Bagi anak-anak apalagi remaja, hal-hal yang berbau seksual bisa saja
menarik perhatian. Nah, di sinilah peran orang tua dibutuhkan untuk
menjadi sarana informasi bagi anak-anak ketimbang mereka mencari
informasi sendiri dari majalah, internet, atau teman. Lalu, bagaimana
cara orang tua memberi pendidikan seks tersebut?
"Pendidikan seks
yang diberikan tidak hanya mencakup fakta-fakta fisiologis tentang seks
tapi juga menyangkut moral dan etika," kata dosen senior di bidang
kesehatan dan pendidikan di Deakin University, dr Debbie Ollis.
Dikatakan
dr Ollis, daripada selalu mengaitkan pendidikan seks dengan pencegahan
penyakit, kehamilan, atau kekerasan seksual, dengan menambahkan unsur
moral dan etika dapat menanamkan rasa tanggung jawab pada remaja di
balik pemahaman mereka bahwa seksualitas adalah hal yang normal.
Caranya,
percakapan tentang sistem reproduksi bisa dimulai saat anak duduk di
bangku pra-sekolah yakni dengan memberi tahu beberapa bagian tubuh
seperti penis, vulva, dan vagina. Selain itu, dr Ollis juga
merekomendasikan supaya orang tua tak segan-segan mengawali pembicaraan
tentang masalah seksual, terutama di waktu senggang dan sedang bersantai
dengan keluarga.
"Saya tidak berbicara tentang mengajari anak
praktik seksual, tapi berbicara tentang persahabatan dan pemahaman anak
tentang tubuhnya sehingga mereka bisa bertanggung jawab dan melindungi
organ seksualnya," papar dr Ollis.
Orang tua juga diharap tidak
menghakimi dan amat terkejut ketika mereka menemukan fakta jika sang
anak sudah mengenal lebih dulu bahasan tentang seksualitas. Sehingga, dr
Ollis menyebutnya anggaplah Anda sedang membacakan cerita pada anak
atau memberi arahan ketika menonton tv bersama.
Setelah itu,
usahakan mendorong anak untuk bertanya agar tak ada lagi hal-hal yang
masih membuatnya penasaran. Dengan begini, diharapkan remaja lebih mampu
memahami apa yang mereka lihat di media dan lingkungan sekitar serta
membuat keputusan tepat seputar isu-isu seksualitas.
"Mereka juga
bisa membuat pilihan terkait kontrasepsi saat menikah, lebih bijak
dalam menanggapi isu-isu seksual terutama isu-isu yang sering beredar di
sosial media dan dialami anak muda yaitu hal-hal terkait pornografi,"
imbuh dr Ollis.
http://health.detik.com
No comments:
Post a Comment