Salah satu hal yang paling susah dilakukan para orangtua adalah
memisahkan anak dari mainan dan juga mengurangi waktu bermainnya. Semua
ini dilakukan karena aktivitas ini dianggap buang-buang waktu dan tak
bermanfaat oleh orangtua.
Ironisnya, kegiatan bermain kini
semakin kehilangan pamor, dianggap ketinggalan jaman dan tidak berguna.
Penelitian yang dikemukakan oleh Golinkoff, Hirsh-Pasek, Singer, pada
tahun 2006 menunjukkan waktu bermain anak-anak kini sudah semakin
berkurang. Di tahun 1981, waktu bermain anak-anak berkurang 40 persen.
Dan di tahun 1997, waktu bermain anak-anak berkurang lagi menjadi 25
persen.
"Kalau
dihitung-hitung, kegiatan belajar anak-anak SD sekarang ini bisa
berlangsung lebih dari delapan jam sehari. Selama sekian jam lamanya
mereka terkungkung di dalam ruang kelas, istirahat di sekolah hanya 2
kali 15 menit per hari. Seusai sekolah, mereka harus mengikuti les
tambahan pelajaran, atau les lainnya yang kadang bukan menjadi minat
mereka. Jadi, tidak heran kalau anak-anak ini stres, jenuh belajar, dan
tidak bersemangat belajar, dan prestasi akademis melorot," kata Mayke S
Tedjasaputra, Play Therapist.
Setiap orang, termasuk Anda dan
anak-anak pasti punya batas kemampuan untuk bisa belajar dan bekerja.
Anda saja bisa bosan dan capek kalau terus-terusan bekerja. Suatu saat
Anda juga pasti ingin bersantai dari rutinitas, apalagi anak-anak yang
dunianya penuh dengan mainan? Agar hidup lebih bahagia dan sehat, semua
orang membutuhkan keseimbangan hidup, antara kegiatan belajar dan
rekreasi (bermain).
Itu saja manfaat bermain? Jangan dulu beranggapan kalau bermain cuma sekadar bagian dari proses refresing
saja. Lewat bermain, anak-anak juga bisa mendapat banyak "pelajaran"
yang bermanfaat untuk kehidupan mereka nantinya. Bermain menimbulkan
rasa senang dan menjadi sarana anak-anak untuk mengembangkan diri secara
optimal.
1. Aspek fisik-motorik
Lewat
bermain, energi anak akan lebih tersalurkan, dan pertumbuhan otot
tubuh, tulang, gerakan motorik kasar dan motorik halus dapat berkembang
lebih baik.
2. Aspek emosional
Bermain
mereka dapat menyalurkan emosi yang terpendam, meluapkan rasa tertekan
atau rasa senang yang mereka rasakan. Lewat bermain, anak akan belajar
cara mengatur dirinya untuk tidak memaksakan kehendaknya, beradaptasi,
menjalankan kesepakatan bersama temannya, sportif, jujur, dan tidak
mudah menyerah ketika mengalami kesulitan.
3. Aspek kognitif
Dalam permainan, anak secara tak langsung akan dituntut untuk berpikir
menentukan strategi yang jitu agar bisa memenangkan permainan, fokus
pada apa yang dilakukan, mencari solusi ketika ada masalah yang muncul,
mengorganisir teman-teman agar tercipta team-work yang solid, menghubungkan pengalaman masa lalu dengan tindakannya di masa sekarang.
4.Bahasa
Bermain ternyata juga berfungsi untuk menambah perbendaharaan kosa kata
anak. Saat bermain pun, anak-anak dapat saling berbagi pengetahuan yang
mereka miliki. Dengan kata lain, bermain memiliki manfaat jangka
panjang bagi anak, yaitu mengasah executive function.
Jadi,
jangan larang anak bermain. Sebagai orangtua sebaiknya, Anda harus
mengajarkan mereka bagaimana cara membagi waktu yang tepat antara
bermain dengan belajar.
http://female.kompas.com
No comments:
Post a Comment