Anak tunggal umumnya mendapatkan perhatian ekstra dari orang tuanya.
Alhasil, tak sedikit anak tunggal tumbuh dewasa menjadi manja dan
memiliki perilaku yang kurang menyenangkan.
Sebagai orang tua, tentunya Anda menginginkan si kecil tumbuh menjadi
pribadi yang mandiri dan menyenangkan, baik untuk dirinya sendiri, juga
bagi lingkungan sosialnya. Dengan demikian, simak uraian mengenai pola
asuh membesarkan si anak tunggal, seperti dikutip Boldsky.
1. Terapkan aturan
Untuk menghindari kebiasaan memanjakan anak tunggal, maka orang tua
perlu membuat peraturan pada anak. Orang tua harus berani tegas
mengatakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Seiring dengan
itu, jangan pernah lelah untuk memberikan pemahaman dan pengertian
mengenai manfaat baik dari aturan yang Anda terapkan pada si kecil.
Tujuannya, agar anak menjalani aturan tanpa paksaan dan tekanan.
2.Turuti peraturanMenaati
peraturan tak semudah menciptakannya. Namun, sebagai orangtua yang
ingin anak tunggalnya tumbuh menjadi sosok yang mandiri, maka Anda
sendiri juga harus memberikan contoh positif pada si kecil, dengan cara
menaati peraturan yang Anda terapkan padanya. Melihat Anda menuruti
aturan, anak pun secara alamiah akan mengikuti sikap Anda tersebut.
3.Bijak menuruti keinginan anak
Salah satu “ujian” terberat orangtua dengan anak tunggal adalah saat si
kecil merajuk minta dibelikan sesuatu. Jika terjadi hal yang demikian,
beri waktu pada diri Anda untuk mempertimbangkan keinginannya tersebut.
Selama sesuai dengan kebutuhan akademisnya, turutilah. Namun, jika
sebaliknya, Anda harus menahan diri. Ingat saja, boros di waktu sekarang
bisa membuahkan kesulitan di masa depan.
4.Tanggung jawab
Berikan tanggung jawab pada anak sebagai upaya pendewasaan diri.
Mulailah dengan hal mudah seperti membantu Anda di dapur, merapikan
kamar dan lemari bajunya, atau merawat hewan peliharaan. Ketika si kecil
berhasil menyelesaikan seluruh tugas serta tanggung jawabnya tersebut,
Anda jangan lupa mengucapkan terima kasih. Ini merupakan cara praktis
dalam mengajarkan rasa menghargai dan pentingnya memberikan apresiasi
pada lingkungan sekitar.
5.Dukungan emosional
Menjadi anak tunggal bukanlah hal mudah, tumbuh tanpa saudara kandung
untuk berbagi cerita dan tawa, acap kali menimbulkan rasa kesepian pada
sang buah hati. Namun, Anda bisa mencegahnya dengan cara menjadi
orangtua sekaligus sahabat untuk si kecil. Tentu saja dengan cara yang
bijak, supaya anak tidak manja dan terlalu bergantung pada orangtua.
http://female.kompas.com
Wednesday, July 9, 2014
Orangtua Jangan Selalu Merasa Lebih Pintar dari Anak
Saat berkomunikasi dengan anak, banyak orangtua yang berpikiran lebih
pintar, lebih jago, dan lebih segalanya daripada anak. Mengapa
komunikasi merasa lebih pintar itu tidak tepat? Sebab, anak merasa
seolah-olah digurui, tidak dihargai, dipermalukan dan direndahkan oleh
orangtua.
Misalnya dengan membandingkan anak-anak kita dengan kita dulu. Tugas kita adalah selalu membimbing dan mengarahkan mereka agar tidak salah jalan dan tetap berpegang pada nilai-nilai moral.
Selain itu, ada bentuk komunikasi lain yang perlu dihindari orangtua, itu adalah:
* Hindari perkataan kasar
Menghindari perkataan kasar yang membuat emosi jadi tidak terkendali. Perhatikan intonasi suara. Aturlah nada suara agar tetap teratur, lembut dan tenang. Apabila anak mulai menjengkelkan usahakan tetap tenang dan jangan terpancing emosi, apalagi memukul karena kekerasan hanya akan menimbulkan masalah baru.
* Lihat situasi saat berdiskusi
Hindari mendiskusikan masalah dengan anak saat anak sedang lelah atau rewel. Orangtua sebaiknya mengetahui suasana hati dan jalan pikiran anak-anaknya.
* Jangan bandingkan dengan pola lama
Orangtua hendaknya tidak bersikap otoriter dan memakai “kacamata kuda” dengan pola tradisi lama di mana kita takut untuk mengungkapkan pandapat, terutama kepada orang tua karena anak-anak saat ini sudah mulai lebih memiliki kreativitas, penuh daya cipta, penuh argumentasi, punya cara pandang yang luas.
http://female.kompas.com
Misalnya dengan membandingkan anak-anak kita dengan kita dulu. Tugas kita adalah selalu membimbing dan mengarahkan mereka agar tidak salah jalan dan tetap berpegang pada nilai-nilai moral.
Selain itu, ada bentuk komunikasi lain yang perlu dihindari orangtua, itu adalah:
* Hindari perkataan kasar
Menghindari perkataan kasar yang membuat emosi jadi tidak terkendali. Perhatikan intonasi suara. Aturlah nada suara agar tetap teratur, lembut dan tenang. Apabila anak mulai menjengkelkan usahakan tetap tenang dan jangan terpancing emosi, apalagi memukul karena kekerasan hanya akan menimbulkan masalah baru.
* Lihat situasi saat berdiskusi
Hindari mendiskusikan masalah dengan anak saat anak sedang lelah atau rewel. Orangtua sebaiknya mengetahui suasana hati dan jalan pikiran anak-anaknya.
* Jangan bandingkan dengan pola lama
Orangtua hendaknya tidak bersikap otoriter dan memakai “kacamata kuda” dengan pola tradisi lama di mana kita takut untuk mengungkapkan pandapat, terutama kepada orang tua karena anak-anak saat ini sudah mulai lebih memiliki kreativitas, penuh daya cipta, penuh argumentasi, punya cara pandang yang luas.
http://female.kompas.com
Subscribe to:
Posts (Atom)