Senang ya, jika melihat anak kecil bersikap sangat sopan dengan orang di sekitarnya. Sudahkah anak Anda melakukannya?
Saling menghormati merupakan salah satu kunci hidup harmonis antar
sesama. Mengajarkan hal ini pada anak bukanlah hal mudah. Jangan sampai
anak memaknai kata “hormat” sebagai sesuatu yang menakutkan atau hanya
berlaku jika berhadapan dengan orang yang lebih tua.
Berikut beberapa strategi untuk membantu anak-anak mengembangkan rasa hormat yang lebih besar terhadap orang lain.
Jadilah contohAnak-anak merupakan peniru ulung.
Mereka bisa dengan cepat meniru sikap dan perilaku Anda. Jika Anda ingin
memberikannya contoh bagaimana menghormati sesama, hal pertama yang
harus Anda lakukan adalah dengan selalu bersikap dan berbicara kepada
anak dan orang lain dengan cara hormat.
Misalnya ketika anak ingin mendiskusikan perasaannya (curhat). Cobalah mendengarkan dengan penuh perhatian.
Amati perilaku anak
Apakah ia sudah melakukan hal yang benar sesuai dengan yang Anda
ajarkan. Jangan sampai ia berpikir bahwa hal ini hanya bersifat
sementara. Katakan dengan tegas kalau itu berlaku seumur hidup.
Buat aturanAda tiga kata kunci yang harus
diucapkan anak dalam pelajaran menghormati orang lain ini. Yaitu,
meminta “minta maaf” segera setelah melakukan kesalahan, mengucapkan
“terima kasih” meski itu untuk sebuah pertolongan kecil, dan “tolong”
ketika meminta bantuan kepada orang lain.
Aturan lainnya seperti tidak berkata kasar, mendengarkan dengan
seksama lawan bicara (tidak sambil membaca buku main games, atau
menonton televisi), tidak menyela saat orang lain sedang bicara,
mengucapkan salam saat bertemu/berpisah.
Jika aturan dilanggar:
- Ajak anak diskusi. Ketika anak berkata sarkastik, minta ia
memikirkan cara-cara yang lebih terhormat untuk mengkomunikasikan
pikiran atau perasaannya.
- Dorong empati. Ajak anak membayangkan jika ia yang mendapatkan perlakuan tidak hormat dari orang lain.
Tips
- Jadilah konsisten ketika mengajar anak-anak berperilaku hormat.
- Beberapa anak mungkin butuh lebih banyak waktu untuk belajar bagaimana berperilaku hormat. Maka dari itu, bersabarlah... (Ester Sondang)
http://female.kompas.com/
Friday, August 22, 2014
Monday, August 4, 2014
Risiko Impoten pada Pria Pecandu Ponsel
Terlalu "lengket" dengan gadget
memang bisa membuat kesempatan kita untuk berinteraksi secara langsung
dengan orang di sekitar menjadi berkurang. Tetapi keakraban dengan gadget ternyata juga bisa merusak kehidupan seksual.
Sebuah studi teranyar menemukan, pria yang memegang ponselnya lebih dari 4 jam setiap hari lebih rentan mengalami impotensi dibanding mereka yang membatasi memegang gadgetnya kurang dari 2 jam setiap hari.
Penelitian ini dilakukan terhadap 20 pria yang mengalami gangguan ereksi selama 6 bulan penelitian. Mereka juga melibatkan 10 pria sehat yang tidak ada masalah dengan ereksinya. Setiap orang diminta mengisi tes tentang fungsi ereksi dan juga kebiasaan mereka memakai ponsel.
Secara umum memang tidak ada perbedaan nyata pada kedua kelompok itu. Mereka juga memiliki kadar testosteron yang hampir sama, demikian pula dengan durasi waktu mereka menggunakan gadget.
Perbedaan jelas terlihat pada waktu mereka menyimpan ponsel di kantong baju atau celana, atau pun menggenggamnya.
Pria yang sebelumnya diketahui mengalami kesulitan ereksi ternyata membawa ponsel mereka lebih lama dibanding pria dari kelompok B atau pria yang sehat. Jumlahnya cukup berbeda, 4 jam dibanding 1,8 jam.
"Total waktu ketika menggenggam ponsel lebih berpengaruh dibanding dengan yang jarang memakai ponsel," kata peneliti.
Studi lain mengenai penggunaan ponsel dan tingkat kesuburan juga banyak dilakukan. Salah satunya menyebutkan, makin sering pria menggunakan ponselnya, makin buruk kualitas dan jumlah sperma mereka.
http://health.kompas.com
Sebuah studi teranyar menemukan, pria yang memegang ponselnya lebih dari 4 jam setiap hari lebih rentan mengalami impotensi dibanding mereka yang membatasi memegang gadgetnya kurang dari 2 jam setiap hari.
Penelitian ini dilakukan terhadap 20 pria yang mengalami gangguan ereksi selama 6 bulan penelitian. Mereka juga melibatkan 10 pria sehat yang tidak ada masalah dengan ereksinya. Setiap orang diminta mengisi tes tentang fungsi ereksi dan juga kebiasaan mereka memakai ponsel.
Secara umum memang tidak ada perbedaan nyata pada kedua kelompok itu. Mereka juga memiliki kadar testosteron yang hampir sama, demikian pula dengan durasi waktu mereka menggunakan gadget.
Perbedaan jelas terlihat pada waktu mereka menyimpan ponsel di kantong baju atau celana, atau pun menggenggamnya.
Pria yang sebelumnya diketahui mengalami kesulitan ereksi ternyata membawa ponsel mereka lebih lama dibanding pria dari kelompok B atau pria yang sehat. Jumlahnya cukup berbeda, 4 jam dibanding 1,8 jam.
"Total waktu ketika menggenggam ponsel lebih berpengaruh dibanding dengan yang jarang memakai ponsel," kata peneliti.
Studi lain mengenai penggunaan ponsel dan tingkat kesuburan juga banyak dilakukan. Salah satunya menyebutkan, makin sering pria menggunakan ponselnya, makin buruk kualitas dan jumlah sperma mereka.
http://health.kompas.com
Jangan Tidur Dekat Ponsel
Pernahkah Anda ngobrol dengan teman di grup chatt
atau dengan kekasih sampai dini hari? Atau Anda punya kebiasaan
meletakkan ponsel di dekat bantal agar bisa cepat mengeceknya jika ada
pesan masuk? Anda tak sendiri. Menurut survei, 44 persen pemilik ponsel
tidur di dekat ponsel mereka.
Meski Anda beralasan tak bisa jauh-jauh dari ponsel sepanjang hari, tetapi saat tidur sebaiknya simpan ponsel atau gadget jauh dari tempat tidur. Ketahui apa saja bahaya kesehatan jika kita tidur bersama ponsel.
- Risiko terbakar
Sudah cukup sering terjadi kasus ponsel pintar meledak dan terbakar di tempat tidur. Sejauh ini diduga penyebabnya adalah pemakaian baterai yang tidak sesuai dengan spesifikasi ponsel. Oleh karena itu, sebaiknya kita memilih aksesoris ponsel yang asli dan menjauhkan ponsel dari tempat tidur di malam hari.
- Mengganggu tidur
Ponsel, tablet, TV, dan berbagai perangkat gadget yang menggunakan layar LED akan mengeluarkan cahaya biru. Sinar ini diketahui akan menghambat produksi hormon melatonin yang kita butuhkan agar bisa mengantuk. Terganggunya produksi melatonin juga akan merusak jam biologis tubuh.
- Bahaya radiasi
Memang belum ada riset yang membuktikan penggunan ponsel akan menyebabkan kanker. Tetapi secara umum ponsel dan gadget lain mengeluarkan radiasi elektromagnetik dalam dosis rendah. Jumlah yang sama juga dikeluarkan oleh microwave dan alat rontgen.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan radiasi tersebut bisa bersifat karsinogen pada manusia, terutama pada anak-anak. Itu sebabnya, jika Anda masih memiliki anak kecil, jauhkan perangkat gadget dari kamar tidur.
http://health.kompas.com
Meski Anda beralasan tak bisa jauh-jauh dari ponsel sepanjang hari, tetapi saat tidur sebaiknya simpan ponsel atau gadget jauh dari tempat tidur. Ketahui apa saja bahaya kesehatan jika kita tidur bersama ponsel.
- Risiko terbakar
Sudah cukup sering terjadi kasus ponsel pintar meledak dan terbakar di tempat tidur. Sejauh ini diduga penyebabnya adalah pemakaian baterai yang tidak sesuai dengan spesifikasi ponsel. Oleh karena itu, sebaiknya kita memilih aksesoris ponsel yang asli dan menjauhkan ponsel dari tempat tidur di malam hari.
- Mengganggu tidur
Ponsel, tablet, TV, dan berbagai perangkat gadget yang menggunakan layar LED akan mengeluarkan cahaya biru. Sinar ini diketahui akan menghambat produksi hormon melatonin yang kita butuhkan agar bisa mengantuk. Terganggunya produksi melatonin juga akan merusak jam biologis tubuh.
- Bahaya radiasi
Memang belum ada riset yang membuktikan penggunan ponsel akan menyebabkan kanker. Tetapi secara umum ponsel dan gadget lain mengeluarkan radiasi elektromagnetik dalam dosis rendah. Jumlah yang sama juga dikeluarkan oleh microwave dan alat rontgen.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan radiasi tersebut bisa bersifat karsinogen pada manusia, terutama pada anak-anak. Itu sebabnya, jika Anda masih memiliki anak kecil, jauhkan perangkat gadget dari kamar tidur.
http://health.kompas.com
Subscribe to:
Posts (Atom)