzle saat bermain,
bisa membuat anak berpikir dia tidak bisa melakukannya sendiri atau
dengan kata lain anak tidak kompeten.
"Orangtua yang terlalu
sering membantu anak melakukan sesuatu, mereka menyabotase kemampuan
anak untuk percaya pada dirinya," ujar Betsy Brown Braun, penulis
'You're Not the Boss of Me'.
Solusi: "Orangtua harus mengajarkan
anak untuk berusaha sendiri," jelas Braun. Saat melakukannya, Anda tentu
saja boleh memberinya semangat. "Jadilah cheerleader untuknya. Anda
bisa mengatakan, ayo nak kamu bisa," tambah Brown.
Kesalahan 3: Fokus Pada Hal Negatif
Orangtua
akan mudah terpancing emosinya ketika melihat anak melakukan hal-hal
negatif dan tidak terlalu peduli atau bahkan ingat akan hal positif yang
dilakukan anak. "Orangtua fokus pada apa yang tidak ingin anak mereka
lakukan. Mereka akan mengatakan, 'jangan memukul', 'jangan melempar',
'jangan pipis di celana'," jelas Altman.
Solusi: Mulailah
memperhatikan hal-hal positif yang anak lakukan dan berikan mereka
hadiah jika berperilaku baik. Hadiah tersebut tidak harus berupa barang.
Cukup dengan pujian atau memberikan mereka pelukan dan cium. "Hal-hal
itu bisa berhasil untuk anak-anak usia pra sekolah," tutur Altman.
Altman
pun mencontohkan bentuk pujian apa yang bisa Anda ucapkan pada anak.
"Aku senang melihat kamu bisa berteman dengan anak-anak di taman
bermain". "Aku senang kamu bilang terimakasih saat nenek membantumu
mengambil mainan."
Kesalahan 4: Terlalu Banyak Bicara
Bicara
pada balita bisa jadi salah satu cara untuk membuatnya menurut dan
memahami sesuatu. Namun cara itu tidak tepat dilakukan saat mereka marah
atau menunjukkan sikap memberontak.
"Bicara akhirnya bisa
membuat pola bicara-merajuk-berdebat-berteriak-memukul," ujar Thomas W.
Phelan, Ph.D. "Balita bukan orang dewasa. Mereka tidak bisa berpikir
logis dan mereka tidak bisa mengasimilasi apa yang Anda katakan
padanya," jelas penulis buku '1-2-3 Magic: Effective Discipline for
Children 2-12' itu.
Solusi: Phelan menyarankan, saat Anda meminta
anak melakukan sesuatu, jangan mendiskusikannya atau membuat kontak
mata. Kalau anak tidak mau mematuhinya, berikan peringatan atau hitung
sampai tiga. Jika anak masih menolak, berikan time-out atau segera
berikan 'hukuman', tanpa Anda harus menjelaskan.
Kesalahan 5: Lupa Mengajak Bermain
Banyak
orangtua yang merasa perlu untuk membanjiri anak mereka dengan
program-program pendidikan. Padahal belum tentu cara itu disukai anak.
Hal yang justru membuat anak berkembang di usia 3-5 tahun adalah
bermain, begitulah menurut psikolog dan penulis 'Playful Parenting',
Lawrence J. Cohen, PhD.
"Dengan bermain otak anak berkembang
sangat baik. Saat bermain anak akan secara natural membiarkan diri
mereka mendapatkan tantangan, tidak terlalu gampang atau terlalu berat,"
jelasnya.
Solusi: Biarkan anak punya waktu bermain yang cukup.
Anak-anak usia pra sekolah mendefinisikan bermain sebagai melakukan apa
yang mereka memang ingin lakukan.
"Anak-anak pra sekolah suka
melakukan tugas rumah tangga, tapi itu mereka anggap bermain, bukan
tugas mereka. Mereka memilih melakukannya karena mereka senang melakukan
hal itu," ujar Cohen.
sumber: http://wolipop.detik.com
No comments:
Post a Comment