Ketika kita menghindari rasa kecewa dan masa-masa sulit hanya untuk
melupakan masalah dan amarah, sebenarnya di saat itu kita berusaha
melumpuhkan kebahagiaan yang akan kita raih. Ini disimpulkan oleh
profesor di University of Houston, Brene Brown, baru-baru ini.
Selain itu, ada delapan hal lainnya yang diprediksi menjadi penyebab kenapa seseorang belum sepenuhnya merasa bahagia.
1. Terlalu berambisi untuk meraih sesuatu
Ketika
Anda terlalu berambisi untuk meraih sesuatu, di saat yang sama Anda
sedang menyiapkan diri untuk menjauh dari rasa bahagia. Menurut sebuah
riset yang pernah diakukan University of Denver, proses menuju momen
bahagia itu sendiri yang sebenarnya harus dinikmati. Disebutkan juga,
mereka yang mendorong dirinya mencapai sesuatu agar bisa bahagia pada
dasarnya akan merasa kesepiaan dan kemudian lelah sendiri. Tekanan dan
beban ini bisa juga berpotensi menyebabkan stres dan lebih jauh
menganggu kesehatan.
2. Menekan rasa sakit
Menangis pada dasarnya
adalah respons emosional terhadap apa yang ada di sekitar, entah itu
baik atau buruk. Ketika Anda mencoba menahan diri untuk tidak menangis,
sering kali Anda kelelahan baik secara mental juga fisik. Cobalah
melihat sisi positifnya. Tak ada yang salah dengan meluapkan rasa sesak
di dada.
3. Meluapkannya berlebihan
Rasa bahgaia itu
memang pada dasarnya dibagi-bagi dan diberi tahu ke orang lain. Namun,
ternyata dengan banyaknya media sosial yang ada saat ini, sebut saja
seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan lainnya, justru banyak
orang menjadi berlebihan dalam membagi apa yang dirasakannya. Pada
akhirnya ini justru membuat rasa bahagia itu sendiri menipis dan hilang.
4. Terlalu sibuk dengan ponsel
Berapa kali dalam sehari Anda melihat telepon seluler atau smartphone
Anda? Melihat status orang lain di Facebook dan sejenisnya? Terhubung
dengan dunia luar dan orang lain memang salah satu kunci kebahagiaan,
tetapi terlalu sering mengakses ponsel dan media sosial justru akan
berdampak sebaliknya. Terlalu sering dan aktif di media sosial akan
membuat pikiran positif berkurang dan menambah beban pikiran. Apalagi
jika teman-teman Anda terlalu sering mem-posting hal-hal negatif.
5. Mencoba sempurna
Anda mencoba meraih semua hal
dan menuntaskannya dengan baik, dari mulai pekerjaan, sekolah, mengurus
anak, bersosialisasi, dan sebagainya. Bagaimanapun Anda tidak akan bisa
memenuhi semuanya dalam satu hari. Kadang bisa jadi Anda terlalu
memaksakan diri.
6. Enggan melihat pengalaman di masa lalu
Sesekali
cobalah bernostalgia dan melihat pengalaman di masa silam. Nostalgia
dan emosi yang hadir dengan merefleksi apa yang terjadi di masa lalu
akan menimbulkan rasa bahagia tersendiri. Ada rasa hangat yang menjalar
di dalam diri lewat memori menyenangkan itu.
7. Aktif bergerak
Menerapkan gaya gidup sehat,
dalam hal ini mental dan fisik termasuk berolahraga yang rutin adalah
kunci kebahagiaan. Namun, sayangnya jarang dipraktikkan. Jika selama ini
Anda merasa belum berbahagia, mungkin praktik olahraga dan bergerak
aktif ini masih kurang. Jika perlu konsumsi vitamin dan suplemen untuk
menjadikannya lebih baik.
8. Tidak mau menerima perubahan
Mungkin apa yang
Anda jalani sekarang sudah nyaman, pekerjaan bagus, keluarga sempurna,
dan tidak ada yang salah. Namun jangan enggan melakukan perubahan.
Ketakutan akan rasa kehilangan zona nyaman dan lainnya akan membuat Anda
menjauh dari bahagia.
9. Rileks dan berpikir lebih tenang
Sesekali
cobalah meditasi dan menenangkan pikiran. Di agenda yang terlalu sibuk
dan seakan tak ada habisnya, cobalah sempatkan diri minimal lima menit
untuk bermeditasi. Kosongkan pikiran dan tenangkan hati. Ini akan
menurunkan level stres dan menghadirkan rasa bahagia yang hanya Anda
yang tahu rasanya.
http://female.kompas.com/
No comments:
Post a Comment